10. Ketinggalan

710 33 1
                                    

•••

اللهم أنزع كل شعُور لا يستحق أن يكُون بقلبي.

"Ya Allah, lenyapkan lah segenap rasa yang tak seharusnya bersemayam dalam dada."

•••

Happy Reading

•••

Terlihat seorang pria tampan yang sedang sibuk berkutat dengan ptopnya. Hingga sebuah dering ponsel mengalihkan perhatiannya.

"Galvin?" gumamnya.

"Ada hubungan apa dia sama istri ku?"

Ibrahim mengangkat panggilan itu.

"Yesha! Gawat! Geng Lion Ice dateng ke sini!"

Dahi Ibrahim mengernyit saat mendengar nama geng terkenal setelah geng Dragon, geng yang di ikuti istrinya. Dia sedikit tahu walaupun tidak terlalu tahu.

"Yesha. Kok Lo diem sih? Gawat ini!" Katanya lagi. Dari suaranya memang pemuda di seberang sana sedang cemas.

"Maaf ini bukan Ayesha."

"Bisa tolong kasih hp nya ke Ayesha? Gue mau ngomong penting," ucapnya setelah sekian lama terdiam.

"Ya. Tunggu akan saya panggilkan."

Dia pun segera keluar dari ruang kerjanya. Ia akan pergi ke ndalem dan meminta tolong Umma nya untuk memanggilkan Ayesha. Perlu waktu beberapa menit untuk sampai di ndalem. Itu karena jarak rumah nya yang sedikit jauh.

"Assalamualaikum Umma."

"Wa'alaikumussalam, Le."

"Bisa tolong panggilkan Yesha Umma? Temennya tadi nelpon Ibra," tanya Ibrahim.

"Bisa. Kamu tunggu bentar ya," kata Umma nya.

Beberapa saat kemudian sosok yang ia tunggu datang.

Segera ia melangkahkan kakinya menuju belakang ndalem. Dia mendudukkan dirinya di kursi diikuti oleh Ayesha.

"Ada apa Gus? Mau ngasih duit ya?" tanya gadis itu. Ibrahim tertawa dalam hati mendengar pertanyaan dari istrinya.

Dia tidak menjawabnya, ia memberikan ponsel milik gadis itu.

"Temen kamu nelpon tadi. Katanya mau bicara penting."

Terlihat Ayesha bergumam sembari menatap ponselnya sebelum menelpon temannya.

Saat panggilan terjawab Ibrahim kembali mendengar kalimat yang sempat sosok pemuda bernama Galvin itu ucapkan.

"Yesha! Gawat! Geng Lion Ice dateng kesini!"

"Sebenarnya ada apa? Geng?"

Gus Ibrahim menepuk dahinya pelan. Dia baru ingat bahwa istrinya mengikuti semacam geng-geng.

"Astaghfirullah. Saya baru ingat. Tapi apa maksudnya?"

Ibrahim terkejut saat melihat Ayesha berdiri. Pasalnya istrinya itu tiba-tiba berdiri. Setelah itu istrinya berjalan sedikit menjauh dari tempatnya duduk. Sepertinya penting. Lebih baik dia duduk saja disini.

Disela-sela panggilannya Ibrahim tak sengaja mendengar bahwa istrinya menyuruh mengirim sebagian pasukan B ke dekat pesantren.

"Sebenernya ini ada apa? Muka Zayna juga kelihatan cemas."

Untuk AyeshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang