7. My Story <Pengalaman>

12 9 0
                                    

"Okey, anak-anak. Ibu mau kalian menulis pengalaman kalian dalam waktu 30 menit. Nanti kalau sudah selesai, ibu panggil satu-persatu untuk dibaca didepan kelas." Ucap guru itu yang diangguki para murid.

Semuanya sibuk berfikir pengalaman apa yang akan mereka tulis. Berbeda dengan Dilan, ia sudah mendapatkan ide untuk dituliskan lalu diceritakannya nanti.

Para murid sudah meletakkan alat tulis mereka di meja. Waktu sudah 30 menit, mereka hanya menunggu kapan mereka akan dipanggil.

"Waktu habis. Semuanya sudah selesai?"

"Sudah bu." Kompak mereka.

"Ibu panggil acak saja ya, tidak urut absen."

"Lo nulis tentang apa, Nya?" bisik Zella pas di telinga Vanya.

"Sialan lo bikin kaget gw!" Zella terkekeh pelan.

"Hehe, sorry."

"Nanti pas gw cerita di depan, lo tepuk tangan paling keras ya, Zell."

"SIAP." Zella membalas dengan tangan membentuk hormat.

"Ibu panggil, yang pertama Dilan." Perhatian para murid kini mengarah pada Dilan di depan kelas.

"Waktu kemarin malam, aku dan teman-temanku pergi ke tongkrongan Bolodewo. Aku memakai outfit keren, siapa tau ada cewe nyantol,kan? Saat disana aku duduk berjejer dengan Ardha. Kita berdua memesan kopi, sembari menunggu kopi dibuat, Ardha berbisik di telingaki 'Lan, ada cewek cantik disonoh' karena penasaran, aku mengikuti arah pandang Ardha. Benar saja, disana ada cewe cantik. Rambut curly, dress yang pas dilekuk tubuhnya, kulit putih, wahh dari belakang saja sudah terlihat cantiknya bagaimana. Kakiku maju melangkah ke arah cewe tadi. Waktu tanganku terulur untuk kenalan, cewe itu mendongak. Betapa kagetnya saat tau bahwa itu seorang banci. Aku jadi lari dan ditertawakan oleh Ardha,temanku." Cerita dari Dilan dibalas gelak tawa dan tepuk tangan oleh para murid. Guru itu juga sampai geleng-geleng kepala. Kelakuan muridnya ini memang ada-ada saja.

"Okey, setelah Dilan sekarang Vanya." Vanya yang dipanggil langsung maju dengan wajah senangnya.

"Hari kamis minggu lalu, aku pergi kesuatu tempat bersama dengan Zella." Zella langsung membulatkan matanya. Perasaannya sudah tak enak.

"Seperti biasa, kita berdua hanya membeli bakso dan kebab. Kami memutuskan untuk makan ditempatnya. Kita mengobrol diselingi canda dan tawa. Tak terasa waktu sudah sore saja. Akhirnya kita memutuskan untuk pulang, karena ada drama asal China yang harus ditonton. Dijalan raya tak terjadi apa-apa, aman saja. Kita berdua juga bernyanyi-nyanyi untuk menghilangkan rasa bosan. Karena aku yang mengendarai motor, jadi aku lewat tempat sebitan saja. Disitu belum terjadi apa-apa, kami masih bernyanyi. Sampai akhirnya.... ada banyak monyet ditengah jalan, aku panik, Zella juga panik. Kami berdua bernyanyi dan juga berteriak secara bersamaan. Monyet itu mengejar kami. Mulai dari situ, aku dan Zella tak akan bernyanyi lagu.. itu lagi." Cerita Vanya membuat para murid tertawa. Kisah Zella dan Vanya memang selalu aneh-aneh saja. Guru itu juga menepuk jidatnya saat mendengar Vanya bercerita.

Tak berselang lama, bel istirahat sudah berbunyi. Zella dan Vanya jelas langsung pergi ke kantin. Nada dering di perut mereka sudah berbunyi minta diisi.

"Lo ngapain, tadi bawa-bawa gw?" Zella kesal dengan Vanya. Bisa-bisanya hal memalukan diceritakan didepan kelas.

"Kan bestiee... ya nggak?"

"Terserah,Nya. Sana pesen"

"Mau apa lo?"

"Kebab sama minumnya es teh." Zella mendudukkan dirinya di kursi dekat jendela. Ia bisa melihat sekolah sebelah yang juga tengah beristirahat.

THIS IS MY STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang