Ternyata benar kesetaraan itu memang nyata walau tidak terlihat, tapi sakitnya luar biasa...
❣❣❣
Azrea dengan outfit daster merah terang dibuat melongo pagi-pagi. Kedatangan dua remaja wanita berpakaian seragam sekolah ketat di rumahnya berhasil merenggut separuh akal waras yang selama ini ia jaga mati-matian.
"Hai, Tante." Sapaan dari Kazuya sama sekali tidak dipedulikan oleh wanita yang saat ini sedang memijat kening. Sementara dirinya masih setia memasang senyum semanis mungkin.
Siapa tahu saja calon mertuanya akan langsung menyukainya.
Sekali lagi. Calon mertua!
"Hallo, Mama." Dengan percaya diri Azura berkata seperti itu. Dia berjalan mendekat coba menggapai tangan Azrea, tapi belum sempat saat suara teriakan dari wanita itu mengagetkan mereka.
"AZKANA REISYAN!"
❣❣❣
Setelah peristiwa yang nyaris membuat Azrea putus asa. Sekarang, di sinilah mereka semua.
Ruang tamu keluarga Reisyan begitu luas. Beberapa foto keluarga dengan berbagai gaya terpajang rapi menghias dinding putih.Tidak hanya foto keluarga, ada juga foto mereka semua yang sendiri dengan gaya khas masing-masing.
Ada Alleska dan Askara yang berpose sambil memegang biskuit kesukaan mereka. Selanjutnya ada Azrea dan Azkana yang berpose sambil memegang lolipop kesukaan mereka.
Aneh memang, tapi seperti inilah keluarga Reisyan. Teman-teman Alleska dan Azrea mengatakan jika mereka ini adalah keluarga yang unik. Entah siapa yang memulai.
Kembali pada Azkana. Remaja berusia 17 tahun itu melirik mamanya yang saat ini sedang memasang wajah galak. Dari pelototan matanya, ia bisa menyimpulkan sebesar apa masalah yang ada didapatnya hari ini.
Azkana mengutuk keras Kazuya dan Azura yang nekat mendatanginya di pagi buta seperti ini. Mereka adalah pacar yang sebentar lagi akan ia putuskan nyatanya berhasil menciptakan masalah besar.
"Jelasin mereka siapa, Azkan." Azrea memang tidak berteriak, tapi setiap kata yang keluar dengan penuh penekanan, membuat Azkan yang duduk diantara kedua pacarnya jadi merinding.
Di sebelah Azrea ada Kara dan Alleska yang diam-diam tertawa melihat Azkan yang tersiksa. Sambil memakan biskuit, sepasang ayah dan anak itu melemparkan senyum jahat.
Jahat dalam artian menertawakan nasib sial Azkan. Ada rasa puas dalam diri Kara melihat kembarannya di sidang oleh sang Mama. Kara tidak akan lupa bagaimana semalam dengan jahilnya Azkan mencuri biskuitnya.
Anggap saja ini karma untuk Azkan.
"Saya pacarnya, Tante."
"Saya juga, Tan."
Mampus!
Akibat dari celetukan Kazuya dan Azura mengakibatkan Azkan merinding sebadan-badan. Ia merasa seperti ada di dalam rumah hantu.
Ruang tamu ini dingin karena AC menyala, tapi Azkan justru merasa sangat kepanasan. Satu hingga pada detik ketiga matanya bersitatap dengan mata sang Mama yang sedang menatapnya berang.
Azkan tidak menyangka jika kedua pacarnya itu akan nekat mengunjungi dirinya. Satu hal yang Azkan pertanyakan adalah, bagaimana mereka bisa mengetahui tempat tinggalnya? Karena dia sendiri tidak pernah memperkenalkan wanita manapun kepada orang tuanya.
"Azkan!" tekan Azrea bersiap mengamuk.
Alleska menutup toples biskuitnya dan bersiap kabur. Pun, sama hal dengan Kara. Mereka masih waras dengan tidak ingin menjadi sasaran dari Azrea yang galaknya bukan main.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Z K A N A R A [lolipop cokelat]
Ficção Adolescente𝑻𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑲𝒂𝒏𝒂𝒓𝒂 𝒔𝒊 𝒑𝒆𝒎𝒊𝒍𝒊𝒌 𝒍𝒖𝒌𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝑨𝒛𝒌𝒂𝒏𝒂 𝒔𝒊 𝒑𝒆𝒎𝒃𝒂𝒘𝒂 𝒕𝒂𝒘𝒂. ✧༺༻✧ Hanya kisah sederhana seorang badboy penyuka lolipop yang tidak sengaja bertemu dengan gadis pecinta cokelat. Dia adalah Azkana Rekandra...