Mendengar keputusanku, Ia pun tertawa lebar.
"Sungguh pernyataan yang sangat menarik, Aksara. Semua orang pastinya akan ketakutan dan langsung menangis dan memohon kepadaku, namun di sini kau bahkan mempertimbangkan dan memikirkan pertanyaanku tadi."
"Apakah itu aneh?"
Terdengar malaikat tersebut menghela napas pendek.
"Mungkin aneh, tapi aku sendiri tidak tahu seperti apa pikiran manusia bekerja. Namun, di sini aku harus berterima kasih karena kau membuat pekerjaanku menjadi sangat mudah."
"Baiklah, jadi apa yang harus aku lakukan sekarang?"
"Oh, tidak ada. Kau hanya perlu diam sambil aku menyiapkan sabit ini."
Ia lansung mengambil sabit besar yang tertempel di punggungnya dengan kedua tangannya dan mengelap bagian ujung yang runcing dari sabit tersebut.
"Ngomong-nogmong, bagaimana perasaanmu saat ini?"
"Entahlah. Mungkin agak takut, namun selebihnya mungkin netral dan kosong."
Ia tertawa kecil.
"Kau benar-benar menarik."
Setelah itu, malaikat tersebut langsung mengarahkan sabitnya ke atas leherku.
"Ini akan terasa sangat sakit, namun tidak berlangsung sama. Kau sudah siap?"
Aku menghela napas pendek dan mengangguk.
"Aku siap."
Ia pun langsung mengayunkan sabitnya menembus leherku, membuat diriku merasakan rasa sakit yang sangat hebat. Rasanya seperti tubuhku yang setipis tisu ini dirobek-robek dan setelah itu masih dipotong kecil-kecil hingga tidak bersisa. Namun, rasa sakit itu tidak berlangsung lama, hingga akhirnya jiwaku terlepas seutuhnya.
#30DWC
#30DWCJilid46
#Day24
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerita Pendek
Fiksi UmumKumpulan cerita pendek dari penulis yang terdiri atas satu hingga maksimal lima bagian. Cerita-cerita ini dikhususkan disimpan di bagian ini untuk membedakan genre yang biasa penulis tulis (Misteri, psikologi, thriller, detektif) dengan genre-genre...