15. Omelan Gus Ibrahim

1.2K 72 12
                                    

•••

Syair Arab:

"Cinta tak berarti kita selalu berada di sisi orang yang dicintai. Tetapi cinta adalah saat kita berada di dalam hati orang yang dicintai."

•••

Happy Reading

•••


Pagi ini Ayesha pergi ke ndalem bersama dengan Elsa. Keduanya tadi bertemu di jalan. Kebetulan Elsa juga piket hari ini. Selama perjalanan Ayesha mendengar bisikan-bisikan menyakitkan dari beberapa santriwati dan santriwan.

"Nggak nyangka aja dia itu pembunuh,"

"Iya. Gara-gara dia juga pesantren kita di serang Gengster,"

"Iya. Untuk nggak ada yang terluka parah,"

"Bener,"

"Apa nggak di didik ya sama orang tuanya? Gabung-gabunt Gengster gitu,"

"Mungkin dia di masukin ke pesantren juga karena ikut Gengster,"

Dll.

Ayesha memejamkan matanya saat mendengar bisikan-bisikan itu.

"Ya Allah. Kuatkan Ayesha ya Allah."

Elsa yang berada disamping Ayesha pun menggenggam tangan Ayesha. Mencoba menguatkannya.

"Lo nggak salah. Arsenjing itu emang anjing. Jadi nggak usah tersinggung sama ucapan yang berbobot mereka," kata Elsa.

"Mereka itu anak pondok. Belajar agama tiap hari. Tapi nggak diserap. Jadi ya gitu, gosipin orang,"

"Padahal tahu loh kalo gosip itu dosa, tapi tetep aja gosip," tambah Elsa.

"Udah jangan sedih deh. Nanti nggak gue beliin yupi sama bakso bakar kesukaan Lo," bisik Elsa.

"Siapa yang sedih coba?" tanya Ayesha dengan mendongakkan kepalanya sejenak kemudian tersenyum lebar. Terlihat cantik dan tidak memiliki beban, padahal banyak beban yang Ayesha pikirkan. Apalagi saat di rumah sakit dia tidak sengaja mendengar pembicaraan antara Abah Amran, Umma Fatimah dan Gus Ibrahim.

Flash back on

Saat itu Ayesha baru bangun tidur. Tetapi mereka tidak menyadarinya karena terlalu asik berbicara. Saat mendengar namanya disebut segera Ayesha memejamkan matanya dan mendengarkan apa yang mereka bicarakan.

"Ya Allah, nduk. Padahal kamu sampai luka, masak di gosipin. Umma jadi merasa gagal mendidik mereka semua," lirih Umma Fatimah.

"Semoga istri kamu kuat ya, Ibra," timpal Abah Amran.

"Istri? Gus Ibra punya istri? Sejak kapan? Dan terus kok kayak mengarah ke gue ya?" Batin Ayesha.

"Yaudah. Umma sama Abah mau pergi ke administrasi dulu ya. Mau ngurus biaya rawat inap istrimu. Sekalian juga cek kesehatan. Bulan ini Umma belum cek soalnya," ucap Umma Fatimah.

"Jaga istri mu ya, le," pesan Abah Amran.

"Nggeh Abah, Umma. Pasti Ibra jagain," balas Gus Ibrahim.

Dalam hati Ayesha terus bertanya-tanya, kenapa kata istri seolah-olah tertuju padanya? Kek, ya dia ngerasa woy. Dan perlakuan Abah, Umma, Rahman dan Gus Ibra itu ke dia kayak beda gitu sama yang lain. Bukan geer tapi emang iya! Dah ah pusing.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Untuk AyeshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang