02

921 68 3
                                    

Seorang pemuda terbangun di kasur empuk nya, dia melirik ke sekitar yg terlihat sangat sepi.

Kamar yg begitu luas hanya ada sedikit barang saja di sanah "sialan gue transmigrasi" Umpat Leon

Iya Leon pemuda yg mati dan menjadi tontonan publik, kini berpindah jiwa dan terbangun di kamar yg sangat monoton baginya.

Kamar berwarna baby blue terlihat sangat indah.

Leon memegang kepalanya yg terdapat perban, apalagi sakit di kepalanya mulai terasa dan itu sangat membuat nya pusing.

Pintu terbuka dan terlihatlah seorang maid yg membawa makanan, maid itu sedikit terkejut melihat tuan muda nya sudah bangun.

"Tuan muda, apa ada yg sakit? " Tanya maid itu terdengar nada nya yg khawatir.

"Aku baik baik saja, hanya sedikit pusing" Jawab Leon apa ada nya, terdengar helaan nafas lega dari si maid.

Maid itu menyimpan makanan nya di atas nakas dekat kasur, lalu mengambil handphone untuk menelepon dokter.

Kenapa tidak dibawa kerumah sakit?

Entahlah....

"Tuan muda makanlah bubur nya, sebentar lagi dokter akan datang" Ucap maid itu yg memberikan semangkuk bubur.

Leon menerima baik bubur itu, ya bisa di bilang dia memang lapar saat ini.

Leon memakannya dengan lahap karena itu terasa enak di lidahnya.

"Siapa namamu? " Tanya Leon setelah menghabiskan makanannya.

Maid itu tersentak kecil, dan bersamaan dengan pertanyaan itu seorang dokter masuk kedalam kamar.

"Dokter apa yg terjadi? " Bukan menjawab pertanyaan Leon, maid itu malah bertanya pada sangat dokter.

Dengan cekatan dokter itu langsung memeriksa Leon, Leon sendiri hanya pasrah toh sudah beberapa kali dirinya masuk rumah sakit dan bertemu dokter.

"Tuan muda mengalami amnesia ringan, benturan itu cukup kuat membuat tuan muda melupakan ingatannya, Rani jaga tuan muda jangan sampai dia kembali terluka karena itu akan berakibat fatal" Ucap dokter itu di akhiri lirihan.

"Tuan muda, perkenalkan nama saya mahen dokter pribadi keluarga anda, dan maid itu bernama Rani, kalau anda perlu sesuatu panggil saja dia" Ucap dokter mahen lembut.

Leon hanya mengangguk, dia cukup kesal kenapa tubuh yg dia tempati tidak memberikan ingatannya sama sekali.

Leon itu pecinta buku, jadi dia tidak terlalu terkejut, dengan keadaan nya yg malah ber transmigrasi.

"Eum lalu nama saya siapa? " Tanya Leon

"Navier Arfan Argyros, sering di panggil Arfan" Ucap Rani dengan tersenyum hangat.

Leon atau kita panggil Arfan hanya mengangguk, apa dia akan menanyakan tentang keluarga tubuhnya?

Tentu saja tidak!

Dia terlalu malas untuk mengenal keluarga, entah kenapa tubuhnya merespon takut.

"Oh iya bi, Arfan sekolah dimana? Dan kelas berapa? " Tanya Arfan.

"Anda bersekolah di Diamond high school, kelas 10,walau umur anda masihlah 14 tahun. Kakak kakak anda juga bersekolah di sama tapi tidak ada yg tau anda sudah menginjak jenjang SMA" Jelas Rani yg terdengar sendu.

"Terimakasih penjelasan nya, kalau begitu Arfan mau tidur ngantuk"

Rani mengangguk, dia segera berpamitan dan pergi di ikuti oleh mahen dk belakang nya.

"Sepertinya ada yg menarik, ah iya bagaimana dengan sikap tubuh ini? " Gumam Arfan.

Arfan beranjak dari kasur nya dan memandang tubuh baru nya di cermin.

"Okey nih tubuh sangat tampan, pasti sering di jaga, tapi kenapa tubuh ini mempunyai luka di badan? Ah sudah lah males mikir mending tidur"

Arfan kembali merebahkan tubuhnya dan menutup matanya, dia akan beraktivitas besok saja, saat ini dia sedang malas dan mengantuk.

.
.
.

Pagi telah tiba, Arfan sudah memakai baju seragamnya di baluti hoodie berwarna coklat.

"Oh jadi nih anak gk di peduliin sama keluarga nya, terus tanpa sepengetahuan keluarga nih anak udah sma? " Arfan kembali mengingat apa yg terjadi saat dia tidur.

Dia bermimpi tentang kehidupan tubuh baru nya, walau hanya setengah karena pada dasarnya dia belum tau tentang keluarga ini.

Arfan berjalan keluar dari kamarnya, ini masihlah sangat pagi, jadi keluarga nya pun belum ada yg keluar dari kamar mereka.

"Aden, aden mau kesekolah? Aden kan masih sakit..... Harus nya aden istirahat dulu, biar bibi ijinkan... " Ucapan Rani terpotong saat tangan Arfan hinggap di bibir Rani.

"Bibi cerewet, oh iya bi menurut bibi gimana penampilan Vier ganteng gak? "

Rani tertegun saat mendengar nama Vier, Vier panggilan waktu kecil Arfan dan sudah lama nama itu tidak terdengar.

"Anda sangat imut" Ucap Rani semangat, maid itu mencubit gemas pipi Arfan.

"Lah kok imut? Harusnya ganteng dong bi! Au ah males sama bibi" Rajuk Arfan yg kini berjalan pergi meninggalkan Rani.

"Eh aden makan dulu, jangan langsung pergi aja! Ingat den Arfan harus meminum obatnya" Rani memegang tas Arfan supaya anak itu tidak langsung pergi.

"Vier sarapan di sekolah aja, bibi udah siapin bekal vier kan? "

"Tentu aja, nih bekal nya jangan lupa dimakan okey" Rani memasukan kotak makan kedalam tas Arfan.

Sebelum pergi Arfan sempat mencium tangan Rani membuat sang empu terdiam, tidak.

Tuan kecil nya tidak pernah melakukan ini, ada rasa bahagia hinggap di hati Rani melihat tuan kecilnya lebih terbuka "semoga anda selalu bahagia"

Sedari tadi seseorang dengan berpenampilan bad boy mematung di dekat tangga.

Pemuda itu sedari tadi melihat interaksi antara Arfan dan Rani "menjauh ya? "

"Bang ada apa? " Suara perempuan membuyarkan lamunan nya, pemuda itu langsung menatap ke arah wanita yg tak lain adalah ibunya.

"Tidak ada" Jawab anak itu apa adanya, dan memilih pergi ke lantai bawah.

Sang ibu mengangkat bahu nya acuh dan mengikuti pemida itu ke lantai bawah, karena acara sarapan akan segera di mulai.

Dan kini di meja makan terlihat 3 orang laki-laki dan 2 orang perempuan, Denzel Grio Argyros sang kepala keluarga.

Lalu si sulung bernama Elliot Davin Argyros, mahasiswa ekonomi dan bisnis.

Anak ke dua bernama Angkasa Alkaezar Argyros, siswa kelas 12 di sekolah DHS, lalu ada Anaya pratista kelas 10, anak angkat keluarga Argyros.

Dan wanita cantik di sebelah Anaya adalah Shaverta Mahardika atau kini berubah menjadi Shaverta Argyros istri dari Denzel.

Kenapa Arfan di benci?

Cukup mudah dulu, Arfan itu memiliki kembaran perempuan, tapi kembarannya di culik dan di kabarkan meninggal.

Mudah bukan?

.
.
.

𝘚𝘦𝘪𝘳𝘪𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘤𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢, 𝘢𝘥𝘢 𝘣𝘦𝘣𝘦𝘳𝘢𝘱𝘢 𝘬𝘢𝘳𝘢𝘬𝘵𝘦𝘳 𝘺𝘨 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘶𝘣𝘢𝘩 𝘶𝘣𝘢𝘩 𝘴𝘪𝘧𝘢𝘵𝘯𝘺𝘢....

𝘛𝘦𝘳𝘪𝘮𝘢𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘺𝘨 𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘣𝘢𝘤𝘢, 𝘷𝘰𝘵𝘦 𝘥𝘢𝘯 𝘬𝘰𝘮𝘦𝘯  🐣🐣🐣🐣

Arfan Sayang AbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang