Bab 27 "Boleh sayang-sayangan lagi gak sih?"

941 179 10
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mobil Sada sudah terparkir lebih dari sepuluh menit di depan gerbang Rumah Araya, keduanya masih tidak ada tanda-tanda untuk berpisah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mobil Sada sudah terparkir lebih dari sepuluh menit di depan gerbang Rumah Araya, keduanya masih tidak ada tanda-tanda untuk berpisah. Araya yang enggan turun dan Sada yang berat hati berpisah dengan perempuan yang baru satu jam yang lalu itu resmi kembali menjadi pacarnya.

Sada menggenggam tangan Araya, "Kok berat banget ya biarin kamu pulang."

Mendengar itu, Araya mendengus. "Gak usah lebay. Lagian, aku tau banget kamu gimana ya. Paling juga pagi-pagi kamu udah disini lagi."

Tuduhan itu membuat Sada terkekeh geli, lalu dia menatap Araya. Tatapannya dalam, siapapun bisa melihat bagaimana Sada begitu mengagumi Araya hanya dengan melihat matanya.

"Ini kita beneran udah balikan?"

"Menurut kamu?"

Sada menyelipkan helaian rambut Araya yang hampir menyentuh matanya ke belakang telinga, "Aku takut kalo ini semua cuma mimpi. Berkali-kali aku mimpiin kamu yang balik lagi ke aku, tapi pas bangun dan aku sadar itu cuma mimpi... rasanya kosong banget." Sada kembali genggam tangan Araya, "Aku lama banget ya, ngajak kamu pulangnya?"

Araya mengangguk, "Kemana aja kamu selama itu? Kenapa kamu biarin aku harus ketemu sama monyet dulu baru kamu ajak pulang?"

Sada terkekeh pelan, "Selama kita masih berjarak, aku nggak tau harus janjiin apa ke kamu kalau aku temuin kamu saat itu juga." Sada mengusap pipi Araya dengan sayang, "Jangan khawatir, gak pernah ada satu pun perempuan yang berhasil masuk ke Rumah kamu."

Araya melepaskan genggaman tangan mereka untuk memainkan jari-jari panjang Sada, "Kamu nggak pernah coba sama yang lain?"

"Pernah."

Jawaban itu membuat Araya sontak menatap Sada.

"Tapi gak pernah berhasil. Entah karena belum jodoh aja, atau memang karena sejak awal aku berusaha mencari kamu di mereka."

Araya sontak menggeplak punggung tangan Sada, "Jahat banget."

"Coba yang aku maksud ini, masih dalam konteks pertemanan bukan mengarah ke pedekate atau hubungan yang lebih intens lainnya. Beda lagi ya kalo dari awal mereka yang tertarik duluan dan akhirnya menaruh harapan, itu udah di luar kuasaku."

Move fucking on!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang