07. Piket Ndalem

832 44 3
                                    

•••

لطف:وفي النهاية قدر الله جميل رغم أن قبوله يتطلب الدموع

"Pada akhirnya takdir Allah itu indah walaupun butuh air mata untuk menerima"

•••

Happy Reading

•••

Tak terasa sudah seminggu lamanya Ayesha menjalani hari-harinya di pesantren. Tidak ada hari tanpa mengaji, tidak ada hari tanpa hukuman. Ya karena kesalahan Ayesha sendiri. Seperti saat ini, Ayesha tengah dihukum mencabuti rumput belakang ruang astidz dan asatidzah.

"Capekk. Nggak nakal lagi deh. Hukumannya nggak main-main. Nyabut rumput sih. Tapi seluas ini. Apa nggak encok pinggang inces," keluu Ayesha. Ayesha sudah berada disini sedari dua jam lalu.

"Harusnya gue piket ndalem. Tapi karena dihukum," gumam Ayesha mengingat hari ini jadwalnya piket.

Satu jam pun berlalu. Terlihat dari arah jauh seorang gadis yang berjalan dengan ogah-ogahan. Ayesha seperti tidak asing dengan gadis itu.

"Elsa?"

"Di hukum juga Lo Elsa projen," celetuk Ayesha.

Terlihat Elsa mendengus mendengar celetukan dari Ayesha.

"Gara-gara Mak lampir Hanasu tuh," sebal Elsa.

"Gue juga greget anjir. Sok banget. Nggak tau aja yang dilawan itu pentolan," ucap Ayesha.

"Bener bet," sahut Elsa.

"Kapan-kapan labrak sabi kali ya." Tiba-tiba Elsa mengusulkan sebuah ide brilian.

"Setuju. Kita cuman perlu nyari sekutu aja," kata Ayesha.

"Susah nyari sekutu. Di sini yang badung cuman kita berdua." 

"Sep nasep,"

"Daripada meratapi nasib ayo nyanyi," celetuk Elsa.

"Gaskeunn,"

"Judul apaan nih?"

"Surat diri, Ria Amelia,"

"Ayo-ayo aja gue mah."

"Mulaii! Yesh!"

"Sampainya hatimu, duhai kasih." Ayesha mulai bernyanyi dengan kayu kecil sebagai mic nya.

"Asekk!"

"Mengkhianati cinta, suci ini." Elsa pun menyahut dengan dramatis. Gadis itu meletakkan sebelah tangannya di dadanya seolah sakit sakit hati.

"Apa salah diriku~ Cobalah katakan." Lanjut Ayesha sembari menjulurkan satu tangannya seolah menyuruh.

"Semuanya ku serahkan, padamu seorang." Nyanyi Elsa dramatis.

"Sungguh hanya kamu yang ku sayang~" sahut Ayesha menunjuk Elsa.

"Memang hanya kamu yang ku cinta~" Elsa bernyanyi dengan tangan yang membentuk love.

"Tapi kini kau pergi ... Tinggalkan diriku." Ayesha menyahut lagi dengan pose seseorang yang ditinggalkan.

"Setelah aku layu ... Engkau Pun berlalu ..."  Elsa menyahut.

Setelah itu keduanya tertawa keras. Entah apa yang ditertawakan. Berhenti sejenak kemudian berpandangan dan tawa keduanya pecah. Emang gaje sekalian ini ya_-

Untuk AyeshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang