•••
"Apapun yang terjadi pada hari ini. Itu semua adalah takdir, jangan menyalahkan siapapun atas musibah yang menimpa mu hari ini."
—Untuk Ayesha—
•••
Happy Reading
•••
"Hello everyone!" teriak Ayesha saat melihat Zahra dan Yana.
"Salam Yesha," tegur Zahra.
"Assalamualaikum."
"Wa'alaikumussalam."
"Fania mana? Kok cuman Lo berdua?" tanya Ayesha saat tak melihat Fania.
"Masih ngampus," jawab Yana.
"Udah makan Lo berdua? Titipan gue mana?" tanya Ayesha sembari mengulurkan tangannya.
Zahra pun mengeluarkan dua bungkus makanan manis dengan nama yupi kepada Ayesha.
"Kok cuman dua?"
"Kamu nggak boleh makan manis-manis terlalu banyak, Yesha!" tegas Yana.
Ucapan yang terlontar dari Yana membuat gadis itu cemberut.
"Bener yang dibilang sama Yana. Kamu nggak boleh terlalu banyak makan manis-manis." tutur Zahra lembut. Hal itu agar gadis keras kepala ini luluh.
"Kamu nggak inget hah? Siapa yang merengek sakit gigi pas hari itu?" tanya Yana dengan bersedekap dada.
Ayesha ingat, itu dirinya. Hari keempat tinggal di pesantren, dia mengalami sakit gigi karena terlalu banyak mengonsumsi yupi. Ya ... Bahkan dia bisa menghabiskan lebih dari lima bungkus yupi dalam sehari.
"Yaudah deh."
"Kamu udah makan?" tanya Zahra.
"Udah tadi di ndalem." Jawab Ayesha.
"Sejarah baru! Ada santriwati yang makan di ndalem. Se-meja lagi sama Umma sama Abah Yai," ujar Yana.
"Apasih biasa aja. Lagian hari pertama gue nginjek tanah pesantren udah tidur di kamar ndalem. Biasa aja," balas Ayesha.
"Nggak usah lebay kamu. Orang tua Yesha kan sahabatan sama Abah Yai," kata Zahra.
"Nah itu,"
"Jadi wajar aja kalo Yesha bisa makan di ndalem."
"Tapi jangan bocor ya Lo berdua. Awas aja Lo berdua bocor. Gue ceburin ke selokan pak Udin," ancam Ayesha. Kedua gadis itu menganggukkan kepalanya.
"Yaudah sana. Gue mau pdkt dulu sama yupi. Bayy," ucap Ayesha.
🌷🌷🌷
Dibawah pohon yang rimbun terlihat seorang gadis cantik yang sedang duduk sembari memakan makanan manis.
"Eh anjir! Gue baru inget,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Ayesha
RandomAyesha Zayna Ruby Jackson, gadis cantik dengan IQ diatas rata-rata dan tingkahnya yang membuat kedua orang tuanya angkat tangan dan memasukkan Ayesha ke pesantren sebagian hukuman. Tetapi dibalik itu ada alasan lain mengapa kedua orang tuanya memasu...