15

355 25 0
                                    

"Von, ayok bangun sampai kapan lu bakal tidur" Lirih Devan, dia memegang tangan sang kembaran yg terbebas dari infus.

Sedangkan Deka (aku lupa udah pernah nulis nama ayah devan atu belum)

Deka ayah dari si kembar hanya bisa diam di dekat pintu, devan melarang sang ayah untuk dekat dekat dengannya.

Devan masihlah marah dengan sang ayah yg selalu memanjakan anak tiri nya itu, Iyaaa anak tiri karena pada dasarnya deka sudah menikah dengan istri dari Denzel itu.

"Maaf" Lirih Deka

"Maaf papa gk bakal bisa buat semua kembali, sudah devan bilang jangan lanjutkan rencana itu! Tapi papah malah keras kepala, liat! Gadis itu malah melunjak dan melukai davon! " Dingin devan.

Air mata terasa akan terjatuh begitu saja dari pelupuk matanya.

Deka menunduk, tak lama pintu ruangan itu terbuka memperlihatkan wanita yg sudah berumur tapi masihlah terlihat cantik.

Wanita itu tersenyum hangat ke arah devan "aunty" Devan langsung memeluk wanita itu.

Ressa tentu saja membalasnya dengan hangat, mata wanita itu melirik ke arah Davon.

"Ada apa dengan adek? " Tanya Ressa lembut.

"Ini semua salah papah yg melakukan rencana gila itu" Adu nya.

Ressa melirik ke arah pria paruh baya yg sedari tadi terdiam, lalu melepaskan pelukan devan pelan dan lembut.

"Tunggu disini, aunty ingin bicara dengan papah mu dulu" Devan mengangguk mendengar ucapan itu.

Ressa keluar dari ruangan itu di ikuti oleh Deka, sampai di luar ruangan hanya ada keheningan antara mereka.

"Kenapa, apa kau merindukanku? " Narsis Deka yg membuat Ressa ingin muntah.

Satu fakta kecil lagi, setelah kematian ibu dari si kembar, Deka dan Ressa sempat dekat sampai si kembar sangat menyayangi Ressa.

Sampai masalah saling ingin menghancurkan semakin memanas membuat hubungan mereka pun rusak.

"Katakan dimana ke dua keponakan ku! " Ucap Ressa dingin yg membuat deka kebingungan.

"Maksud mu? "

"Jangan pura-pura bodoh deka! Katakan kau menyembunyikan ke dua keponakan ku dimana! Cepat katakan! " Bentak Ressa tidak sabar.

Satu tetes air mata mulai turun begitu saja, jujur saja Ressa sangat khawatir dengan ke dua ponakan nya itu.

"Kau yg merencanakan penculikan Angkasa dan Arfan kan! Katakan hiks.... Dimana mereka" Ucap Ressa lagi dengan is akan tangis.

Deka terdiam "aku, aku tidak tau. Setelah davon masuk rumah sakit ulah Naya, aku tidak memperhatikan pergerakan gadis itu lagi" Lirih nya dia menundukkan kepalanya.

Ressa menggelengkan kepalanya "dimana jalang kecil itu sekarang? "

"Ruang bawah tanah"

Kini Ressa yg terdiam, dia mengusap wajahnya kasar. Harus mencari kemana lagi kedua ponakannya.

"Kasa, vier kalian dimana hiks... Maaf... "

Grep

Deka membawa Ressa kedalam pelukannya, pria itu mengelus punggu si wanita dengan niat menenangkan.

"Maaf, maaf aku yg salah ini semua rencanaku..... Aku akan membantumu mencari ke dua keponakan mu itu"

Bisik deka lembut, Ressa hanya bisa menangis saat ini apalagi..... Angkasa... 

Arfan Sayang AbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang