Teman Baik - Perbatasan

4 0 0
                                    

Dari kejauhan aku dapat melihat sebuah sosok tinggi dan besar yang memakai jubah berwarna putih berjalan ke arahku. Walaupun sekelilingku pun seluruhnya berwarna putih, namun aku masih dapat membedakan sosok tersebut dengan ruangan ini.

Ia akhirnya berdiri tepat di depanku. Sama dengan malaikat pencabut nyawa, aku tidak dapat melihat mukanya dengan jelas.

"Siapa kau?"

"Aku biasa disebut sebagai Malaikat Penjaga. Kau, Muhammad Aksara?"

"Betul."

Aku pun langsung berdiri setelah Malaikat Penjaga berbicara denganku. Terdengar suaranya yang sangat datar namun entah kenapa terasa lembut.

"Sekarang aku ada di mana?"

"Ruangan yang berwarna putih dan tidak terbatas ini disebut sebagai Perbatasan. Seluruh roh dan jiwa yang telah diambil akan menunggu di sini terlebih dahulu sebelum selanjutnya diantarkan ke alam selanjutnya."

"Alam selanjutnya? Apakah kau berbicara terkait surga dan neraka?"

"Surga dan neraka hanya sebuah konsep yang dipercaya oleh manusia. Aku tidak bisa menjawab terkait alam selanjutnya sebelum kau melihatnya secara langsung, namun konsepnya mirip secara umum dengan apa yang kau percayai saat ini."

"Baiklah. Apa yang harus aku lakukan sekarang kalau begitu?"

"Untuk sekarang kau hanya perlu menunggu, hingga akhirnya kau dapat menyebrang ke alam selanjutnya. Pintu menuju alam tersebut kini kebetulan sedang penuh, sehingga kau harus menunggu beberapa saat."

"Baiklah..."

Beberapa saat kami terdiam hingga akhirnya Malaikat tersebut berbicara kembali.

"Selagi menunggu, maukah kau berbicara denganku sambil duduk di sana?"

Ia menunjuk kepada bangku taman kecil yang entah kenapa tiba-tiba muncul dan jaraknya tidak begitu jauh. Aku pun mengangguk dan kami berjalan bersama, hingga akhirnya kami duduk bersebalahan di bangku tersebut.

#30DWC

#30DWCJilid46

#Day26

Kumpulan Cerita PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang