29. Ada apa dengan Jagat?

38 2 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

jangan lupa awali setiap kegiatan apapun dengan basmalah yaa. biar berkah dan mendapatkan ridho dalam setiap aktivitasnya.

——happy reading——

Setelah mendapatkan pesan dari Jagat, hati Aswa kian lama kian membaik, meskipun masih ada perasaan mengganjal tentunya, di dalam dihatinya. Mengenai pesan Jagat——yang memintanya untuk merahasiakan keberadaannya kepada Ummi juga keluarga lainnya yang sangat mengkhawatirkannya.

Ada apa, dan mengapa mas Jagat meminta hal itu? Sempat terbesit di pikirannya satu pertanyaan itu. Yang sempat ingin Aswa tanyakan pada Jagat tadi. Tapi ia urungkan niat itu karena ia tak mau jika Jagat enggan untuk mempercayainya lagi karena hal itu.

Untuk apapun yang terjadi saat ini, Aswa telah menyerahkannya pada Rabb-Nya. Penguasa langit dan bumi yang mampu merubah segala keadaan dengan kuasanya.

Manusia itu sifatnya lemah. Mereka kuat karena Allah, Tuhannya. Lantas, bagaimana dengan mereka yang menyombongkan dirinya dengan apa yang dia punya saat ini, padahal kekayaan, pangkat, dan semua yang mereka miliki tidak lain dan tidak bukan mereka dapatkan jika bukan karena kuasanya. Tuhan semesta alam.

"Benarkah aku wanita yang tidak becus? Istri yang durhaka terhadap suaminya?" Sejak tadi pagi, Aswa benarlah dibuat sibuk, dengan pikiran dan perkataan yang sempat Bianca katakan semalam.

Perkataan dan hinaan yang perempuan itu berikan nyatanya sangat amat membekas pada Aswa, wanita yang selalu disalahkan atas apa yang terjadi pada orang lain.

Jika dulu ia pernah disalahkan karena lahir ke dunia, maka kali ini——dia disalahkan karena telah menghancurkan kebahagiaan seseorang. Kebahagiaan yang nyatanya hanya imajinasi seorang perempuan, tapi tidak bagi seorang laki-laki yang kini resmi menjadi suaminya.

Hidup berumah tangga itu bukanlah hal yang mudah, makanya dikatakan ibadah terpanjang karena memang akan banyak ujian yang pasangan lewati dalam ibadah ini. Mengingat kata itu, Aswa merenung. Menunduk lemah, menghapus air mata yang telah membasahi pipinya sedari tadi.

Perkataan dan tindakan yang Bianca lakukan semalam berhasil membuat Aswa terguncang hingga saat ini. Hingga membuatnya berlarut-larut dalam kebimbangan dan terus menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi padanya saat ini. Dengan penyesalan lain yang datang ikut membayanginya hingga saat ini.

"Aku memang wanita yang buruk. Aku buruk, aku adalah luka bagi semua orang yang berada di sekitarku," kata Aswa menyudutkan dirinya. Meremas kuat ujung Abaya-nya.

"Allahuakbar nak ...." Ummi yang berdiri di ambang pintu kamar Aswa kaget, ketika melihat seorang menantunya tengah terduduk bersandar pada lemari, dengan tertunduk lesu.

"Ummi." Wajah wanita itu benar-benar memerah. Matanya sedikit bengkak, dengan jilbab yang sedikit basah tentunya. Ummi menarik tubuh Aswa kedalam peluknya.

Ummi yang mencoba untuk menenangkan Aswa mengelus lembut kepalanya, "Apa yang membuat kamu menangis seperti ini, nak? Ada apa, apa perkataan dari Bianca masih membekas dalam ingatan kamu?"

Aswa yang tak mampu menahan rasa sakitnya tetap diam. Hanya mampu menyembunyikan lukanya dengan memeluk ummi begitu kuat, tanpa berbicara sedikitpun. Menyembunyikan tangisnya dalam dekapan hangat yang ummi berikan.

BahiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang