09 | Kehadiran Arzan

229 19 0
                                    

NOTE : RAJIN VOTE DAN BANYAKIN KOMEN BIAR AKU RAJIN UPDATE

HAPPY READING!

•••

Hari senin kembali datang, Amara bangun pagi-pagi sekali karna hari ini ia ada kelas pagi, tepatnya pada pukul delapan. Memilih pakaian untuk ia kenakan, setelahnya gadis itu bergegas mandi dan menghabiskan waktu selama 30 menit.

Sebelum berangkat ke kampus, ia sempatkan terlebih dahulu untuk mengisi perutnya. Amara tidak mau jika ia tidak fokus karna perutnya belum terisi.

Melihat jam yang sudah menunjukan pukul tujuh, Amara bangkit dari duduknya. Hari ini kedua orang tuanya sedang tidak ada di rumah. Papa nya sedang ada perjalanan bisnis yang mengharuskan untuk pergi keluar negri dan Mama nya turut serta.

"Kunci mobil gue dimana ya?" gumam Amara ketika tak melihat kunci mobilnya di tempat yang biasa ia simpan.

Gadis itu kembali berbalik menuju kamarnya, menaiki tangga dengan tergesa, ia mencari-cari keberadaan kunci mobil nya. Amara berdecak, tidak ada di mana pun. Akhirnya ia memutuskan untuk memesan ojek online di handphone nya. Beberapa menit menunggu, ia turun ke bawah, tak lupa mengunci pintu rumahnya. Tak lama kemudian pesanannya datang.

"Sama Mbak Amara?"

"Iya, Pak," balas Amara kemudian naik ke atas motor.

Motor melaju dengan kecepatan stabil, jarak rumah dan kampus nya bisa di bilang jauh, maka dari itu ia berangkat lebih awal untuk meminimalisir kejadian-kejadian tak terduga seperti tadi yang tiba-tiba kehilangan kunci mobil. Mungkin Amara lupa dimana ia menyimpan terakhir kali.

Amara mengerutkan keningnya heran ketika motor berhenti, "Kenapa berhenti, Pak?"

"Aduh, maaf neng, kayaknya motor saya bermasalah," balasnya.

Amara melongo, ia turun dari motor diikuti Bapak Ojol nya, ia melihat dengan seksama ikut memperhatikan motor.

"Bisa jalan gak, Pak?" tanya Amara ketika melihatnya mencoba untuk menghidupkan kembali motornya.

"Aduh, maaf Mbak, kayaknya motor saya harus di bawa ke bengkel. Mbak coba pesen lagi aja takutnya telat, gak papa gausah bayar, saya mau dorong motornya ke bengkel."

Amara terdiam mendengar penjelasan itu, akhirnya ia menganggukan kepalanya sambil menyerahkan selembar uang dua puluh ribu. "Ini, Pak."

"Gak usah, Mbak. Lagian juga saya gak sampai nganterin Mbaknya, gak usah di bayar."

"Ambil aja, Pak. Gak papa kok. Saya ikhlas."

"Wah, beneran Mbaknya?"

Amara menganggukan kepalanya sambil tersenyum.

"Kalo gitu saya ambil ya, terimakasih banyak."

"Sama-sama, Pak."

Setelahnya, Amara kembali mencoba memesan ojek online dari berbagai aplikasi. Sayangnya, tidak ada satupun yang menerima. Amara duduk di pinggiran jalan, masih melihat kearah layar handphone yang menampilkan aplikasi hijau.

"Ini beneran gak ada yang nyangkut satu pun gitu?!" kesalnya ketika tak ada yang menerima orderannya satu pun.

"Yang ada gue telat kalo gini ceritanya," gumamnya lagi.

ARZANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang