14. Tiada satu hari, tanpa penyesalan

72 6 30
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Aku kembali up. Semoga tidak bosan, ya,

Ada niat untuk double up sebagai bentuk rasa syukur aku atas apa yang telah terjadi hari ini.

Jangan lupa vote dan komen kesayangan aku💐

Jangan lupa vote dan komen kesayangan aku💐

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Dunia adalah penjara bagi orang beriman dan surga bagi orang kafir."

(HR. Muslim no. 2392).

"

Jadi, Mas! Saya ingin desainnya seperti yang saya jelaskan tadi. Guna memenuhi kebutuhan karyawan, kasian, kan, kalau setiap hari mereka harus dihadapkan dengan kertas dan laptopnya, jadi mesti ada penghijauan untuk menghilangkan stress mereka."

"Cewek lo kemaren, aneh! Buruk! Gue nggak suka!"

Fokus Jagat mulai teralihkan. Saat ekor matanya, menangkap seorang laki-laki sepantarannya, bergabung dengan kedua temannya di meja sebelah.

Tampak merenung sejenak, laki-laki berjaket merah yang diketahui bernama Arkan itu merangkul pundak Andrea. "Pesen dulu! Lo baru datang!"

Pemaparan tentang desain yang diinginkan oleh Klien di dengarkan baik oleh Hakka, namun tidak dengan temannya itu. Ia malah asik menatap keramaian meja sebelah–––hingga lupa akan tugasnya.

Hakka tersenyum. "Untuk itu bisa kami atur! Untuk yang lainnya, apa ada desain khusus yang Bapak inginkan? Interior mungkin?" tanya Hakka.

Terlihat, klien itu mulai memperhatikan Jagat yang telah hilang fokusnya–––sedari tadi.

"Untuk itu, saya serahkan kepada pak Jagat. Apabila ada konsep menarik, boleh!" ucapnya mempersilahkan.

Menyadari jika Jagat tak mendengar penuturan sang klien, Hakka pun menepuk pundak Jagat pelan. "Apa yang sedang kamu pikirkan? Istri kamu?" tanya Hakka.

Jagat menggeleng cepat, namun, tatapannya tak pernah teralihkan dari seorang lelaki yang duduk membelakanginya. "Tadi....apa yang Pak Nirvana, minta?"

"Desain interior! Beliau menyerahkan sepenuhnya kepada kamu."

Jagat tersenyum, menatap sang klien yang telah menunggu jawaban, sedari tadi. "Baik....Pak! Saya akan beri usulan di pertemuan kita yang akan datang. Kita cukupkan terlebih dahulu pertemuan kali ini." Jagat mulai berdiri, mengikuti sang klien yang telah berdiri sebelumnya dan berjabat tangan pada Jagat dan Hakka sebelum ia meninggal restoran ini.

Setelah melambaikan tangannya dan si pelayan pun datang, ketiga lelaki itu saling menatap satu sama lain bergantian. "Lo duluan! Ada chat yang mesti gue balas!" kata Andrea.

BahiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang