6. My Story <Vanya Gavin>

10 8 0
                                    


Zella tersenyum tipis menatap kalender kecil, sekarang minggu tanggal 7 juli. Mulai sekarang, hari ini, detik ini, ia akan move on dari Zergen.

Ia akan memulai kehidupannya tanpa memikirkan Zergen. Menyimpan rasa rindu berlarut-larut itu tak enak. Apalagi jika hanya dia seorang yang merindukan.

Sekarang ia berada disebuah cafe ternama. Ia hanya duduk menunggu pesanannya datang. Seperti biasa, ia memesan chocolate panas yang berisi buah strowbery.

Setelah minuman itu diantarkan, ia mulai meminum sedikit demi sedikit. Tangannya mengambil sebuah laptop berlogo apel digigit itu. Dengan lincahnya tangan lentik Zella terus berputar dan memencet huruf huruf itu.

"Walaupun belum tamat. Gw harap kita bakal bertemu kembali dengan keadaan yang sudah berubah." Itu ucapan Zella terakhir kalinya membicarakan Zergen. Setelahnya ia akan membuang Zergen jauh-jauh.

"ZELLA!" ia menoleh kearah pintu. Disana ada Vanya yang melambaikan tangannya. Perhatian orang-orang menjadi berpusat ke Vanya yang berjalan kearahnya tanpa malu karena sudah berteriak. Vanya ini tak tau situasi apa?

"Apa? Sini duduk"

"Ada lowongan di tokonya mami. Kita mau daftar nggak?"

"Gimana ya? Emang kerjaannya apa?"

"Itu yang jahit jahit." Zella tersedak ludahnya sendiri. Gila, ia saja tak pernah menjahit, memegang saja belum pernah. Lah ini, ck ck, Vanya ini memang suka ngadi-ngadi.

"Gw gabisa anjir"

"Gampang itu mah. Kalau nggak sibuk gw ajarin"

"Besok aja!"

"Besok lu gada kelas?"

"Gada, kelas makeup gw hari selasa"

"Oke, deh. Besok langsung ke rumah gw aja." Zella mengiyakan. Alasan kenapa ia memilih besok, karena ia ingin menyibukkan diri agar cepat lupa dengan Zergen.

"Oh ya, gimana hubungan lo sama Davin?" Vanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Ya ga gimana-gimana. Dianya juga udah lulus,"

"Tapi..." lanjut Vanya membuat Zella mengerutkan alisnya,penasaran.

"Tapi apa?"

"Dia mau dimasukin pesantren." Ia melebarkan matanya. Tidak ada yang salah sih. Tapi seorang Gavin, cowok friendly yang suka mengejar-ngejar sahabatnya ini mau dimasukan pesantren. Lalu bagaimana dengan Vanya?

Jadi Vanya itu gengsinya setinggi gunung ya. Aslinya dia juga suka sama Gavin. Ia juga aslinya itu menyesal karena tak bilang bahwa ia membalas perasaan Gavin. Ingat, penyesalan memang diakhir.

Harapan Zella, semoga sahabatnya ini tetap bersama Gavin, walaupun mereka pasti tidak akan bertemu bahkan saling berkomunikasi. Tapi mengingat nama Gavin, Zella sedikit dongkol. Masa idola favoritnya dibilang pop ice.

"Kok lu bisa tau kalau mau dimasukin pesantren?"

"Nih baca." Vanya menyodorkan hpnya pada Zella.

Gavin
Kiw cewek,gw punya inpo baru

Vanya
Apa?

Gavin
Tapi janji jan nangis ya

Vanya
IYAAA

Gavin
Shibal, gw mau dimasukin pasantren😃

Vanya
Daebakk!!!

Gavin
🖕🏼

Zella tertawa, sebenarnya masih panjang. Tapi spil tipis-tipis lah ya.

"Lo udah deket banget ya, sama Gavin?"

"Nggak juga. Udah jarang ketemu gw,"

Zella tersenyum penuh arti. "Ekhem, jarang ketemu terus kangen, kan, kan?"

"Nggak tuh! Gw nggak suka dia. Malah gw doain semoga dia dapat cewe lain." Tandain gess, tandain.

Dibalik mereka berdua, love storynya sama semua. Terus bego juga kalau udah suka. Cocok diketawain daripada dipamerin.

°°°°
Banyak remaja lelaki berkumpul dikediaman seorang Falreza Algerian. Reza ini sering membuat para kaum hawa kagum dengan pesonanya. Mata hitam pekat, hidung mancung bak perosotan tk, rahang tegas, bibir pink, dan jangan lupakan tubuhnya yang atletis.

"Lo gamau bertindak?" Reza menarik nafasnya pelan. Ia juga bingung harus memilih rencana A atau B.

"Gw gatau. Dia sekarang berulah lagi, Bim." Abim mengangguk mengerti. Jika diposisi Reza ia juga pasti sama halnya bingung untuk memilih.

"Lo masih suka?"

"Sama siapa?"

"Diva"

"Enggak. Gw nggak punya perasaan apa-apa sama dia,"

"Bagus deh. Gw juga nggak suka, sama dia. Seenaknya sendiri orangnya tuh. Dia mau bahagia,tapi caranya salah." Mereka mengangguk setuju dengan ucapan Abim

"Iya anjir, dia nggak mikirin perasaan orang lain." Mereka mengangguk lagi.

"Padahal menurut Jarex, cantik katanya." Jarex yang sedang rebahan di kursi langsung bangkit.

"Huh, Dilanjing enak aja lo bawa-bawa gw!"

"Nama gw Dilan, not Dilanjing." Reza hanya terkekeh saja, menyimak kedua temannya.

"Oh ya, kapan mau bongkar identitas?" suasana menjadi hening. Mata mereka saling melirik satu sama lain.

"Terserah gw mah,ngikut aja,"

"Iya pah, gw juga ikut aja"

"Lo kok ngikutin gw mulu sih!"

"Siapa yang ngikutin lo? Orang gw duduk anteng gini." Jarex geram sendiri. Ingin rasanya ia menenggelamkan Dilan di sungai.

"Udah woy."

"Nanti jodoh lo, berantem mulu." Jarex dan Dilan bergidik ngeri mendengar ucapan Abim.

"Lu pasti belum makan,kan?" Keempat orang itu menoleh ke arah dapur. Ada adik Reza dan juga Ardha.

"1000 buat lo, kak." Ardha tersenyum senang.

"Ayo makan sama gw"

"Gass aja gw mah"

"Mau gw suapin nggak kak? Biar romantis." Reza yang mendengar melebarkan matanya. Adiknya ini sepertinya otaknya rada geser.

"BOLEH BANGET"

"Mau pakai cangkul atau sekop?" keempat orang itu tertawa dengan kompak. Sedangkan Ardha hanya mengelus dadanya sabar. Bersama adik Reza harus memerlukan kesabaran setipis tisu. Eh,maksudnya selebar tisu.

"Pilih, Dha. Mau cangkul apa sekop?" ulang Jarex sembari tertawa.

"Apa sih, sok kenal loh. Ayo Anne, kita makan bareng." Ajak Ardha dengan tangan meraih jari jemari Anne.

Ardha ini sedikit suka dengan Anne. Ingat, hanya sedikit tak lebih. Nama Anne itu panggilan dari Ardha untuk Luanne. Tapi teman-temannya itu malah pada ikut memanggil dengan panggilan yang Ardha buat. Hanya dia seorang yang boleh memanggil Luanne menjadi Anne. Tapi sudahlan, nanti temannya itu malah pada heboh mengira ia suka pada Anne. Padahal memang iya.

Ardha bilek: hehe, shuttt. Ini rahasia kita gess

"Mau makan dimana kak"

"Cafe depan yuk." Anne menyetujui. Setelah mendapat ijin dari Reza, mereka berdua langsung bergegas keluar dengan tangan yang masih bertaut.

𓇢𓆸

Kalau ada yg mau ditanya bsa tanya dikomen yaaaa.

Byeee

THIS IS MY STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang