Kayshiel akan mulai berbaur dengan tetangga sekitar, dengan mulai mengirimkan beberapa makanan pada tetangga nya, karena ia tidak sempat untuk saling menyapa tetangga di samping rumah.
Saat mengantar makanan selanjutnya di sebelah rumah, tak sengaja si pemilik rumah sedang menyiram tanaman di depan rumah nya.
Kayshiel melengkungkan bibir nya membentuk senyuman yang di sambut dengan ramah oleh wanita paruh baya itu.
“permisi, saya tetangga baru di samping rumah ibu, maaf baru bisa silahturahmi sekarang” ucap Kayshiel membuka pembicaraan, si ibu tersebut langsung menghampiri Kayshiel setelah maid nya melanjutkan tugas ibu itu.
“gapapa kok, aduh maaf ngerepotin ya, yuk masuk dulu” balasnya dengan sigap menerima wadah dari Kayshiel dan menuntun gadis itu untuk masuk kerumahnya.
Padahal Kayshiel niatnya mau olahraga pagi setelah ini, tapi gapapa deh, tidak enak juga menolak nya.
Saat memasuki rumah ibu tersebut, gaya eropa yang mewah dan pilar tinggi menyambut mata Kayshiel, mewah dan elegan.
Berbeda dengan rumah nya yang menunjukkan aksen modern dan lebih di dominasi warna putih, hitam dan coklat.
“duduk dulu sayang, tante ke dapur dulu naruh makanan”
Kayshiel mengangguk tersenyum menuruti, mata nya terpaku pada satu pigura sangat besar yang menunjukan empat keluarga, dimana ada kepala keluarga dan ibu tadi serta anak remaja laki-laki mungkin seusia Kayshiel beserta kembaran perempuan nya, karena wajah mereka sangat mirip.
“itu keluarga kecil tante, sekarang mereka menempuh pendidikan tinggi di salah satu universitas, yang kakak si cowo dan adiknya yang cewe”
Suara dari seseorang di samping Kayshiel mengejutkannya, senyum nya terlihat kaku saat mendapati bahwa aksi tidak sopan nya ketahuan, walaupun sebenarnya ibu tersebut nampak tidak masalah saat Kayshiel menatap pigura keluarga nya.
“oh iya, ini tante baru aja tadi bikin cookies dan bikin nya kebanyakan, ini minuman nyasilahkan di minum” Kayshiel mengambil gelas pada pinggang gelas dengan tangan kanan dan meminum nya.
Wajah tetangga di samping nya itu sekilas nampak kagum dan mengangguk kecil.
Setelah berbicara cukup lama akhirnya Kayshiel pun pulang menuju kerumahnya, jam sudah menunjukan pukul sepuluh pagi, rasa nya ia sudah tidak mood untuk berolahraga lagi.
Akhirnya Kayshiel hanya membuat kakap tepung asam manis yang bahan nya masih lengkap karena saat ia ke minimarket kemarin belanjaan nya berada di apartemen lalu ia bawa ke rumah nya, Kayshiel tak akan membiarkan bajingan itu mendapatkan keuntungan sedikitpun dari nya.
Setelah sudah siap ia bawa ke ruang santai karena ingin merasakan suasana tenang dan nyaman di rumah sendiri, dengan di temani minuman segar, cookies pemberian tetangga baru dan film horor yang baru mulai di tv nya.
Handphone nya berdering, membaca sekilas lalu fokus kembali pada tontonan nya, teman kelas nya sedang ribut membahas prom night yang akan di mulai beberapa hari lagi.
Dan jangan di tanya kehebohan teman nya yang sudah kalang kabut di grub mereka ber-empat membahas dress code mereka, niatnya mereka akan bersama-sama membeli di satu butik ternama nantinya.
Tiba-tiba memori Kayshiel terlempar ke beberapa hari sebelumnya, saat pertengkaran di antara Kaiden dan Jean, banyak yang tidak tahu bahwa sebenarnya Jean tidak pernah menciumnya di bibir, bahkan pipi pun tidak.
Hanya saja dari beberapa pandangan, Jean tampak mencium bibirnya, apalagi dengan pria itu yang menahan tengkuknya seolah-olah benar-benar menahan ciuman itu.
Tapi Kayshiel jujur bahwa mereka tidak berciuman sama sekali, sekalipun bersentuhan kulit sewaktu itu.
Setelah beres makan ia pun segera untuk berganti baju lebih kasual, karena hari ini ia berniat untuk menjenguk kakaknya.
Kabar baik bahwa sudah dua minggu yang lalu Ganka sudah melewati masa kritisnya dan Kayshiel harap Ganka segera sadar dan membuka matanya setelah ia sampai.
Sudah memastikan semua nya aman, Kayshiel pun segera mengeluarkan mobil nya dari halaman rumah, bertepatan dengan itu sebuah motor sport memasuki rumah besar gaya eropa itu.
Kayshiel segera menjalankan mobilnya hingga tak menyadari motor itu lalu menekan tombol remote control untuk pagar rumahnya menutup secara otomatis.
Ibu yang beberapa jam lalu menyambut Kayshiel kini keluar menyambut anak remaja nya, panggil saja beliau Sinta.
Setelah anaknya tersebut menghampiri nya, Sinta langsung saja memeluknya dengan erat karena anaknya hanya beberapa kali dalam seminggu pulang kerumah, ia lebih memilih berada di apartemen pribadinya karena lebih dekat dengan kampus.
“assalamualikum mah, Abang salim dulu”
“oh iya, aduh anak ganteng mamah” dengan tangan menyodorkan ke arah anaknya, sang ibu pun dengan segera menggiring anaknya untuk segera masuk kerumah.
Namun teriakan seseorang menghentikan langkah mereka, satu mobil mewah masuk kedalam halaman besar itu, sang empu nya dadah dengan wajah melongok keluar jendela, padahal sedang mengemudi.
“OI! AKU KOK GA DI AJAK SIH!” emang gak sopan anak ini, mama nya sampai ngusap dada melihat anak keduanya.
Berlari menyusul ibu dan kembarannya, bukannya mendapat sambutan seperti sang kakak, gadis itu malah mendapat cubitan kecil yang jujur semakin kecil maka...
SEMAKIN SAKIT!
“aw, aduh-aduh, sakit mah, udah dong kok adek di giniin ga kaya abang!” keluh sang anak dengan meringis mengusap bekas cubitan ibu nya.
Sebelum ibu nya semakin panjang mengoceh, gadis itu segera berlari menerobos keduanya dan berteriak memanggil sang papa yang berada di lantai atas.
“PAPAH ADEK PULANG!!”
“PUTRI KERATON PAPAH!!”
setelah sang papa turun dari tangga yang sangat lambat dan begitu dramatis sampai si adek sempat makan, ke Paris, ke Mekah, akhirnya mereka berdua saling berpelukan dengan girang.
Sang ibu dan anak cowo nya cuma bisa diam menyaksikan hal yang sudah biasa terjadi dirumah.
Sinta segera membawa anak satunya menyusul anak gadis dan bapak kesayangan nya yang sudah nangkring di sofa ruang santai mereka sembari bergosip.
“kalian ini kembar loh, kok bisa-bisanya beda sifat gini, pusing mamah sama tingkah adik kamu”
Sang kakak hanya tersenyum kalem sembari mengajak ibu nya untuk segera makan.
“kita makan ya mah, nanti keburu dingin masakan mamah, Abang panggil papah sama adek dulu” ucap nya setelah mencium kepala mama nya, duh so sweet banget deh punya anak begini.
Sinta melirik kedatangan mereka yang asik berbincang, kini sang papa yang berbicara dengan kakak, sedangkan si adek hanya geledotan kaya monyet di badan bapak nya.
Hadeh pusing deh Sinta sama kelakuan anak kedua nya.
/ <><> \
Aku kemarin lagi revisi habis-habisan sama cerita ini, jadi part sebelumnya hampir 50% berbeda ya guys dari sebelumnya, lebih banyak interaksi Kayshiel sama Kaiden waktu mereka lagi pacaran dan selingkuh.
Kalian bisa baca ulang lagi di part sebelumnya, khusus part 4-13 atau 16 itu beda banget sama sebelumnya.
Thnkyou, boleh minta vote nya ya, free.
©MilkyMilo

KAMU SEDANG MEMBACA
Kayshiel (END)
Novela Juvenil"buka selalu mata kamu, sampai aku dikebumikan." Kayshiel begitu mencintai Kaiden, tunangan hasil perjodohan orang tua nya. Mereka tidak saling membenci atau bahkan berusaha untuk memutuskan perjodohan itu, keduanya saling mencintai. Namun, itu semu...