8

234 40 1
                                    

Lavella kemudian menyadari beberapa pengawal di belakangnya yang membawa obor. Mereka jelas melakukan pencarian besar-besaran untuk menemukan Lavella. Dengan banyak ketegangan yang ada, Lavella dapat menebak semarah apa Tyrone saat orang-orangnya tidak dapat menemukannya.

"Aku meremehkanmu, Istriku," tegur Tyrone dengan nada geli, tapi sama sekali tidak terdengar senang. "Aku harusnya ingat kalau aku pernah menceritakan soal lorong rahasia di kamarku. Tapi kau tenang saja, lorong itu sudah tidak ada lagi. Aku menghancurkannya. Jadi, kau bisa kembali ke kamar kita dengan tenang."

Lavella memandang pria itu penuh kebencian. "Turunkan aku! Aku bisa jalan sendiri."

"Dengan kaki itu? Kurasa tidak, Istriku."

Lavella memandang kakinya sendiri sejenak. Menemukan banyak luka di sana yang tidak disadarinya. Tapi dia lebih suka menggoreskan lebih banyak luka di kakinya dari pada membiarkan pria itu menggendongnya. Jadi dia terus melawan meminta diturunkan. Sampai pergulatan demi pergulatan kembali terjadi. Hanya saja itu menjadi pergulatan sendiri saat Tyrone tidak membalasnya. Pria itu mengabaikannya dan membiarkannya seperti anak kecil yang tidak mendapatkan mainan yang dia inginkan.

Pengabaian itu semakin membuat dia kesal. Tapi sekesal apa pun Lavella, dia tidak dapat melawan Tyrone. Sampai pria itu membawanya ke kereta dan memasukkannya dengan sedikit melemparkan tubuhnya. Tyrone kemudian menyusul dan segera memberikan gerakan pada pengawalnya untuk mendekat.

"Cari tahu siapa yang membantunya melarikan diri dan bersembunyi. Temukan malam ini."

Wajah Lavella mengeras dan pucat. Dia meraih lengan Tyrone dan menatap pria itu dengan bersungguh-sungguh. "Tidak ada yang membantuku. Aku pergi sendiri. Aku sungguh tidak dibantu siapa pun."

"Jawabanmu semakin mengatakan kalau kecurigaanku benar adanya."

"Ty, sungguh, aku—"

Telunjuk Tyrone ada di bibirnya, dia menyuruh Lavella diam karena dia tidak mempercayainya. Semakin Lavella melindunginya, semakin yakin Tyrone kalau hanya satu orang yang bisa melakukannya. Itu membuat Tyrone semakin ingin menemukannya. Karena Tyrone tidak pernah suka Lavella bergaul dengan pria itu. Kini Tyrone memiliki alasan untuk menghancurkannya.

Kemarahan Lavella berada di puncaknya. Dengan satu tamparan dia membuat Tyrone membeku. Wajah gadis itu mengeras dan napasnya bergerak dengan buruk. Pandangannya bahkan setajam belati yang bisa menyayat siapa pun yang dipandangnya. Aroma kemarahan begitu pekat tercium.

Tapi aroma itu terkalahkan segera dengan gerakan Tyrone yang memaksa mencium Lavella. Membawa gadis itu bersandar pada dinding kereta sampai semua orang menjauh dari kereta itu. Gerakan di kereta tidak tentu, kepala pengawal segera memberikan intruksi untuk menjauhkan pandangan dari sana. Semua berbalik dan tidak ada yang berani menatap. Bahkan mereka semua menulikan diri pada teriakan Lavella yang memberikan sumpah serapah agar dilepaskan.

Tyrone membawa gadis itu setengah terlentang, menarik naik kakinya sampai kaki Lavella berada di pinggangnya, kemudian dia mencium dengan lebih ganas bahkan memebrikan luka di bibir lembut itu. Tyrone dibutakan oleh kemarahan dan kecemburuannya. Dia sampai menarik turun bahu jubah gadis itu dan tidak menemukan apa pun dibaliknya. Tangannya yang bebas menyelinap masuk dan meraih dua gunung kembar milik Lavella. Meremasnya dengan kuat puncak mengeras gadis itu dan membuat Lavella tersentak.

Jubah itu telah disingkirkan dan Lavella telanjang bulat didepan pandangan haus Tyrone. Wajah pria itu dipenuhi kabut gairah. Gairahnya mengambil kendali meninggalkan kamarahannya yang tadi membara. Gairahnya mengambil segala akal warasnya. Bahkan tidak dia pedulikan lagi di mana dia berada.

Tyrone sibuk melepaskan celananya sendiri, mengeluarkan kejantanannya yang sudah berdiri dengan tegak. Bahkan dalam kebencian dan kemarahan Lavella padanya, miliknya yang satu itu tidak bisa berhenti menginginkan gadis itu. Saat dia mulai menyodok masuk ke bagian hangat Lavella, Tyrone menggeram nikmat. Memberikan waktu baginya merasakan gejolak hasratnya. Gadis di bawahnya sudah lemah kehilangan tenaganya. Bahkan begitu Tyrone menghentak dan bergerak dengan keras, Lavella hanya melenguh kecil tidak ingin didengar. Bagaimana binatang kecil yang sudah tertangkap sang serigala.

Lavella mendorong pria itu dengan kesal setelah dia berhasil membuang cairannya ke dalam tubuhnya, memberikan pandangan menjijikkan pada Tyrone yang jelas masih berada dalam euforia gairahnya. Saat Tyrone menjauh dan duduk dengan napas yang sudah mulai normal, pria itu memberikan pandangan tidak terbaca pada Lavella. Seolah dia tidak menginginkan hal seperti ini terjadi pada keadaan memaksanya membuat semuanya menjadi seperti ini.

Kalau saja Lavella tidak mendengar apa yang membuat ayahnya terbunuh dari mulut Henson langsung, mungkin Lavella saat ini hanya akan membenci Tyrone dan tidak akan pernah menjadi istri yang baik bagi pria itu. Tapi tahu Tyrone adalah orang yang mempercepat hukuman pada ayahnya, bahkan tanpa menunggu penyelidikan berakhir, Lavella tidak dapat memaafkannya. Bahkan membencinya saja tidak cukup rasanya. Jika Tyrone tidak mati di tangannya, Lavella tidak akan pernah memaafkan dirinya. Di akhirat dia tidak akan berani mempertanggung jawabkan dirinya sendiri di hadapan orang-orangnya. Itu membuat Lavella harus bertindak.

"Kita pulang," ucap Tyrone yang merapikan pakaiannya.

Lavella tidak mengatakan apa pun. Dia hanya memandang ke depan, menatap kegelapan di depan sana yang serasa menjadi bagian dalam dirinya saat ini. Cahayanya sudah lama menguap tidak meninggalkan jejak. Sejak dia kehilangan segalaya, cahaya dalam hidupnya juga meredup tidak meninggalkan sisa.

Tangan Tyrone sudah bergerak hendak membantunya memperbaiki mantel yang dikenakan Lavella. Tapi segera tangan itu ditepis oleh Lavella dan gadis itu sendiri yang memperbaiki mantelnya. Setelahnya Lavella sibuk dalam keheningannya sendiri. Meski tahu Tyrone menatapnya, dia tidak peduli.

***

Ready Ebook di playstore
Tamat di karyakarsa
Bisa beli pdf di aku

Sampai jumpa mingdep

Rebirt The Queen (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang