•••
"Terkadang apa yang kita jelaskan tidak akan membuat semua orang percaya."
— Untuk Ayesha —
•••
Happy Reading
•••
Pagi ini Ayesha sedang menyapu kamar asramanya. Karena hari ini adalah jadwal dia.
"Ni meja orang kok nggak ada warnanya ya. Buku semua isinya." Ayesha bergumam sembari merapikan meja milik Zahra.
Setelah merapikan meja Zahra Ayesha beralih ke meja nya. Disitu banyak sekali tumpukan jajan. Tidak sama seperti meja ketiga temannya yang lebih banyak buku ataupun kitab-kitab.
Setelah merapikan itu Ayesha mengelap jendela. Sebenarnya nggak perlu tapi karena Ayesha tidak ada kerjaan jadi ya di lap. Sampai-sampai ada beberapa santriwati yang mendatanginya.
"Mbak Ayesha ! Cepet keluar. Cari tempat sembunyi! Pesantren di serang sama Gengster!" teriak santriwati itu.
"Cepat mbak!" teriak temannya.
"Kalian duluan aja. Gue nyusul!" balas Ayesha.
Mereka pun pergi. Segera Ayesha mengambil rok nya dan berlari menuju gerbang pesantren. Dia berlari dengan kecepatan penuh, yang dia takutkan terjadi, geng itu menyerang pesantren tempatnya menimba ilmu. Tidak sampai 10 menit Ayesha sudah hampir sampai di gerbang.
"Gila tuh geng."
"Mana Ayesha!" teriak seorang pemuda berambut pirang. Terlihat pemuda itu memukuli seorang santri.
"Panggil dia ke sini! Atau ..."
Dua pemuda datang dengan membawa Umma Fatimah dan Abah Amran. Masing-masing dari mereka memegang senjata tajam yang ada didekat leher pasangan suami istri itu.
"Mereka bakal jadi korban!"
"Sialan," umpat Ayesha.
"Nggak boleh di biarin,"
"Lepasin mereka Arsen!" teriak Ayesha lantang.
"Haha. Yang kita tunggu-tunggu akhirnya dateng," kata seorang pemuda berambut cokelat. Dia adalah Gio.
"Sialan! Lepasin mereka Arsen! Mereka nggak salah!" teriak Ayesha.
"Nggak akan. Haha," kata Arsen dengan tawa jahatnya.
"Ayesha!" panggil seseorang. Dia Gus Ibrahim dan disampingnya ada Rahman.
"Jangan mendekat dulu, Gus!" teriak Ayesha saat Gus Ibrahim akan mendekat.
"Tapi ..."
Ayesha mengisyaratkan bahwa akan baik-baik saja.
"Mau Lo apasih, Sen? Perlu gue bilang berapa kali lagi sih, kalo bukan gue yang bunuh Gala!"
"Tapi Lo yang ada di lokasi itu! Udah pasti Lo pembunuhnya!"
"Bukan sialan!"
Ayesha maju dan melayangkan tinju. Arsen pun yang tidak siap terkena tinjuan Ayesha yang membuat pipi nya memar.
"Sialan Lo!"
"Serang!" teriak Arsen kepada beberapa anggotanya.
Para anggota Arsen maju melawan para santri.
"Gouden Draak! Serang mereka!" teriak Ayesha juga saat melihat anggota inti Gouden Draak telah datang. Saat ini ponpes Al-Mu'minun sedang panas dengan pertarungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Ayesha
AcakAyesha Zayna Ruby Jackson, gadis cantik dengan IQ diatas rata-rata dan tingkahnya yang membuat kedua orang tuanya angkat tangan dan memasukkan Ayesha ke pesantren sebagian hukuman. Tetapi dibalik itu ada alasan lain mengapa kedua orang tuanya memasu...