Pada akhirnya pertemuan itu harus terjadi. Entah untuk saling merangkul dalam tawa atau saling meninggalkan di atas luka.
SMANSA, di pagi itu...
❣
❣
❣Memasuki masa MPLS hari ketiga. Lagi dan lagi lapangan SMANSA kembali dipadati para siswa siswi baru. Masih dengan outfit sama, yaitu atasan hitam dan bawahan putih. Kalung kardus bertuliskan nama masing-masing masih melingkar manis di leher mereka.
Sinar menggerutu sebal. Entah sudah yang ke berapa kali gadis berambut sebahu itu dibuat emosi oleh seseorang yang hobi sekali menarik rambutnya. Dia yang tidak punya cukup banyak kesabaran pada akhirnya bersiap untuk meledak.
"Deo bangsat, tangan lo mau gue patahin?" katanya galak. Sebelum membalas perlakuan teman sekelasnya, tidak lupa Sinar melirik sekitar memastikan tidak ada anggota OSIS yang melihat.
Bugh!
"Apa? Mau marah? Maju lo sini!" Makin tidak terkendali. Tatapan intimidasi Sinar membuat niat Deo yang hendak membalas jadi urung.
Seketika Deo menyesali perbuatannya karena sudah berani menantang ras terkuat kedua di bumi setelah ibu.
Wanita selalu benar.
Wanita tidak mau kalah dan mengalah.
Tabokan keras dari Sinar berhasil menciptakan warna merah di Deo.
"Lo makan apa sih, Nar? Tenaga lo kuat banget kaya banteng," kata Deo seiring ekspresi wajahnya semakin kesal.
"Kayu sama batu. Kenapa? Lo mau? Lagian lo laki tapi kok lembek."
Deo spontan melotot, hendak membalas Sinar. Ia jelas tidak terima dikatakan seperti itu. Berani sekali gadis galak di depan mempertanyakan keasliannya sebagai seorang pria.
"Udah jangan berantem. Nanti kalian dihukum." Kanara memberi peringatan. Hampir sepeuluh menit menjadi penonton keributan mereka. Baru kali ini ia memiliki kesempatan melerai.
"Gak bisa, Ra. nenek lampir ini mesti gue kasih pelajaran."
"Siapa yang lo bilang nenek lampir, ha dasar ubur-ubur!" sergah Sinar tidak terima terima.
Sayang sekali usaha Kanara untuk melerai keduanya justru sia-sia.
Deo Sanjaya adalah teman satu kelas Kanara dan Sinar. Di hari kedua masa MPLS keduanya mulai saling mengenal. Sinar dan Deo yang memang dasarnya mudah bergaul menjadikan mereka berdua menjadi teman. Walau lebih sering bertengkar, karena awal pertemuan keduanya pun, di awali dengan pertengkaran karena berebut mie ayam yang hanya tersisa satu mangkuk.
"Sinar setan!"
"Deo babi!"
"Lo monyet!"
"Lo dugong!"
"Deo, Sinar udah!" Lerai Kanara walau suaranya kecil, setidaknya dia sudah melakukan hal yang benar dengan tidak membiarkan kedua temannya bertengkar.
"KALIAN BERTIGA MAJU KE DEPAN!"
❣
❣
❣Berulang kali Kanara mengusap kening yang dibanjiri keringat. Kakinya lelah. Sudah setengah jam ia berjalan mengitari sekolah ini hanya demi sebuah tanda tangan.
Ini semua tentu tidak akan terjadi jika saja Deo dan Sinar mau mendengarkannya. Akibat dari pertengkaran itu, kini mereka bertiga berakhir dihukum untuk meminta tanda tangan sepuluh senior dengan pin biru yang tersemat di dada mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Z K A N A R A [lolipop cokelat]
Genç Kurgu𝑻𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑲𝒂𝒏𝒂𝒓𝒂 𝒔𝒊 𝒑𝒆𝒎𝒊𝒍𝒊𝒌 𝒍𝒖𝒌𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝑨𝒛𝒌𝒂𝒏𝒂 𝒔𝒊 𝒑𝒆𝒎𝒃𝒂𝒘𝒂 𝒕𝒂𝒘𝒂. ✧༺༻✧ Hanya kisah sederhana seorang badboy penyuka lolipop yang tidak sengaja bertemu dengan gadis pecinta cokelat. Dia adalah Azkana Rekandra...