Bab 23 "Cobaan yang harus di cobain"

1.1K 188 14
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Araya merasakan pasokan udara di sekelilingnya berkurang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Araya merasakan pasokan udara di sekelilingnya berkurang. Walaupun mulai mabuk, Araya masih ingat betul bagaimana dia di seret keluar dari tempat terkutuk itu hingga dia yang kesusahan menyamakan langkah kaki dengan orang di depannya. Araya bahkan beberapa kali memaki entah kepada siapa karena kakinya yang sakit di paksa setengah berlari dengan heels setinggi 7 senti.

"Seru main-main di dalam?"

Araya mendengus pelan, kesal tapi juga tidak berani menatap mata itu. "Seru banget." Jawab Araya pelan, niatnya hanya bicara di dalam hati ternyata kata-kata itu justru keluar dengan lancangnya.

"Hampir di grepe-grepe sama orang asing, itu seru ya buat lo?" Melihat Araya yang diam saja, Sada menyilangkan tangannya di dada. Menatap perempuan itu tajam. "Jawab, jangan cuma diem aja. Punya mulut kan?"

Terlalu di cecar membuat Araya tertekan dan tidak tahan. Dengan sisa-sisa keberaniannya, Araya akhirnya menatap Sada. "Kenapa sih marah-marah mulu? Gue capek, ngantuk, tapi kaki gue juga sakit gara-gara lo." Ujar Araya dengan nada paling menyedihkan, seperti anak kecil yang tengah merajuk. Araya juga mulai merasa melayang--hampir terbang kalau Sada tidak cepat-cepat menahannya.

Ya, Araya tidak sadarkan diri di dada Sada.

Sada menatap wajah perempuan itu yang hanya berjarak beberapa senti, lalu dia hembuskan napasnya kasar.

Sada membuka pintu penumpang lalu memasukkan Araya dengan hati-hati, saat tengah memasangkan seat belt tiba-tiba kepala perempuan itu miring ke kiri tepat menghadap ke arahnya. Untuk sesaat, Sada menahan napas. Setan di kepalanya mulai berisik, beruntung panggilan masuk dari Bian menyadarkannya.

Apa ini yang di sebut ikatan batin antara adik dan kakak?

"Sekali lagi lo biarin Araya ke Club, abis lo sama gue." Ujar Sada tanpa basa-basi.

"Woy, kalem dong! Selama dia perginya sama dua temennya itu, lo gak perlu khawatir. Gue juga selalu nyusulin buat mantau kok!"

Sada menegakkan tubuhnya lalu menutup pintu mobilnya sepelan mungkin, "Buktinya tadi dia hampir di grepe-grepe, Biantara!" Sada berusaha menekankan kata-katanya, rahangnya mengeras menahan emosi. "Gue gak peduli sekalipun lo kakaknya, kalo sampe Araya kenapa-napa, lo orang pertama yang bakalan gue cari."

Move fucking on!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang