Teman Baik - Makan Siang

3 0 0
                                    

"Hei, Aksa! Bangun!"

Tiba-tiba aku dapat merasakan guncangan yang cukup besar pada bagian punggung dan pundak. Guncangan itu cukup besar yang akhirnya memaksa diriku untuk membuka mata di tengah jam istirahat kantor. Dengan malas, aku pun membuka kedua tangan yang sudah terlipat untuk dijadikan bantal dan mengangkat kepala, berusaha untuk bangun.

"Ada apa, Surya? Tidak bisakah kau lihat diriku sedang tidur di sini. Lagi pula ini masih jam istirahat..."

"Akhirnya kau bangun juga Aksa. Mau makan siang bareng?"

Pria yang cukup tinggi dan tampan yang sedang berdiri di sebelahku ini Bernama Surya. Ia adalah satu-satunya karyawan di kantor yang dekat denganku, mungkin dapat dibilang satu-satunya teman yang kupunya saat ini. Surya ini merupakan orang yang berkebalikan denganku. Ia memiliki kepribadian yang sangat outgoing dan disukai oleh banyak orang. Sebenarnya, aku lebih senior darinya, namun performa Surya sangatlah bagus yang mungkin semua orang akan mengira bahwa Ia lebih senior dariku.

"Hei, Aksa? Jangan melamun!"

Tiba-tiba aku dapat melihat tangan Aksa yang melambai-lambai di depan wajahku secara cepat. Gerakannya memaksaku untuk fokus kepadanya.

"Ah, iya, maaf Surya. Tadi ada apa ya?"

Iya menghela napas dan tersenyum.

"Aku mengajakmu makan siang bareng. Kau mau ikut? Dengan yang lain tentunya."

Di belakang Surya terlihat ada beberapa karyawan lain yang sedang menunggu, mungkin ada sekitar tiga hingga empat orang. Ada dua orang yang sedang mengobrol pelan dan dua lainnya terdiam, melihatku dengan sinis. Melihat hal ini, aku menghela napas pelan dan tersenyum kepada Surya.

"Tidak usah, Surya. Kau duluan saja. Aku masih mau tidur."

Surya terdiam sesaat mendengar jawabanku.

"Baiklah kalau maumu begitu. Besok makan siang bareng ya. Istirahatlah dan jaga kesehatan, kau terlihat lelah akhir-akhir ini."

Ia menepuk pundakku pelan dan berjalan bersama karyawan lainnya, pergi meninggalkan ruangan kantor. Kini hanya ada aku sendiri, di dalam ruangan kantor yang cukup besar dan dingin yang terletak di lantai 18 sebuah gedung pencakar langit. Kondisi ruangan ini cukup rapih, dapat terlihat beberapa meja dengan berbagai macam barang yang berantakan ataupun tersusun rapih. Beberapa saat kemudian, aku pun kembali membaringkan kepalaku di atas kedua tangan yang sudah kulipat rapih di atas meja. Berusaha untuk tidur kembali.

#Day18

#30DWC

#30DWCJilid46

Kumpulan Cerita PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang