🌘🌑🌒
Di tengah perjalanan menelusuri koridor menunju kelasnya, langkah kaki Kamari dan Carin dihadang oleh Alfredo, salah satu murid laki-laki yang menyukai Kamari.
"Hai Kamari," sapa Alfredo sambil menyandarkan tubuhnya di dinding sembari menyilangkan tangan.
Kamari yang sedang asyik mengobrol dengan Carin berhenti berkata-kata, dia menoleh ke arah Alfredo.
Alfredo tersenyum lebar, membuat Carin tersenyum kecut sementara Kamari hanya tersenyum tipis menanggapi sapaan Alfredo.
"Kau mau ke kelas ya?" tanya Alfredo yang tersenyum manis membuat Carin merutuk dalam hatinya.
"Iya, memangnya kenapa?" Bukan, bukan Kamari yang menjawab, melainkan Carin dengan nada judes nya. Ia rasanya muak sekali melihat laki-laki dihadapannya ini yang terus terusan setiap hari nya mencoba mendekati temannya.
Alfredo melirik Carin membuat si gadis manis itu mendengus kesal. Kemudian Alfredo kembali melanjutkan perhatiannya pada Kamari,
"Hm, nanti setelah selesai sekolah kau ada waktu?" tanya Alfredo kepada Kamari dengan nada santai. Mengabaikan Carin yang terlihat memutar bola matanya.
Carin tidak tahan dengan kelakuan Alfredo sehingga dengan sigapnya ia meraih dan menyelipkan tangan Kamari di bawah lengannya sebelum menjawab pertanyaan Alfredo, "Dia tidak bakal ada waktu, sudah ya, Kami ingin ke kelas" Jawab Carin sembari mendengus.
Alfredo mengernyit, tidak senang saat Carin yang sering kali mencoba menghalang-halangi nya untuk mendekati Kamari.
"Hei! Aku sedang berbicara dengan Kamari-"
"Aku sudah bilang kalau Kamari tidak ada waktu" potong Carin sebelum memulai kembali langkah kakinya bersama dengan Kamari.
Alfredo terhenyak beberapa saat sebelum mulai menyusul kedua gadis tersebut.
"Kamari tunggu!" Alfredo berlari beberapa langkah menghampiri kedua gadis tersebut.
"Ma-” Carin hendak menghentikan pergerakan Alfredo namun sudah terlalu terlambat.
Alfredo berhenti tepat di hadapan Kamari yang membuat Carin kembali berdecak kesal.
Alfredo memposisikan dirinya kembali berdiri di depan kedua gadis itu lagi, membuat Carin yang kesal hanya bisa menghela nafas.
Alfredo memulai kembali. "Kamari, boleh aku bicara sebentar denganmu saja?" tanya Alfredo.
Carin hendak menyahuti Alfredo dan menyuruhnya untuk pergi. Namun Kamari lebih sigap dengan menyentuh tangan Carin membuat gadis itu diam.
Kamari menoleh ke arah Alfredo sebelum berkata, "Bisa, tapi sebentar saja ya"
Carin merengut melihat Kamari hendak pergi bersama Alfredo meninggalkannya. Carin mengerti selain begitu cantik, Kamari juga gadis yang ramah dan baik hati ke semua orang. tapi seharusnya temannya itu mengecualikan Alfredo. Kamari memang tidak peka, apa Kamari tidak menyadari bagaimana Alfredo menyukai nya. Begitu terobsesi untuk mendapatkan Kamari sampai menghajar dan mengancam semua siswa laki-laki lainnya yang mencoba mendekati Kamari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sacrifice [SELESAI]
Teen FictionAlaric, seorang vampir, hidup dengan naluri berburu yang sudah menjadi bagian dari kodrat alamnya-di mana makhluk berdarah dingin seperti dirinya memburu makhluk berdarah hangat untuk bertahan hidup. Namun, keadaan berubah ketika ia jatuh cinta pada...