Prolog

27 14 1
                                    

Malam ini angin berhembus cukup kencang membuat sebagian orang-orang lebih memilih di rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini angin berhembus cukup kencang membuat sebagian orang-orang lebih memilih di rumah. Namun berbeda dengan Zella, ia malah lebih memilih jalan-jalan di taman guna menjernihkan pikirannya. Dan apesnya saat pulang ia malah dihadang preman bertubuh besar dengan tato didada, tangan, dan kaki.

Zella membulatkan mata. Jantungnya berdetak tak karuan. Apalagi ia sendiri di situ.

"Hei, anak gadis sendirian aja nih. Dingin-dingin gini bisa dong giliran." Ujar preman berambut gimbal pada temannya yang sama menyeramkan juga.

"Inget umur dong. Udah tua masih aja godain yang lebih muda." Zella menutup mulutnya. Sial, ia keceplosan. Niatnya bicara dalam hati malah refleks keluar dari mulut mungilnya.

"Wah berani juga nih, tangkap Van." Zella menarik nafas panjang, kemudian berlari sekuat tenaga menghindari para preman yang mengejarnya. Enak saja ia akan digilir, memangnya dirinya itu apa.

Angin yang berhembus menerpa kulit putih Zella sangat amat dingin, ia sedikit menggigil. Rambut coklatnya berterbangan tak beraturan. Napasnya tersengal-sengal, namun tak kunjung membuat gadis cantik itu berhenti.

Setiap kakinya melangkah, sesekali ia melihat ke belakang dimana para preman masih mengejarnya. Mata Zella berkaca-kaca, apa tak ada yang akan menolongnya?

Hingga sekarang matanya terbelalak kala sebuah tangan kekar menariknya menuju gang yang hanya bisa dilewati 2 orang. Ia memberontak, apa nasibnya akan digilir dengan para preman tadi?

"Hei, lo gapapa?" Zella mengerjapkan matanya. Ah, ia sangat bersyukur. Ternyata bukan preman tadi yang membawa ia ke sini.

Zella mendongak menatap wajah lelaki itu yang lebih tinggi darinya. Seketika matanya berkaca-kaca saat mata mereka saling bertemu.

Terdapat kata rindu yang tak bisa disampaikan. Apa ini mimpi? Ia ingin secepatnya bangun dari mimpi ini. Oh, ayolah, ia benci melihat wajah lelaki ini walaupun ia merindukannya.

Dulu lelaki dihadapannya seperti pelangi yang menghiasi hari-harinya. Tetapi dia kembali lagi seperti sekarang ini saat luka yang dia berikan mulai sembuh.

🕊🕊🕊

Ayoo gas baca. Tinggalin voment kalian yaaa
Terimakasih

THIS IS MY STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang