📍D-Day
Perjalanan ini menggunakan bis besar dengan berjumlah ada 5 bus murid. Sebenernya niat awal itu 1 bus dengan 1 kelas yang sama. Tapi ada 1 hingga 2 hal yang membuat komite akhirnya memutuskan kalau bebas mau gunakan bis yang mana asalkan tetap disitu dari berangkat sampai pulang. Jadi pendataan jumlah anak akan dilakukan waktu sudah naik semua dan bersiap.
"Kaat.. Lo ada bawa scarf atau apa gitu, gue baru ingeettt sweater masuk ke koper." ujar Serena panik. Bis sudah penuh dengan anak anak yang mulai memenuhi tempat duduk. Kopernya sudah masuk dan ditata dibagasi. Mau bongkar jelas harus bongkar semuanya.
"Nggak ada, cuma bawa ini doang mau pake dulu kah? ini kan ada selimut Ser?" tunjuk Kaat ke sweater yang ada dilengannya dan selimut yang ada di setiap kursi.
"Nggak mau, nanti gatel gatel repot." bisik Serena. Bukan karena dia sok iye ya, tapi kebiasaannya akan seperti itu. Kalau salah dikit pegang apa yang nggak bersih jelas akan bentol.
"Ini bis yang nyari komite ya Ser, ada campur tangan tante El juga." protes Nalyss
"Ahahaha, iya si. Ah enggak ah." tetap kekeh dengan pilihannya kali ini Serena.
Sreet..
Serena total berbalik karena tiba tiba dari belakang ada yang memakaian jaket warna navy dikedua pundaknya dengan lembut. Dilihatnya Alan dibelakangnya sembari menenteng waist bagnya.
"Pake sayang." ujar Alan. Dibelakangnya juga ada 2 sahabat tak terpisahkan itu yaitu Jake sama Jay.
"Ehh? makasih. Tapi kok-"
"Aku tau kamu pasti lupa, sejak kamu keluar dari mobil udah nggak nenteng jaket." jawab Alan kalem. Jaket navy itu sebenarnya jaket pilihan Serena untuk Alan waktu mereka sedang pergi untuk beli perkab.
"Iyaa maaf lupa."
"Its okay, kamu jadi duduk didekat jendela?" tanya Alan memastikan sebelum dia duduk. Mereka jelas akan duduk berdua, jangan kira itu permintaan selagi menjadi cegil. Itu permintaan Alan sebagai laki laki gentleman dan bertanggung jawab. Dia sudah langsung diminta oleh papa Serena untuk selalu hati hati dan tentunya jangan macam macam. Disana banyak mata mata.
"Enggak nanti aja, kamu duduk situ." tunjuk Serena yang membuat Alan kemudian duduk didekat jendela disusul Serena yang duduk disampingnya sembari memakai jaket itu pelan.
"Halooo Ser." sapa Jayden semangat yang duduk disisi sebelah kursi Serena.
"Ehhh haiii, kalian akhirnya milih kesini yaa." jawab Serena tak kalah semangat. Awalnya memang Jay mengabarkan kalau mereka mau join kelas D.
Tapi Serena juga kasih kompor enakan di bis lain tau katanya. Ehh Serena merekomendasikan bis 3 ini deh, dengan alasan nanti dicarikan teman. Padahal bis ini adalah bis yang ada teman temannya 3 orang itu. Kalau kelas D ada sebagian memutuskan untuk satu bis. Bahkan Alan diminta sebagai ketua untuk menerima usul bahwa kelas D wajib sekelas. Tapi berhubung Serena udah mencak mencak akhirnya Alan dengan pemilihan kata bijak untuk membebaskan semua mau dimana. Untungnya ada Jay sama Jake yang ngebantu opininya.
"Iyaa lah, kita bertiga mah gabisa dipisahkan Ser." saut Jake.
"Hahaha, boleh boleh."
"Ibu minta foto sayang." gumam Alan yang membuat Serena menengok ke hp laki laki itu yang menampilkan chat ibu yang meminta foto sebagai tanda bukti.
"Selfie aja." Setelahnya Serena mengambil hp Alan dan berfoto bersama dan dengan sadar mengirimkannya langsung.
"AC nya mau ditutup?" tanya Alan memastikan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sense Of Rythm ✔
Teen Fiction[COMPLETED] [IRAMA'S SERIES 2] Sense Of Rythm adalah sebuah rasa dari sebuah irama. Tak seperti sebelumnya, cinta yang baru saja timbul tanpa alasan. Saling mencari dan berusaha mendapatkan. Hingga menemukan sebuah 'rasa' dalam irama. Rumit, menyeba...