Bab 28 "Memulai hari dengan mood yang bagus"

734 184 12
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini Araya memakai dres merah maroon yang panjangnya beberapa senti di atas lutut, dan flat shoes berwarna hitam untuk melengkapi penampilannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini Araya memakai dres merah maroon yang panjangnya beberapa senti di atas lutut, dan flat shoes berwarna hitam untuk melengkapi penampilannya.

Araya menatap wajahnya di kaca, "Gue kuncir atau gerai aja ya..." Tapi setelah di lihat-lihat, sayang sekali kalau rambut panjangnya yang sudah di blow harus di kuncir. Maka Araya putuskan untuk memakai bando dengan hiasan mutiara-mutiara putih di kepalanya.

Araya sampai di kantor dengan senyum lebar, penampilannya hari ini sangat mempengaruhi mood-nya. Rasanya Araya ingin menyapa siapa saja yang lewat di depan mukanya.

"Selamat pagi Mbak Araya, cerah banget mukanya." Sapa Pak Surya--security yang berjaga di Pos.

"Pagi Pak!"

Padahal biasanya dia hanya sekedar menampilkan senyum karir dan berlalu pergi karena terlalu malas untuk sekedar basa-basi.

"Wow!" Seru Mbak Dian heboh saat Araya datang. Mbak Dian pura-pura menghalau cahaya yang mengganggu penglihatannya, "Silau banget, Ra."

Mendengar itu, Araya langsung memegang meja kerjanya dengan ekspresi takut yang di buat-buat. "Tahan gue Mbak, bentar lagi mau terbang nih."

"Vibes lo langsung berubah, Ra. Sekarang keliatan kalem kayak orang bener." Tambah Ebra yang ikut memperhatikan penampilan raya.

Araya langsung mendelik, "Emang biasanya gue kayak orang gak bener?!"

"Maksud gue bukan gitu, wahai Hamba Allah. Gue cuma kaget aja, tumben-tumbenan lo ke kantor pake dres, pake bando juga. Niat banget lo hari ini nebar umpan." Jelas Ebra.

"Kali ini, Om-Om mana lagi yang mau lo pepet?" Tara ikut menimpali.

"Heran banget gue sama manusia-manusia laknat ini, cantik dikit langsung di fitnah." Araya mengibaskan rambutnya ke belakang dengan slay, "Emang susah sih jadi orang cantik."

Araya yang baru saja mendaratkan pantatnya di kursi terperanjat saat tiba-tiba Mbak Dian menggeser kursinya mendekat.

Mbak Dian mengendus Araya seperti anjing pelacak lalu menatapnya dengan tatapan menyelidik, "Gue mencium bau-bau orang kasmaran. Balikan ya lo?" Tebaknya langsung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Move fucking on!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang