Episode 19

283 36 5
                                    

AUTHOR POINT OF VIEW

Raden datang disaat yang kurang baik, tepatnya saat dia datang ke rumah Fahri ingin menebus semua kesalahan dan memperbaiki semua hubungan. Namun, Raden nggak bakal mengira kalau ada orang lain di rumah Fahri, bahkan dia baru keluar dari kamar mandi menggunakan handuk saja.

Fahri menatap Raden kemudian melihat ke Raka, Fahri tau apa yang dipirkan Raden kali ini. “Kamu nggak bilang mau ke sini Mas.” Ujar Fahri.

“Kenapa harus bilang? Takut ketahuan?” Fahri memicingkan matanya, pasti Raden memikirkan hal lain.

“Mas, udah aku bilang aku nggak ada hubungan apa-apa sama Raka!” Fahri meninggikan suaranya, dia sudah lelah dengan semua tuduhan Raden terhadapnya.

Raden tertawa, dia merasa bodoh sekarang. “Terus dia ngapain di sini hah? NGAPAIN?” Raden sudah tak bisa menahan rasa marahnya, dia menendang meja yang sudah tertata rapi.

Raka yang melihat situasinya nggak nyaman, dia akhirnya mau klarifikasi. “Gue numpang mandi doang di sini, lo santai aja.”

“Numpang mandi?” Raden menatap Fahri yang masih diam, “LO PIKIR GUE GOBLOK?”

Fahri mengusap wajahnya, dia benar-benar terlihat lelah. “Mas, kamu nggak tau apa yang terjadi kemarin.”

Raden kembali tersenyum miring. “Aku nggak perlu tau. Mau kamu jelasinpun aku tau kamu ngapain. Dibayar berapa kamu sama dia?”

Seketika Fahri menatap kedua matanya Raden, sesuatu yang tidak disukai Fahri keluar begitu saja dari bibirnya Raden. Raden kembali tersenyum, dia meremehkan Fahri. “Jelas kan sekarang kamu nggak bisa menyangkal, aku kira kamu orang baik-baik, ternyata selama ini kamu jual diri.”

Satu tamparan mengenai wajahnya Raden, tangan Fahri reflek menampar wajah Raden. “Asal kamu tau, Raka ke sini bantu aku sama Rehan kemarin waktu rumahku mau dirampok. Aku nelfom kamu tapi kamu nggak peduli. Kalau nggak ada Raka, aku nggak tau gimana nasib aku sama Rehan. Seharian kami nunggu Rehan sadar dan kamu dengan gampangnya nuduh aku kayak gitu.”

Raka menahan badanya Fahri yang sekarang mulai melemas, sesenggukan Fahri mulai terdengar. “Aku capek Mas, capek sama semua hal yang aku rasain sekarang. Dari kamu yang jelas-jelas selingkuh sama orang lain, terus kamu seenaknya nuduh aku selingkuh padahal KAMU YANG LAKUIN!”

“Fahri udah.” Ujar Raka.

“Aku mau putus…” belum juga selesai bicara, Fahri merasa suasana sekitarnya memutih, bahkan dia bingung apa yang terjadi.

Raden cuman bisa dengerin sambil sesekali narik nafas, Fahri menangis di depan Raden dan Raka, pikiranya terlalu berat sampai-sampai Fahri pingsan di pelukan Raka. “Fahri? Fahri?” Raka menepuk wajahnya Fahri membuat Raden kini menoleh ke mereka berdua.

“ANJING!” begitu cepat Raka mengangkat tubuhnya Fahri. “MINGGIR BANGSAT!”

Raka membawanya ke dalam mobil, bahkan dia belum menggunakan baju sama sekali. Dibawanya Fahri ke rumah sakit tapi jalan raya terlihat macet, begitu kesal Raka melihat kemacetan ini.

Ia membelokan setir mobilnya, mengarahkan ke jalan lain dimana dia bisa membawa Fahri untuk bisa segera bangun lagi. Raka merupakan orang yang khawatiran, dia tak tau soal dunia medis, untungnya dia mempunyai teman yang selalu menjadi dokter pribadinya.

Raden masih di rumah Fahri, merenungkan kata-kata Fahri yang meminta dirinya putus denganya. Sekali lagi dia menendang kursi. Raden benar-benar emosi. Dia nggak pernah memikirkan hal ini sebelumnya.

Tiba-tiba sekelompok polisi datang ke rumah Fahri menanyakan Fahri tetapi Raden yang menggapinya. “Ada apa Pak? Saya yang bertanggung jawab di sini.” Ujar Raden.

“Atas laporan yang kami terima, permasalahan yang terjadi kemarin akan kami lanjutkan. Dua tersangka sudah kami tangkap dan sudah kami periksa, sebelumnya apa Mas tau atau kenal yang namanya Jaya?”

“Jaya?” tanya Raden lagi.

“Iya Mas, kami menemukan dalang dibalik perampokan berencana ini, Mungkin Masnya tau atau kenal.” Raden sempat memikirkan satu nama yaitu Jaya yang dia kenal.

“Iya saya kenal Pak. Oh iya mohon maaf saya ada keperluan jadi saya harus pergi.” Raden meninggalkan polisi-polisi tersebut, dia melajukan mobilnya menuju salah satu studio yang dia tau.

Sesampainya di studio, dia masuk tanpa permisi, menarik orang yang sedang melakukan pemotretan. “Kamu kenapa sih?” tanya Jaya saat dia ditarik keluar oleh Raden.

Begitu sampai dilorong, Raden mendorong Jaya sampai membentur tembok. “Lo yang nyuruh preman buat ngerampok rumahnya Fahri?” tanya Raden langsung begitu saja.

“Apa sih?”

“JAWAB!”

Jaya masih menatap Raden membuatnya merasa takut. “Aku cuman mau kita bisa berdua terus.”

“Bangsat! Bukan kayak gitu caranya! Lo pikir lo siapa? Asal lo tau, sekali lagi lo nyentuh Fahri jangan harap lo bakal aman.” Raden jalan meninggalkan Jaya yang masih menatap sengit Raden dari belakang.

Raden berhenti sebentar sebelum masuk lift, dia mengatakan sesuatu untuk Jaya. “Gue nggak mau lihat muka lo lagi di depan gue.”

Dilain tempat, Raka sudah memakai baju. Dia terus menemani Fahri yang sedang diperiksa oleh temanya. “Gimana?” tanya Raka.

“Dia kecapean doang, bentar lagi bangun. Ini gue kasih obat biar dia bisa sedikit tenang.” Ujar temanya itu.

Raka mengganggam tanganya Fahri, memandangi wajahnya yang masih terpejam. Raka mendengar jelas gimana tadi Fahri bilang kalau Raden selingkuh. Untuk kedua kalinya Fahri harus merasakan kekecewaan yang sama. Pertama saat dia tau kalau Raka hanya mempermainkanya, kedua saat dia tau kalau Raden selingkuh dengan orang lain.

“Jangan ganggu dulu kalau udah bangun, biarin dia istirahat.” Ujar temenya sebelum pergi keluar kamar milik Raka.

Sekarang, mereka sudah berada di rumah Raka, Kediamanya yang jauh dari hiruk pikuk keramaian kota. Hamparan rumput hijau begitu luas hingga ke danau seberang sana. “Aku nggak bakal ninggalin kamu.” Ujar Raka sekali lagi di samping Fahri.

Raka sudah benar-benar jatuh cinta dengan orang di depanya. Ia menunggu selama ini untuk memantapkan perasaanya dan saat dia tau bahwa Fahri punya orang lain, Raka harus mendapatkanya kembali.

Diciumnya tangan Fahri bahkan terasa dingin membuatnya menarik selimut hingga menutupi tubuhnya Fahri. Raka memejamkan matanya, saat dia hampir tertidur tiba-tiba gerakan jari-jari tangan Fahri membuatnya bangun.

---

RADEN: Sayembara Membagi LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang