Sudah hampir menjelang pagi, sekitar jam 04.30, Mirna merasakan gerakan-gerakan aneh disekujur tubuhnya. Ia membuka kedua matanya dan menyadari bang Joko tengah memeluknya dari belakang sambil tangannya meremas-remas kedua buah dadanya. Tampaknya ia ingin melakukan hubungan badan lagi, Mirna yang sudah pulih karena mendapatkan istirahat yang cukup sama sekali tidak berusaha menolak keinginan bang Joko.
Tidak lama kemudian keduanya sudah saling berpelukan sambil bibir mereka menempel satu sama lain. Bibir keduanya saling melumat dan menghisap hingga gairah mereka sama-sama kembali membara.
Dalam suasana menyenangkan itu, bang Joko berbisik ditelinga Mirna. Ia meminta agar Mirna mau mengisap batang kemaluannya.
Mirna sangat kaget karena ia tahu multnya tidak akan sanggup menerima benda yang berukuran besar dan panjang itu. Apalagi selama berhubungan dengan suaminya ia tidak pernah melakukan hal seperti itu. Namun bang Joko seolah sangat memohon, dan Mirna merasa sangat berat hati untuk menolak keinginannya.
Dengan sedikit gugup Mirna duduk di sisi tubuh bang Joko yang masih berbaring terlentang, ia menundukkan tubuhnya hingga wajahnya sangat dekat dengan bagian bawah perut pria tersebut. Jemarinya meraih dan menggenggam batang kemaluan bang Joko yang sudah mulai menegang keras, benda panjang itu lalu ia masukkan kedalam mulutnya.
Awalnya bau khas kelamin laki-laki membuat ia sedkit jijik, namun ketika tangan bang Joko membelai rambutnya seolah menyuruhnya agar segera mengisap benda panjang tersebut, akhirnya Mirna mulai memaju-mundurkan wajahnya hingga batang kemaluan yang ia genggam pun bergerak keluar-masuk di dalam mulutnya. Benda tersebut memang cukup pajang dan tidak bisa masuk seluruhnya dalam mulut Mirna. Untunglah bang Joko mau memahami kondisi Mirna yang belum terbiasa.
Bang Joko meminta Mirna duduk diatas tubuhnya, kali ini Mirna menyanggupi tanpa banyak berpikir. Ia berjongkok tepat diatas batang kelamin bang Joko yang sudah mengancung lurus ke atas. Ketika bokonya ia turunkan, benda panjang itu mulai menancap di lubang kewanitaan Mirna. Perlahan Mirna terus merapatkan tubuhnya hingga akhirnya benda panjang milik bang Joko menusuk cukup dalam.
Dengan santai Mirna mulai menaik-turunkan tubuhnya, semakin lama gerakan tubuhnya semakin cepat, betang kemaluan bang Joko pun bergerak keluar-masuk semakin cepat.
Hanya dalam waktu singkat, cairan licin berlendir membanjiri lubang kewanitaan Mirna. Benda panjang yang sedang menancap di lubang tersebut pun bisa begesek cepat dengan mudah.
Kedua tangan Mirna bertumpu pada dada bidang bang Joko, sementara bokongnya bergerak lincah memacu agar batang kemaluan bang Joko tetap memberikan tusukan berulang-ulang pada dirinya. Ia mengangkat wajahnya menghadap ke atas, matanya terpejam sambil mendesah-desah menikmati gesekan benda besar dan panjang yang menancap dalam liang organ intimnya.
Cukup lama, sebelum akhirya tubuh Mirna rebah dalam pelukan bang Joko, tubuhnya bergetar dan lemas menunjukkan kalau ia sudah merasakan orgasme.
Bang Joko memberinya waktu sejenak untuk memulihkan kembali tenangnya. Setelah kembali pulih, bang Joko menyuruhnya untuk mengambil posisi seperti orang yang sedang bersujud. Setelah Mirna menempatkan dirinya dengan posisi seperti yang diinginkan bang Joko, ia melihat pria itu mendatanginya dari arah belakang. Dengan posisi berutut bang Joko memasukkan batang kemaluannya dari arah belakang melewati sela-sela pantat Mirna.
Detik selanjutnya benda panjang itu kembali bergerak keluar-masuk secara cepat di dalam lubang kewanitaan Mirna. Bang Joko memegang pinggul Mirna sambil memberikan tekanan dan tusukan yang cukup kuat. Pertemuan antara pangkal paha dan kedua bokong Mirna yang berbentuk bulat besar menimbulkan sensasi nikmat tersendiri bagi keduanya. Bunyi yang ditimbulkan akibat pertemuan antara kemaluan mereka juga membuat nafsu keduanya semakin memuncak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tunas Cinta Saat Kemarau
רומנטיקהApa yang akan kamu lakukan jika kamu diselingkuhi? Apakah membalas dengan perselingkuhan juga? Dilematis, namun dalam kondisi under pressure dan stress terkadang perasaan akan mengabaikan logika.