Psychopath Queen Mamba

Bab 24.| Kemenangan Yang Hebat

AKU MENCOBA MENYELAMATKANMU
KARENA SUATU SAAT NANTI AKU BISA MELIHATMU TERSENYUM DENGANKU.

ARTHUR BIMANTARA

*******

Happy reading jangan lupa vote dan komen
.
.
.
.
.
.

Rain sudah tidak sadarkan diri karena pukulan itu sangat kuat. hingga darah terus menerus keluar, Malam yang dingin dan sunyi semua makhluk hidup yang berada dibumi masih tertidur dengan nyenyaknya. tanpa Mengetahui Ada seseorang Tergeletak lemas membutuhkan pertolongan, Hanya meminta ada sedikit keajaiban Untuk menolong Satu makhluk tuhan ini.
.
.
.
.
.

Saat ini teman-teman rain masih terus mencari Keberadaan gadis itu. Karena perseteruan antar Gengster dan Mafia sudah selesai malam ini, Ya malam Yang panjang dengan perkelahian Yang panas para anggota gangster sudah habis. satu persatu dilawan oleh kelompok mamba, Disaat mereka sudah menang Tetapi Queen mereka hilang entah kemana.

Karena kericuhan itu membuat mereka terus fokus pada target. kenan yang merasa bersalah Karena kecolongan rain padahal sejak awal harusnya mereka tidak terlalu jauh dalam pergerakannya, hampir semua Tempat sudah dicari namun nihil masih juga belum menemukan Rain.

Deana Sudah menangis karena sedih Apa yang mereka katakan jika pulang tanpa sosok Rain Grizellyn si ketua Queen Mamba. sedangkan di mansion ada reno pasti pemuda itu akan bertanya dimana kakanya, Semoga ada sedikit keajaiban yang berpihak pada mereka.

Disaat sedang fokus mencari Rain terdengar suara tembakan dan tak lama terdengar suara ledakan yang sangat keras. Mereka masih bisa mendengar jelas suara ledakan itu, karena malam yang sepi dan Tidak ada Suara kericuhan hanya terdengar suara hewan hewan kecil saja. Kenan dan yang lainnya saling tatap mereka berbicara lewat tatapan seolah bertanya ledakan apakah itu yang Sangat kencang.

"Van, Itu suara ledakan apa hiks." Tanya deana yang masih menangis.

"Gak tau ledakan apa, udah jangan nangis nanti Rain ketemu." Vanka menggeleng tidak tahu lalu gadis itu memeluk deana karena terus saja menangis.

"Mending kita cari aja arah ledakan itu, Kita gak tau di daerah sini masih ada Orang selain kita atau tidak." Kenan Memutuskan mencari arah ledakan itu.

"Baiklah kita cari. Lho disini gak ada jaringan Anjir." Alastar mendadak heboh karena didaerah sini tidak ada jaringan.

"Serius Lo." Tanya zidan membuka ponselnya Memang benar sinyal di ponselnya juga tidak ada.

"Udah...udah, Jangan ngeributin sinyal mending kita cari arah ledakan tadi itu." Arka tidak mau memperlambat waktu.

"Siapkan senter di ponsel kalian untuk penerangan jalan kita, dan inget kita harus saling pegangan satu sama lain." Kenan memberikan komando untuk hati-hati dan teman temannya hanya Mengguk.

Kenan Berjalan Didepan, vanka dibelakang kenan lalu deana berada di posisi ketiga, dan dibelakang Deana ada Arka, zidan, dan juga Alastar. mereka Terus berjalan hati-hati hal yang mereka lihat pertama kali adalah banyak gedung tua yang terbengkalai, bahkan disekitarnya banyak Pepohonan yang tumbuh mengisi Gedung tua itu, Mereka semua Baru mengetahui jika area ini ada Banyak gedung gedung tak terpakai.

Dan dari sini mereka mulai mencari bekas ledakan tadi. Padahal arah arahnya tidak jauh dari sini, zidan yang sedang fokus melihat-lihat area sekitar tanpa sengaja menginjak sebuah kalung berbandul awan berserta kilatnya zidan paham Betul kalung ini milik siapa.

"Las, gue nemuin kalung si rain." zidan menunjukan kalung yang ditemuinya.

"Loh itukan kalung punya rain." Alastar menunjukkan kalung itu.