Sada menyenderkan punggungnya ke sofa, menatap langit-langit ruangan kerja Bian dengan pikiran menerawang.
Araya...
Perempuan itu selalu menarik perhatian Sada, sekeras apapun Sada mengelak dan berusaha acuh, matanya akan selalu tertuju pada Araya. Mereka hanya dua orang asing yang pernah saling memiliki di masa lalu, berakhirnya hubungan mereka juga tidak bisa di bilang baik-baik saja 'versi' Sada, karena meskipun tidak selingkuh, tidak menyakiti secara fisik tapi Sada tahu betul... dia sudah menyakiti Araya.
Memangnya siapa sih, yang akan baik-baik aja kalau harus putus padahal masih saling sayang?
Sada juga menyadari jarak yang perempuan itu bangun di antara mereka. Sebenci itukah Araya padanya?
Kalau ada yang bertanya bagaimana kesan pertama Sada pada Araya, bagaimana dulu perempuan itu bisa membuat Sada jatuh sejatuh-jatuhnya, maka Sada cuma bisa menjawab... karena dia Araya Qiana Hanani.
Sada tidak ingin membanding-bandingkan kepribadian setiap perempuan tapi Araya yang percaya diri, mencintai dirinya sendiri, tahu apa yang dia mau dan pintar menempatkan dirinya di manapun dia berada adalah nilai plus yang di miliki oleh perempuan itu. Ya bisa di bilang, itu faktor utama yang membuat Sada tertarik pada Araya. Diam-diam memperhatikannya di Kampus, melihatnya yang selalu menebarkan energi positif pada orang sekitarnya, bahkan Sada bisa menebak dalam sekali lihat bagaimana suasana hati Araya hari itu. Araya orang yang sangat ekspresif, ketika dia marah, kesal, senang, sedih, semua tergambar jelas.
Dari mulai memperhatikannya diam-diam hingga akhirnya Sada memberanikan diri untuk mendekati perempuan itu, Sada merasa memiliki Araya di dalam hidupnya adalah hal yang sangat dia syukuri sampai detik ini.
Meski akhirnya hubungan keduanya berakhir, bukan berarti perasaannya pada Araya juga hilang. Keputusannya untuk mengakhiri hubungan mereka dulu adalah keputusan yang sangat berat namun harus tetap Sada ambil untuk meminimalisir kemungkinan terburuk lainnya yang bisa saja terjadi karena LDR. Oke Sada akui, itu memang ketakutannya. Ketakutannya yang tidak bisa berada di sisi Araya ketika perempuan itu membutuhkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Move fucking on!
Roman d'amourPilih mana, mendingan putus baik-baik atau putus karena di selingkuhin? Kalo menurut Araya, "Mendingan putus karena di selingkuhin biar bisa gue anjing-anjingin untuk mempercepat proses move on gue." Bukan tanpa alasan Araya bilang begitu, masalahny...