Hari berikutnya di Naiad Island School lantai kelas 11 cukup gempar.
Hal yang menjadi topik panas beberapa hari terakhir kembali ke sekolah. Alan datang dengan style biasanya, jaket hitam dan menggendong tas hitamnya. Serena datang di jam mepet masuk tapi dengan style berbeda. Anak itu datang dengan warna rambut yang sudah berganti. Yang awalnya hitam menjadi cokelat tua dengan beberapa highlight. Muka Serena semakin bersinar dan tentunya semakin cantik. Rambut barunya sangat cocok.
"Halo Ser, gimana liburannya?" tanya Jayden membuka pembicaraan kala Serena datang dan meletakkan tas nya ke tempat duduk.
"Wahh, mau lagi tau. Btw, gue cantik nggak rambutnya ganti?" tanyanya langsung to the point ke Jayden. Kalau disana ada Jayden pasti ada Jake. Mereka berdua bahkan menatap Serena tanpa kedip sebelum mukanya di usap kasar oleh tangan Alan.
"Kedip." tegurnya.
"Cantik, banget malah." jawab Jayden.
"Iya Ser, bangett."
"Thanks yaaa." jawab Serena manis sebelum duduk dan menghadap depan. Ada hal yang salah disana, Serena atau Alan bahkan tak saling tegur sapa. Serena sibuk menyiapkan tab dan alat tulis serta buku yang selalu nampak baru.
"Nggak ada yang mau diomongin?" ucap Alan gerah karena Serena hanya diam. Sedangkan dia menunggu Serena menjelaskan situasi yang telah terjadi hari ini.
"Apaa yang diomongin? kalau aku sih nunggu yang katanya mau minta maaf langsung." sindirnya tanpa melihat ke arah Alan. Padahal mah dia udah gatel mau sentuh rahang yang 3 harian tak ia lihat secara langsung.
Tak lama satu kotak kecil diletakkan oleh Alan didepan Serena. Ini mah dia langsung menahan senyum.
"Aku minta maaf sekali lagi." ucap Alan.
"Sebenernya udah dimaafin sih, tapi kalau dikasih kadoo yaaa aku suka." jawab Serena ceria sembari berusaha membuka isi dari kotak mini itu.
"Huaaaaahhhh, keren banget, aaa lucuuu. Aaaaa terimakasih, aku suka." ucapnya hebohh sembari memeluk Alan sekilas. Semua tingkahnya menjadi tontonan kelas, karena mereka tentu harus mengamati Serena yang sempat marah di grup malam itu.
"Itu cuma kertas." ucap Alan singkat, dia masih memproses bagaimana dengan entengnya Serena memeluknya dan sekarang memujinya.
"Ini bikin sendiri kan?!" tanyanya masih dengan nada excited.
"Iya, semalam. Bingung mau kasih tanda maaf apa kalau kamu udah ada semuanya. Terus lihat kertas di meja les ibu, jadi kepikiran buat bikin itu." jelasnya. Memang sesiang sampai sore Alan berpikir mau kasih Serena apa untuk tanda maaf.
Eh malah sore sore selesai anak anak les, dia melihat kertas origami warna warni disana. Setelah kepikiran sesuatu malamnya ia mencoba membuatnya dibantu tutorial youtube.
"Nahh, karena kamu bikin sendiri ini bagus bangett. Ini pertama kalinya aku dapat hadiah semenyentuh ini." ucap Serena sembari menatap berkaca dua bucket bunga kertas mini itu.
Hadiah selama ini yang dia terima adalah hadiah dengan harga selangit yang tentu akan dia sukai dengan sangat. Orang orang akan cenderung memberikan hadiah hadiah yang akan Serena masukkan ke jajaran lemari kaca miliknya. Kalaupun bunga ya bunga asli yang kemudian akan layu. Kali ini dia mendapat bunga yang tak akan layu.
"Aku mau upload ig ah." gumam Serena sebelum mengeluarkan hp dan memotret bunga itu.
"Tag aku." pinta Alan yang mendapatkan tatapan sedikit tak percaya.
"Kita belum followan?" ucap Serena ragu.
"Udah aku follow sekarang." jawab Alan, dirinya tau ig Serena ya karena teman temannya itu follow dia. Jadi mudah banget cari nama Serena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sense Of Rythm
Teen Fiction[IRAMA'S SERIES 2] Sense Of Rythm adalah sebuah rasa dari sebuah irama. Tak seperti sebelumnya, cinta yang baru saja timbul tanpa alasan. Saling mencari dan berusaha mendapatkan. Hingga menemukan sebuah 'rasa' dalam irama. Rumit, menyebalkan, lelah...