CHAPTER 8

16 6 1
                                    

Hallo everyone!!!

Udah lama ga up nih wkwk, pengennya sih hiatus tapi kalau di pikir-pikir sayang juga nih cerita nganggur.

Jangan lupa untuk vote, komen dan follow yahh!!!!
.
.
.
.
.
"Rumah yang dulunya utuh, kini malah menjadi runtuh"

~Prisa Arubumi jayatrica ~
🍡🍥🍭
.
.
.
.
.













Sore itu Prisa baru saja tiba di rumahnya setelah melewati hari-hari yang cukup melelahkan, ia kini sedang duduk di kursi dan mulai membuka tali sepatunya. Setelah sepatunya terbuka Prisa segera menenteng sepatu nya untuk di bawa ke dalam rumah.

Baru saja Prisa memegang handle pintu terdengar suara pecahan kaca dari dalam rumah nya.

Prrangkkkk......

Suara itu membuat Prisa ingin segera membuka pintu dan melihat apa yang sedang terjadi di dalam rumah yang selalu damai itu. Mata Prisa membulat sempurna ketika melihat kedua orang tuanya yang kini sedang beradu argument, cacian dan makian juga terlontar dari mulut kedua pasangan suami istri tersebut.

Prisa masih tidak tau apa yang terjadi sehingga membuat kedua orang tuanya berdebat seperti sekarang ini.

"INI SALAH MU, KENAPA KAMU TIDAK BISA SECANTIK PEREMPUAN DI LUAR SANA!!!!," bentak papa Cakra tepat di hadapan mama Alora.

"Hahahah, kamu yang gak bisa jaga perasaan aku mas. Kamu sendiri yang menyuruhku untuk menjadi ibu rumah tangga, kamu sendiri yang tidak menyuruhku untuk berdandan rapi seperti perempuan kantoran di luar sana!!!," balas mama Alora namun nada bicaranya masih rendah.

"Sekarang apa?!!. NYATANYA KAMU MEMILIH DIA MAS, PEREMPUAN JALANG ITU!!!! BAHKAN KALIAN BERDUA TIDUR BERSAMA DI HOTEL!!!!," tangis mama Alora pecah, entah sudah berapa banyak air mata yang ia keluarkan hari ini.

Plakk....

Satu tamparan keras mengenai pipi mama Alora, papa Cakra mencengkram erat kedua pipi mama Alora sambil meludahi wajah wanita yang masih menjadi istri nya itu.

"Jangan sekali-kali kamu berani menghina dia dengan mulut kotor mu itu, jelas aku memilih dia. Dia cantik dan menarik tidak sepertimu hanya sebuah sampah di mata ku!!."

Hancur, hancur sudah kini rasa sakit yang tersisa. Mendengar ucapan yang begitu menusuk hati mama Alora, tangis Prisa kini semakin pecah ini pertama kali baginya melihat seorang ayah yang katanya menjadi cinta pertama bagi anak perempuan melukai hati ibu nya.

"Sekarang kita sudah tidak memiliki hubungan apa pun, aku ingin kita berpisah. Dan soal hak asuh anak aku tidak akan mengambil Prisa untuk pergi bersama ku."

Setelah mengatakan hal tersebut papa Cakra menarik kopernya dan pergi meninggalkan mama Alora yang kini sudah terduduk lemas di lantai. Papa Cakra melewati Prisa tanpa meninggalkan sepatah kata pun.

Saat papa Cakra menatap wajah Prisa, langsung saja Prisa membuang wajahnya ke samping. Rasanya enggan sekali melihat wajah pria yang sudah membuat hatinya hancur itu. Prisa menghampiri mama Alora dan memeluknya erat-erat, keduanya saling menyalurkan rasa sakit dan juga kekecewaan yang mereka rasakan ini.

Prisa membawa mama Alora untuk menuju kamarnya, mama Alora pun merebahkan tubuhnya di atas kasur. Prisa mengambil kotak p3k yang terletak di dalam laci meja, ia mengambil obat merah dan juga kapan.

TENTANG NAUFAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang