Pesawat yang ditumpangi Ino dan Sai sudah mendarat setengah jam yang lalu saat Sakura tiba di bandara. Karena kesibukannya di kantor, dia jadi terlambat datang tepat waktu untuk menjemput kedua sahabatnya. Beruntung saat dia telpon pasangan kekasih itu masih sibuk mengurus bagasi mereka.
Namun, dia tidak boleh menyalahkan pekerjaannya saja. Hari ini dia sedang tidak fokus. Apa yang ia dan Sasuke bicarakan semalam memenuhi hampir seluruh sudut kepalanya. Dan itu sangat mengganggunya. Meski semua itu adalah hasil kesepakatannya dengan Sasuke.
Ponselnya berbunyi nyaring saat dia setengah berlari menuju area kedatangan. Sepatunya yang memiliki hak cukup tinggi membuatnya kesulitan berjalan dan sedikit terhuyung.
"Aku sudah dekat. Tunggu sebentar." Omelnya tanpa membaca lebih dulu siapan yang menelponnya. Nafasnya sedikit terengah. Dia hanya berpikir kalau itu adalah Ino atau Sai yang sudah tidak sabaran.
"Sakura? Apa kau baik-baik saja?"
Langkah Sakura terhenti. Itu suara Sasuke yang semakin akrab di telinganya sekarang. Meski suaranya dalam, cara bicaranya begitu lembut dan penuh perhatian. Membuat Sakura bertanya-tanya apa Sasuke yang ini adalah pria yang sama dengan yang dinikahinya beberapa tahun lalu?
"Sasuke, maaf. Aku baik-baik saja. Aku hanya sedang menjemput temanku." Jawab Sakura setelah berhasil menenangkan dirinya. Dia tidak lagi berlari, tetapi berjalan. Berusaha untuk mengatur nafasnya agar bisa bicara dengan jelas dan benar.
"Kau sedang sibuk ya?"
"Tidak juga. Aku hanya sedang menjemput mereka di bandara. Ada apa, Sasuke?"
"Aku ingin mengajakmu makan malam. Tapi kalau kau tidak bisa, lain kali saja."
Sesuatu dalam diri Sakura menyuruhnya untuk segera mengatakan sesuatu terkait tawaran Sasuke. "Apa kau keberatan kalau kedua temanku ikut?"
"Tidak masalah. Aku akan reservasi untuk empat orang kalau begitu. Aku akan segera kirimkan alamatnya padamu." Sasuke mengiyakan tanpa perlu berlama-lama hingga Sakura merasa kalau pria itu mengambil keputusan tanpa pikir panjang lebih dahulu.
"Baiklah. Sampai jumpa di sana, Sasuke."
"Ya. Hati-hati, Sakura."
Sakura merutuki dirinya. Dia baru saja membuat jalan mudah untuk Sasuke. Dan dia sama sekali tidak keberatan untuk itu.
Meski egonya berkata untuk menolak, dia sendiri sadar kalau ternyata ada porsi besar dalam dirinya yang menginginkan Sasuke untuk terus mengejarnya dan membuktikan padanya bahwa laki-laki itu tidak seburuk apa yang selama ini dia nilai dan pikirkan.
Ponselnya berdering lagi. Namun kali ini dari Ino. Itu adalah tanda kalau kedua orang yang sedang menunggunya itu telah selesai dengan urusan bagasinya dan kini tidak sabar menunggu kedatangannya.
Sakura tidak mengangkat panggilan Ino. Dia hanya mempercepat langkah menuju keduanya. Sekarang bagaimana cara dia mengabarkan pada mereka berdua kalau tiba-tiba saja mereka punya janji makan malam dengan seorang Uchiha Sasuke.
***
Oke. Ino dari tadi tidak berhenti mengoceh tentang betapa dia tersanjung mendapat undangan makan malam bersama Uchiha Sasuke yang menurutnya adalah seorang legenda.
Legenda dalam kisah percintaan Sakura.
Dia sampai berkata kalau rasa kantuk dan jetlag yang dia rasakan sudah menguap dan siap bertemu dengan Sasuke meski penampilannya sekarang pasti tidak sesuai dengan restoran mewah yang akan mereka datangi.