14: The First Public Her Business Side

354 55 0
                                    

[Name] dan Itachi melanjutkan langkah keduanya. Namun, begitu sampai di danau kompleks uchiha, Itachi menarik lengan  [Name] sembari berujar, "mari bermain dahulu!"

Sebuah ajakan yang tentu saja disetujui oleh [Name]. Itachi menepuk pelan sisi kanannya. "Duduklah di sini, [Name]!"

Segera, [Name] mengikuti ajakan Itachi. Langkah pertama yang ia lakukan adalah meletakkan dua kantong plastik yang berisi pesanannya di atas papan.

Selanjutnya, barulah, ia memasukkan kedua kakinya dengan sepatu hak tinggi di dalam air. Tentu, ini berbeda dari biasanya. Ini adalah sepatu kulit yang tidak dapat ditembus air. Sepatu yang cukup sulit ia kembangkan karena belum ada yang merancangnya sedemikian rupa. Menimbulkan beberapa keraguan pada ayahnya namun tetap saja berakhir dengan persetujuan. Sepatu jenis baru yang akan ayahnya rilis satu minggu lagi.

Meski demikian, gadis itu malah merebahkan tubuhnya di samping Itachi yang kini hanya duduk di sampingnya. Ia sibuk menatap langit sembari bergumam, "ah, segarnya!"

Sebuah perilaku yang membuat rona merah menyapu pipi Itachi begitu Itachi melemparkan pandangannya ke arah [Name]. Gadis aneh yang begitu waspada namun herannya begitu terlihat tanpa penjagaan sama sekali jika berkaitan dengan hal seperti ini.

Apakah [Name] percaya kepadanya jika berkaitan dengan hal yang cukup intim seperti ini? Bukankah ia juga laki-laki? Tidakkah gadis itu takut? Atau jangan-jangan, [Name] hanya menganggapnya teman sehingga mampu berlaku seperti ini?

Itachi mengernyitkan dahinya. Entah kenapa, ia tidak suka jika [Name] menganggapnya sebagai sosok pilihan terakhir. Lelaki tidak tau itu. Namun, yang ia rasakan adalah ia menginginkan untuk menjadi satu satunya lelaki yang ada di hidup [Name].

[Name] mengernyitkan dahinya ketika melihat ekspresi aneh Itachi. Lelaki itu terlihat menajamkan matanya. Kilatan merah terlintas di sana. Menimbulkan kesan yang sedikit suram. Kesan yang sungguh berbeda dengan kesan yang selama ini ia lukiskan. Apakah ada yang mengganggu pikirannya?

Gadis itu berusaha mengembalikan kesadaran Itachi. Tangannya bergerak. Ia memukul pelan pantat Itachi pelan. Mengeluarkan apa yang sedang ada di pikirannya. "Kau memikirkan apa, Itachi-san?"

Akibat pukulan di pantat, Itachi kembali tersipu. Pikiran-pikiran buruk semakin menyerangnya. Perasaan mengekang gadis itu semakin menggebu.

Namun, begitu sadar gadis itu masih ada di sampingnya dan bertanya sesuatu kepadanya, lelaki itu segera tersenyum seraya menjawab dengan ramah, "tidak, bukan apa-apa!"

[Name] tertawa pelan. Kakinya bergerak maju mundur. Merusak gelombang tenang air sungai di depannya. "Aku ingin menjelaskan jutsu yang aku miliki sewaktu ujian."

Yah, bukan tanpa alasan [Name] melakukan ini. Itachi sudah terlanjur mengetahuinya. Akan lebih baik untuknya jika ia menjelaskannya kepada Itachi.

[Name] ingin memperlihatkan kepada Itachi bahwa Itachi adalah sosok yang ia percaya. Melebihi orang lain. Menaikkan kepercayaan diri Itachi yang sempat ia lihat menurun karena ia tak kunjung menjelaskannya.

Sejujurnya, cukup riskan karena ini pertama kalinya. Namun, ini juga akan mendatangkan kepercayaan dari Itachi. Karena ia paham betul jika orang semacam Itachi sadar dan merasa tidak dipercaya oleh orang lain, ia tidak akan membagi rahasia atau rencana atau mau mendekat lagi kepada orang tersebut. Mendapatkan kepercayaan dari orang sejenis itu adalah keuntungan yang menguntungkan, bukan?

Itachi terdiam. Ia memberikan kesempatan bagi [Name] menjelaskannya. Bagaimanapun juga, Itachi penasaran akan hal itu!

"Yang hinggap di kepalamu tadi adalah kuchiyose kupu-kupu milikku. Kemampuannya adalah mengirim pesan dari isi kepalaku ke kepalamu."

[On Going | On Revision] Red Butterflies Soar [Itachi X Readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang