---
"Astaga..." Zee terkejut melihat keadaan kamar yang berantakan.
"Baru sebentar loh kamu ke atas, kok udah berantakan banget gini." Zee menepuk jidatnya, terlihat kesal dengan pakaian yang berserakan di seluruh kamar.
"Kan mau packing," jawab Aldo dengan santai.
"Packing sih packing, tapi nggak gini juga." Zee mendekati Aldo, semakin kesal saat melihat cara Aldo memasukkan pakaiannya ke dalam koper.
"Tuh, packing apa ini? Bajunya aja asal dimasukin ke koper, berantakan, nggak rapi. Awas deh, awas." Zee mendorong Aldo agar menyingkir dari tempatnya.
"Apa sih? Aku lagi packing!" Aldo membalas dengan nada kesal karena merasa diusir.
"Udah, biar aku aja yang packing. Kamu duduk aja di kasur," perintah Zee. Aldo pun beranjak dan duduk di kasur sambil menonton Zee.
Zee mengeluarkan kembali pakaian yang telah Aldo masukkan ke dalam koper, melipatnya dengan rapi, lalu memasukkannya kembali.
"Ngapain dikeluarin lagi kalo ujung-ujungnya dimasukin lagi?" pikir Aldo, merasa tindakan Zee bodoh.
Setelah melipat dan memasukkan kembali pakaian, Zee mulai memilih pakaian yang akan dibawa Aldo. Sesekali dia bertanya apakah Aldo ingin membawa pakaian tertentu atau tidak.
"Ini mau dibawa?" tanya Zee, dan Aldo hanya mengangguk.
Kadang Aldo juga menolak pakaian tertentu. "Eh, yang itu nggak usah," ucapnya saat melihat Zee ingin memasukkan celana jeans robeknya. Zee pun menurut dan mengembalikan celana tersebut ke lemari.
Setelah setengah jam, Zee selesai mempacking pakaian dan barang Aldo. "Udah nih," ucap Zee sambil berdiri. Aldo terlihat sedang rebahan di kasur sambil bermain HP. Beban? Banget, pikir Zee.
"Heh, aku mau ganti baju," Zee menepuk kaki Aldo agar dia sadar.
"Ya udah, tinggal ganti baju aja," jawab Aldo santai, masih rebahan sambil bermain HP.
"Kamunya keluar dulu," perintah Zee.
"Ganti baju tinggal ganti baju sih," Aldo tetap santai.
"Kamunya keluar dulu, ih!" Aldo akhirnya bangun dari rebahannya dan menatap Zee.
"Emang kenapa sih? Malu? Toh nanti juga aku pasti lihat seluruh tubuh kamu tanpa sehelai benang pun," goda Aldo sambil tersenyum.
Zee menyilangkan tangannya, menutupi tubuhnya. "Mesum," sarkas Zee. "Sana keluar, sambil bawa koper ke mobil. Kamu nggak akan ganti baju juga kan?" tanya Zee.
"Iya, iya." Aldo mengangkat kopernya dan keluar dari kamar.
Setelah Aldo keluar, Zee cepat-cepat mengunci pintu kamar, khawatir Aldo mengintip atau masuk tanpa izin.
Setelah selesai ganti baju dan merias wajah sedikit, Zee keluar dari kamar. Di ruang keluarga, dia melihat Aldo duduk di sofa bersama Cindy, menonton TV. Zee menghampiri mereka.
"Udah taro koper-nya?" tanya Zee.
Aldo dan Cindy menoleh. "Udah tadi," jawab Aldo, kembali fokus pada TV. Zee duduk di sebelahnya.
"Mau berangkat sekarang?" tanya Cindy.
"Bentar lagi, Bun. Mau istirahat dulu, capek abis packing," jawab Aldo santai.
"Kayak iya packing sendiri," sindir Cindy.
"Apa? Yang packing aja aku! Kamu packing kayak kapal pecah, berantakan banget," balas Zee, merasa tidak terima.

KAMU SEDANG MEMBACA
HANYA DIRIMU ( HIATUS )
Fanfiction" kamu enggak capek mencintai aku? Padahal kamu tau aku belum bisa mencintai kamu"- "Enggak kok aku enggak ngerasa cape sama sekali"- "Kenapa?"- "Karena aku akhirnya berhasil menemukan seseorang yang bisa menjadi penyembuh bagi diriku, aku berhasil...