2. My Story <Surat>

13 10 6
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Seseorang kadang tak bisa mengendalikan hati untuk menyukai siapa saja. Begitu juga dengan Zella. Kalau tahu ending nya ia akan ditinggal oleh Zergen pasti ia tak mau berharap berlebihan.

Memang benar kata orang-orang bahwa kita tidak boleh terlalu berharap pada orang lain. Semakin kita berharap pada seseorang maka konsekuensinya semakin besar. Kita juga yang akan menanggung semuanya sendiri karena terlalu berharap pada seseorang yang tak pasti.

Zella menghembuskan nafasnya kasar. Ia sedang berbaring di ranjang empuknya dengan headphone yang berada di telinganya. Hampir setiap hari Zella mendengarkan musik tapi hanya itu-itu saja yang diputar. Author juga sampai bosan mendengarkan musik milik Zella (⁠╥⁠﹏⁠╥⁠)

Zella menghitung musik yang baru saja didengarkan ini, perasaan baru sedikit tapi baterai hpnya sudah menipis.

°Kukira Kau Rumah > Amigdala
°Lantas > Juicy Luicy
°Talking to the Moon > Bruno Mars
°deja vu > Olivia Rodrigo
°Kenangan Manis > Pamungkas
°say you're done with me > Arash Buana

Zella menepuk jidatnya, pantas saja baterai hpnya menipis, ia saja memutar 6 lagu itu berkali-kali. Rekomen juga buat kalian yang mau move on.

Ia melirik jam dinding sekilas, dimana jam sudah menunjukan pukul 17 lebih 15 menit. Zella segera membersihkan diri di kamar mandi. Sebentar lagi ia akan pergi ke sanggar seni menjemput sang sepupu, Vino.

Setelah selesai Zella menatap pantulan dirinya di depan kaca panjang yang menampilkan dirinya dari atas sampai bawah. Satu kata, perfect. Ia menambahkan rona pink di pipinya dan lip balm untuk mempercantik bibirnya. Tak lupa ia menambah jepitan biru muda di rambut kanannya.

"Nah, cantik nih."

Sangat puas ia menatap dirinya di cermin. Sesudah selesai dengan kegiatan menghias wajahnya Zella langsung turun ke bawah dan mengendarai mobilnya.

Hanya membutuhkan waktu 25 menit, Zella sudah sampai di sanggar seni. Matanya memperhatikan sekeliling. Sangat besar dan panjang, terdapat ukiran ukiran juga disetiap pinggirnya.

Zella tersenyum saat matanya terkunci pada sebuah kursi panjang di bawah pohon. Disana pertama kali Zella dan Zergen bertemu. Saat itu ia yang sedang duduk sendiri menunggu Vino tiba-tiba ada seekor kucing putih belang-belang hitam yang berada di sampingnya. Sontak ia menjauh karena dirinya takut dengan kucing. Tetapi kucing itu malah semakin mendekati dirinya, ia yang sadar juga semakin menggeser duduknya sampai ia hampir terjengkang tetapi ia tak merasakan apa-apa. Ternyata ada Zergen yang menahan dirinya agar tak jatuh.

Andai waktu bisa diulang, maka Zella akan memanfaatkan jam-jam yang terbuang itu untuk pergi entah kemana bersama Zergen.
Andai dulu ia tak egois pasti Zergen masih berada disini. Teruslah berandai-andai sampai mereka bertemu kembali, mungkin jika dipertemukan. Jika tidak ya kuburlah perandai-andaian itu.

THIS IS MY STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang