part 14[penyesalan]

332 37 4
                                    

kini elin pun terus terusan menangis di atap gedung sekolah, ia menangis sambil duduk membayangkan moment gracie bersamanya kala itu .

"kenapa kamu tiba tiba giniin aku ?" ucap elin sambil menangis sesegukan.

"aku yakin kamu pasti masih sayang sama aku kan?" ucap elin pada dirinya sendiri sambil menangis sesegukan itu .

tak disangka ternyata pintu masuk gedung itu ada seorang gadis yang tengah berdiri memandangi elin, matanya berkaca kaca seperti menahan tangis . iya benar itu adalah gracie , ia tak tega melihat elin nangis seperti itu , ia ingin sekali menghapus air mata elin yang membasahi pipi nya itu . namun ia harus memaksakan untuk hidup tanpa elin. karna percuma saja ia menjalin hubungan jika nanti bakalan retak sendiri .

menurut gracie mending sakit di awal daripada sakit di akhir . gracie sama sekali tak bisa menjelaskan tentang hubungannya dengan elin ke papa dan mamah nya, karna sudah jelas papah dan mamahnya bakalan pilih cathy nanti nya , apalagi kakek nya. 

gracie pun meninggalkan elin yang tengah nangis di atap situ .

beberapa menit kemudian 2 orang teman elin datang yaitu alya dan michie .

"ELINNNN" triak keduanya secara bersamaan yang berada di pintu tersebut sambil berlari menuju kearah elin .

"lin , are you okey?" ucap alya yang melihat mata elin bengkak karna sedari tadi hanya menangis .

"lin mata kamu bengkak banget, kamu nangis nya dari pagi ya?" pertanyaan michie yang kemudian di angguki oleh elin .

"lin, kok km ga ngabarin kita sih dari pagi?" ucap alya sambil menghapus air mata elin yang membasahi pipinya itu .

"aku gmau ngerepotin kalian, aku juga gmau buat kalian bolos " ucap elin sambil tersenyum tipu di depan teman temannya itu .

"ini karna gracie?" ucap michie sambil melihat elin dengan tatapan serius .

"mungkin." ucap elin sambil melipat bibirnya sambil mengangguk itu .

"lin, lain kali kalo nangis tu boleh boleh aja lin, cuman ga berlebihan kaya gini" ucap alya yang khawatir dengan temannya itu .

"udah jangan marahin elin, yaudah kita pergi aja yu dri sini lin" ucap michie sambil memegang lengan elin agar bisa berdiri dari duduknya itu .

"duh kok kepala aku pusing bgt ya?" ucap elin yang tiba tiba memegang kepalanya yang terasa sakit dan sangat berat .

"nah kan yaallah, ini karna kamu nangis trus lin , makanya gini " ucap alya yang khawatir itu .

belum cukup dua langkah,  elin secara tiba tiba , pingsan di tempat .

"ELINN" teriak keduanya yang khawatir akan keadaan elin .

"aku panggilin gracie ya" ucap alya yang kemudian hendak berdiri dari jongkok nya itu .

"gausah" ucap michie yang langsung memegang tangan alya sehingga membuat akya berhenti melangkah .

"kita panggilin murid lain aja yang bisa angkat elin " ucap michie kemudian diangguki oleh alya , alya pun pergi keruang UKS dan terdapat ada kaka kaka PMR di sana , salah satu kaka PMR yang namanya Rama .

"kak boleh minta tolong ga kak? temen aku pingsan posisi nya ada di atap sekarang , dia di jagain sama satu temen aku lagi , dia nyuruh ke sini buat bisa bantu angkat temen aku yang pingsan kak" ucap akya dengan wajah kepanikannya sekaligus khawatir dengan keadaan elin sekarang .

Mencairkan si kulkas [GRALIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang