Hello, ketemu lagi di chapter 03.
Menurut kalian chapter sebelumnya gimana?🌘🌑🌒
Vampire berusia ratusan tahun yang memiliki perawakan seperti remaja 17 tahun itu terlihat berlalu lalang menelusuri hutan pinus yang pagi ini di penuhi kabut. Ia sedang menjalani aktivitas rutinitasnya, yaitu mencari sumber darah manusia yang akan ia nikmati nanti. Sebab, seberapapun Alaric ingin berteman dengan manusia, ia tetap saja tidak bisa menggunakan darah hewan untuk menopang dirinya. Darah manusia itu benar-benar penting bagi Alaric.
Selagi menelusuri hutan pinus, Alaric menyadari aura yang berbeda, sangat kuat dan berbeda dengan manusia atau hewan biasanya. Ia tertarik sekaligus penasaran dengan aura itu sehingga tanpa sadar membuatnya berlari mencari sumbernya.
Alaric melesat cepat sehingga beberapa saat kemudian ia berhasil menemukan sumbernya, sumber aura kuat itu ternyata adalah seorang remaja perempuan berusia 16 tahun yang saat ini sedang duduk di sebelah ibu nya di dalam mobil yang sedang melintasi jalanan hutan pinus.
Alaric mencoba mengintip melalui kaca mobil, memperhatikan gadis remaja itu dengan seksama. Aura kuat miliknya membuat Alaric penasaran, ia belum pernah mencium aroma yang sangat indah dan manis dari manusia sebelumnya. Ia jadi ingin sekali mencicipi darah manis gadis cantik itu.
Namun Alaric menahan keinginannya itu sesegera mungkin, ia berpikir kembali dan menyadari kalau gadis itu tidak sendirian sehingga ia tidak bisa serta merta bertindak gegabah untuk menyerangnya, meskipun gerakan Alaric lebih cepat daripada manusia biasa.
Alaric masih saja melesat di sekitar mobil, memperhatikan gadis itu dengan tatapan haus, namun tidak sampai hitungan detik dirinya terkecoh dengan sesuatu yang lain. Alaric merasakan kehadiran Vampire lain yang sedang melesat cepat mendekat ke arah mobil. Alaric tidak bisa menebak siapa yang datang namun ia tidak ingin membuat gadis itu menjadi incaran Vampire lainnya.
Dengan otaknya yang berkerja dengan sangat cepat, Alaric bergerak menjauhi mobil tersebut. Ia berusaha memanipulasi bau darah gadis remaja tersebut dan mencoba mengelabui Vampire itu sebelum benar-benar ia berada di dekat mobil yang kini melaju menjauh.
Alaric berhasil membawa Vampire tersebut ke arah lain dengan cara menyebar bau gadis itu. Vampire itu tanpa curiga terus mengikuti Alaric yang berlari masuk ke bagian terdalam wilayah miliknya.
Selagi keduanya melompati melalui pohon-pohon dengan sangat cepat, Alaric melirik Vampire lainnya tersebut, membuatnya terkejut karena Vampire lain yang mengejarannya adalah Leonard, sahabat baik Alaric yang juga hidup di kastil tersebut.
Leonard, Vampire berusia lebih tua dibandingkan Alaric sedang mengejar Alaric dengan ekspresi marah, jelas-jelas melihat Alaric sedang membawa baunya dengan cara yang aneh. Alaric yang sadar tentang wajah marah Leonard hanya tertawa, membuat Leonard lebih frustasi dengan tingkah temannya tersebut.
Leonard akhirnya berhasil menyongsong Alaric sehingga membuat keduanya terjatuh tepat di depan kastil. Alaric terdengar tertawa keras seolah-olah tidak takut dengan Leonard yang kini sudah berada di atasnya.
Leonard berbicara dengan marah kepada Alaric. "Sialan, kau benar-benar membuatku marah. Kau membawa aroma manusia secara sadar." Sungut Leonard kepada Alaric.
Alaric yang kini sudah berada dalam posisi duduk hanya tertawa melihat ekspresi marah Leonard. "Ah tenang saja. Aku hanya membawa aroma gadis remaja itu untuk membuatmu mengejarku." katanya santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sacrifice [SELESAI]
Teen FictionAlaric, seorang vampir, hidup dengan naluri berburu yang sudah menjadi bagian dari kodrat alamnya-di mana makhluk berdarah dingin seperti dirinya memburu makhluk berdarah hangat untuk bertahan hidup. Namun, keadaan berubah ketika ia jatuh cinta pada...