10

244 38 3
                                    

≈°. Duty After School .°≈

Mereka saat ini disuruh untuk berkumpul di dalam ruangan kepala militer, Gyuri tentu sudah tau apa tujuan dari sang kepala militer mengumpulkan mereka.

"Militer dan rakyat tahu tentang kerja keras kalian. Ada banyak pengorbanan selama ini, tapi kalian adalah putra dan putri kebanggaan yang melindungi bangsa ini dari alien. Berbanggalah karena itu" ucap sang kepala militer.

"Ya" panggil Taeman pada Heerak dan Ilha. "Apa yang dia inginkan hingga butuh waktu lama untuk membangunnya?" Tanya Taeman.

"Mungkin dia mengirim kita pulang" jawab Heerak.

"Benarkah?" Tanya Taeman.

"Tidak mungkin" jawab Ilha.

Gyuri yang mendengar percakapan mereka pun dengan sengaja menginjak kaki Ilha yang berada di belakangnya. "Jangan berbicara saat seseorang juga berbicara di depan kalian" ucapnya lalu mengangkat kakinya yang sedari tadi menginjak kaki Ilha.

"Itu sakit, kau tau?" Keluh Ilha yang menahan rasa sakit di kakinya.

"Pada pukul 7 pagi hari berikutnya, pasukan cadangan Peleton Dua, kelas 12-2 SMA Sungjin, akan melaksanakan operasi untuk memusnahkan bola" ucapan sang kepala militer membuat anggota Peleton Dua terkejut tentunya.

"Mwo?"
"Operasi?"
"Apa kita akan berperang?"
"Omong kosong apa ini?"
"Tidak mungkin"
"Kupikir kita akan pulang!"
"Ini tidak masuk akal"

"Diam!" Teriak sang kepala militer, membungkam mulut-mulut yang sedari tadi berbicara. "Pemimpin Peleton Dua" panggil sang kepala militer kepada letnan Lee.

Letnan Lee lalu maju, berdiri di samping sang kepala militer dan di depan anggota-anggotanya. Seluruh anggotanya menatap seolah memohon kearahnya, membuatnya merasa bersalah karena tak bisa melakukan apapun untuk anggota peletonnya.

"Peleton Dua akan meninggalkan kamp besok pukul 7 pagi, bergabung dengan Batalion Satu dari Brigade Ketiga, dan melaksanakan operasi pembersihan" ucap sang pemimpin dari Peleton Dua. "Tujuan operasi ini adalah melewati area pemukiman terdekat dan menuju Maesong-Si. Kami harus melenyapkan sebanyak mungkin bola yang kami temui di sepanjang jalan" lanjutnya.

"Seperti yang kalian tahu, ini adalah masa-masa sulit. Sebagian besar infrastruktur nasional runtuh, dan kita kehilangan banyak tentara" ucap sang kepala militer. Sebelum kembali berbicara, Gyuri sudah lebih dulu mengangkat tangannya untuk bertanya, membuatnya menjadi pusat perhatian.

"Mengapa harus kami? Kami masih pelajar, aku tau kalian para anggota tentara kehilangan banyak anggota. Tapi bagaimana dengan kami? Kami juga kehilangan wali kelas kami, dan beberapa teman kami terluka karena menjadi pasukan cadangan" ucapnya memberanikan diri.

"Saat ini, kalian bukanlah pasukan cadangan pelajar lagi. Melainkan, pasukan cadangan militer. Itulah mengapa kalian di pilih untuk melakukan operasi pembersihan, dan untuk kalian yang kehilangan wali kelas kalian. Saya tidak bisa berbuat apa-apa, takdir adalah kuasa tuhan. Kita hanya manusia yang mengikuti takdir yang sudah di berikan oleh tuhan" balas sang kepala militer, membuat Gyuri menatap sinis ke arahnya lalu membuang muka.

"Bagaimana dengan CSAT? Aku harus mengikuti CSAT" Tanya Youngsoo, membuat Ilha geram akan ke-ambisian dari murid peringkat dua tersebut.

Duty After School x OCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang