•< 1 >•

267 19 7
                                    

SRING ! CTAK !

"Sepertinya anda sedang kesal sekarang, yang mulia Putra Mahkota?" Ucapnya sembari menyeimbangkan gerakan pedang dari lawan bicaranya.

"Sudah kubilang jangan terlalu formal saat kita sedang latihan, Sing." Mereka berhenti sejenak untuk menetralkan nafas.

Sing menggendikkan bahunya acuh.

"Baiklah, Lex. Ku dengar kau akan menikah, benar bukan?" Lex menghela nafas. Dasar pangeran kedua ini! Mulai membahas hal yang tidak penting.

"Jangan membahasnya, aku lelah." Sing menaruh pedang kayu khusus latihan ditempatnya, Disusul oleh Lex.

Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Lex menaiki tangga yang langsung mengarahkannya ke pintu utama.

"Kau mau kemana?" Lex berhenti melangkah saat mendengar adiknya berbicara.

"Aku mau mengecek ibu kota, kau mau ikut?" Tanya Lex.

"Oh, ke kota Wisteria. Aku ikut." Sing buru buru menghampiri kakaknya yang sudah berdiri di tangga paling atas.

"Sing, hati hati. Nanti kau terja-

Bruk! "Aduh!"

tuh ... " Baru dibilang hati hati, anak itu benar benar jatuh. Lex bodo amat, ia berjalan meninggalkan Sing yang sedikit merintih kesakitan.

"Kak ! Tunggu !"

《 ZO ARYLLE 》

"Apa kakimu baik baik saja?"

Mereka kini berjalan beriringan di tengah keramaian ibu kota Kerajaan Zoarylle. Sing menggeleng, tanda bahwa ia tidak tahu. Karena ia tadi langsung bangun tanpa memperdulikan kakinya.

"Ayo ke herbalis, di sana." Lex menunjuk tempat pengobatan yang ada di salah satu toko kecil diujung tembok itu.

"Kak, tunggu sebentar. Apa kau sudah bertemu calon istrimu?" Lex tengah berpikit sebentar lalu menggeleng.

"Aku belum menemuinya, kenapa kau malah membahasnya?! ... Ayo pergi." Sing pasrah saat tangannya ditarik paksa menuju tempat yang tadi Lex tunjuk.

Tring!

Bunyi bel pintu terdengar saat mereka menginjakkan kaki di tempat itu. Karena kecilnya klinik ini, jadi mereka langsung disuguhkan pemandangan dimana seorang nenek berbicara dengan pemuda herbalis sembari tersenyum.

"Jangan lupa diminum ya, Nek?" Nenek itu tersenyum.

"Kau baik sekali, terima kasih atas obatnya. Selain itu, kau juga manis sebagai seorang pria." Pemuda itu tersipu, Nenek itu memberikan sebuah Wink padanya lalu beranjak pergi.

Pandangannya bersitatap dengan Lex dan Sing yang membeku menghalangi jalan. Karena gugup, Lex berdehem untuk memecah keheningan.

"A-anu ... kau membutuhkan apa?" Sing terkejut saat mendengar pemuda itu berbicara sedikit tidak sopan. Ia meneliti pakaian yang dikenakan dirinya dan Lex, dan iapun menghela nafas.

"Lex, kita tidak berganti pakaian. Kita sedari tadi memakai baju latihan." Bisiknya pada Lex yang diam mematung, tampaknya ia terpesona dengan pemuda dihadapannya ini.

"Ah, aku membutuhkan obat untuk adikku." Setelah mengatakan itu, Lex menutupi setengah wajahnya dengan satu tangannya. Ia malu, yeorobun.

Pemuda itu mempersilahkannya duduk di atas box kayu. Ia telah menyiapkan obat yang tepat setelah Sing menunjukkan lututnya, ia mengobati dengan teliti.

Selama ia mengobati lutut Sing, tampaknya Lex sama sekali tak mengalihkan pandangannya dari wajah pemuda itu.

"Mm ... siapa namamu?" Pemuda itu menoleh ke arah Lex lalu kembali fokus dengan lutut yang sedikit lebam itu.

"Hyunsik, Won Hyunsik." Lex mengangguk, ia seperti pernah mendengarnya. Tapi dimana ya?

Karena suasana menjadi canggung setelah ia menyebut namanya, jadi Hyunsik membuka obrolan.

"Namamu?"

"Oh, aku Lex." Sing menoleh saat Lex menggunakan nama samarannya.

"Aku diminta menikahi seseorang karena perintah Yang Mulia Ratu." Ujar Hyunsik sambil merapihkan alat alat yang ia gunakan untuk mengobati Sing.

"Benarkah?" Tanya Sing, Hyunsik mengangguk.

"Ah, kalau begitu kita sama." Hyunsik menatap Lex bingung.

"Aku juga akan dijodohkan dengan seseorang yang asalnya dari Wisteria, tapi aku tak pernah melihat wajahnya."












"Kembali lagi jika perlu!" Teriak Hyunsik pada Sing dan Lex yang berjalan meninggalkan klinik lusuhnya.

Mereka berdua tersenyum ke arah Hyunsik, lalu melambaikan tangan.

Mereka ada di seperempat jalan menuju istana. Kalau ditanya kenapa mereka tidak memakai kereta kuda? karena dengan begitu, acara 'kabur' kedua pangeran itu akan terbongkar oleh Sang Raja.

Iya, mereka- lebih tepatnya Lex. Jago menaiki pagar dan menyembunyikan dirinya, sedari kecil. Membuat kedua temannya, Davin dan Leo- jengah dengan kerandoman yang dimiliki Lex.

Leader XODIAC nih boss🤪

Ditengah ramainya kota Wisteria, Pria Paruh Baya berpapasan dengan Lex dan Sing.

"Oh Yang Mulia, Hari ini ada stok bir untuk Yang Mulia." Lex tersenyum lalu menolak dengan tegas.

"Tidak sekarang, lain kali aku akan membelinya." Pria itu mengangguk lalu pergi dari hadapan dua pangeran itu.

Sing bertanya pada Lex. "Kau kenal dengannya? Kalian terlihat seperti akrab."

Melanjutkan perjalanan, Lex menjawab.

"Aku sering membeli bir padanya untuk para Prajurit yang berjaga di malam hari."

"Berjaga? Ah! Jumlah prajurit kita terlalu banyak, Lho! Kau membeli berapa botol?"

"Tidak tahu, aku biasanya memborong semuanya."

Sing mendengus, tidak hemat sekali. "Dasar."

《 ZO ARYLLE 》





YOII Gimana gimana? Seru ga? Ngebosenin ga? Rapi ga? Menarik ga?

Ehec😋👍

Janlup klik bintang🌟🌟

Lop yu en si yu💐💐💐💐💐💐💐💐💐🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷 ×_×



ZO ARYLLE • [LEXHYUN] • XODIAC Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang