4

253 49 1
                                    

Tyrone melupakan satu hal, bahwa dia pernah mengatakan pada Lavella tempat pergi dari kamarnya jika sesuatu yang buruk terjadi dan dia harus melarikan diri. Itu adalah dinding yang seperti pintu, ada di dekat jendelanya dengan dinding yang tampak berbeda dari yang lainnya. Jika kau tahu, mudah menemukannya. Tapi kalau kau tidak tahu maka kau akan mudah melewatinya. Karena Lavella tahu, dan mencarinya, jadi dia menemukannya.

Setelah yakin dia sudah lebih rapi. Gadis itu masuk ke pintu dinding itu dan menutupnya dengan rapat. Menemukan lorong bawah tanah yang terbuat dari batu. Ada api yang sepertinya selalu menyala di sana. Di setiap dindingnya ada obor yang menerangi langkah Lavella yang berjalan tanpa alas kaki. Beberapa batu yang agak menonjol menyakiti kakinya, tapi gadis itu tidak memedulikannya. Dia terus melangkah sampai dia menemukan ujung lorong yang memiliki pintu besi di depannya. Lavella berusaha mendorong pintu itu tidak tidak kunjung bisa menggerakkannya. Dia menatap sekitar, yakin ada sesuatu yang bisa membukanya.

Bukan karena berat Lavella tidak bisa menggerakkannya, melainkan ada kunci yang harus dipakai untuk membukanya. Dan Tyrone bukan orang yang akan membawa kunci ke mana pun hanya untuk mengamankan pintu besi yang jelas tidak akan terlalu dia gunakan. Pria itu bukan orang yang akan melarikan diri dalam pertarungan. Bahkan meski itu pertarungan mati sekali pun. Dia akan menghadapinya dengan gagah berani. Dan negeri Arandelle bukan negeri yang bisa dijajah atau diserang dengan mudah. Sejak berpuluh-puluh tahu silam sejak tiga negeri tertua bertempur, Arandelle keluar sebagai juaranya. Dan dua negeri dipukul mundur hingga sekarang, tidak ada yang berani menyentuh Arandelle.

Jadi sudah pasti lorong ini tidak terlalu digunakan. Meski sering dibersihkan tapi pria itu pasti tidak akan sampai membawa kunci di sakunya. Itu membuat Lavella yakin kalau pasti ada sesuatu yang harusnya bisa dipakai membuka pintu besi itu.

Memandang seluruh tempat, gadis itu mencari sesuatu yang ganjil dalam pandangannya. Lavella pintar dan jago dalam menebak sesuatu yang sulit bagi orang lain. Dia adalah gadis cerdas yang tidak dapat diremehkan kekuatannya. Saat dia menemukan obor yang tidak menyala di saat obor-obor lain kehilangan cahayanya, dia menatap tajam obor itu dan segera meraihnya. Menariknya hendak mengambilnya tapi rupanya obor itu seperti tertanam ke dinding. Tapi saat dia akan melepaskan tangannya, tanpa sengaja dia malah memutar benda itu.

Pintu besi yang tadi tampak sekokoh baja bergerak memperlihatkan dunia luar yang membuat Lavella mendesah dengan lega. Tanpa ragu dia meninggalkan tempat itu. Keluar dengan cahaya matahari yang sudah padam, Lavella menatap sekitar dan menemukan kalau ternyata dia sendiri sudah keluar dari istana. Dia berada di luar istana dengan pasar yang ada di dekatnya.

Menaikkan tudung jubahnya, Lavella bergerak ke arah pasar yang sudah sepi. Melangkah dengan tertatih saat kakinya terasa mati rasa. Seluruh dirinya mati rasa. Dia hampa dan tidak lagi memiliki kehidupan di dalam dirinya. Seolah dia menjadi patung berjalan. Dia memeluk diri dengan erat. Airmatanya jatuh mengenaskan. Bahkan beberapa kali langkahnya membawanya jatuh ke terotoar jalan tapi Lavella tidak berhenti. Dia terus melangkah tanpa tahu ke mana dia harus menuju. Dia ingin pergi ke kediaman Capeland. Ingin melihat ayahnya dan orang-orangnya. Tapi Lavella tahu, saat Tyrone menemukan Lavella tidak ada di kamarnya, tempat pertama yang akan didatangi pria itu adalah kediaman Capeland.

Dia tidak ingin ditemukan dengan mudah oleh pria. Sulit menatap Tyrone saat ini tanpa ingin membunuh pria itu dan mengakhiri segalanya. Dia sungguh membenci Tyrone sampai ke tulang-tulangnya. Bukan karena perbuatan Tyrone pada tubuhnya, melainkan karena mayat-mayat yang bergelimpangan dan Tyrone menjadi penanggung jawabnya.

Dia tahu, dia sangat mengerti, meski kaisar, Tyrone bukan orang yang bisa mengambil keputusan semena-mena. Ada menteri dan beberapa orang dibelakangnya yang harusnya memberikannya dorongan. Yang membuat Tyrone tidak berkutik dan harus mengambil keputusan secepatnya. Segalanya tidak sepenuhnya salah Tyrone, tapi Lavella tidak mengenal orang lainnya. Dia hanya tahu mereka tanpa tahu seperti apa mereka dan bagaimana mereka beranggapan pada keluarga Capeland. Dia hanya tahu dan mengenal Tyrone, tidak salah jadinya dia hanya membenci Tyrone. Dan rasanya juga tidak berlebihan.

Ketikan Lavella sudah akan melewati sebuah gang kecil, seseorang menepuk pundaknya, Lavella sudah akan bergegas melarikan diri tapi suara yang dikenalinya itu menghentikannya.

"Putri Lavella?"

Lavella berbalik dan tidak menyangka akan menemukannya. "Henson?"

"Oh, ini benar-benar kau?"

Lavella tidak menahannya, dia segera berhamburan dan masuk ke pelukan Henson, sahabatnya. "Kau selamat. Kau sungguh selamat." Suara isak tangis itu kencang, Lavella kehilangan ketenangan dirinya. Merasa memiliki tempat bersandar, dia menumpahkan segalanya.

Henson yang umurnya sama dengan Lavella dan ayah mereka yang berteman itu, segera menarik Lavella ke tempat yang lebih terpencil. Mereka tidak boleh ketahuan. Apalagi dengan fakta yang beredar kalau Lavella sudah menjadi istri dari kaisar. Ditemukan memeluk istri kaisar, Henson jelas masih sayang dengan nyawanya sendiri.

Beberapa saat membiarkan Lavella tenggelam dalam dukanya dan tubuh lemasnya, di mana Henson sendiri yang harus menyangga tubuh gadis itu agar tetap berdiri, Lavella akhirnya menemukan ketenangannya dan melepaskan diri dari Henson. Dia merasa bersalah karena tiba-tiba memeluk pria itu.

"Maaf, aku tidak—"

"Hei, jangan mengatakan apa pun selain fakta, apakah kau baik-baik saja?"

Mendengar itu wajah sedih Lavella menghiasinya. Dia bahkan kembali meneteskan airmatanya hingga Henson harus mengusap airmata gadis itu dengan lembut. Dia menepuk pundak Lavella dan menyatakan kalau gadis itu tidak sendiri. Henson ada bersamanya.

Lavella keluar dari kalut dan dukanya, dia menatap sekitar dan tahu mereka ada di tempat yang aman tapi tidak selamanya tempat itu bisa aman. Mengingat kalau Lavella pasti sedang dicari saat ini. Lavella tidak mau membuat Henson berada dalam masalah karena dirinya.

Rebirt The Queen (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang