14

225 37 10
                                    

≈°. Duty After School .°≈

"Kau pikir bolanya menyesuaikan dengan cepat? Kalian beradaptasi jauh lebih cepat! Bukankah begitu? Selain itu, kalian menikmati ini" keluh Heerak untuk kesekian kalinya.

"Ya, berhentilah mengeluh" tegur Soyoon. "Bagaimana orang bisa menikmati ini?" lanjutnya.

"Kupikir kita tim pencari. Kita sudah menangkap tiga bola hari ini. Bagaimana ini disebut pencarian?" ucap Heerak.

"Kita harus melihat-lihat untuk tahu ala yang kita waspadai" ucap Yoojung

"Jadi, apa yang kita pelajari dari berjalan-jalan di sekitar sini? Sampai kapan kita harus melakukan ini? Sial!" ucap Heerak.

"Jika kita akan menyerah sekarang, kenapa datang kemari? Lagipula, kau mau melepaskan poin ekstra yang kita peroleh sejauh ini?" ucap Youngsoo.

Sebelum Heerak dapat melepaskan kekesalannya kepada Youngsoo, Gyuri sudah lebih dulu menghampiri Heerak. Berjalan di antara Youngsoo dan Heerak.

Gyuri lalu merangkul bahu Heerak.

"Ya, kau selalu menggunakan nada tinggi. Apa pita suaramu tidak rusak?" ucap Gyuri.

"Lepaskan tanganmu dariku" ucap Heerak.

Bukannya melakukan apa yang Heerak minta, Gyuri malah mengambil botol minumnya. Kemudian melemparnya ke arah Heerak.

"Kau terlalu berisik, jadi aku melakukan ini untuk membuatmu diam" ucap Gyuri, masih merangkul Heerak.

"Kita bisa atur rencana jika protofon sudah berfungsi" ucap Younghoon.

"Benar sekali! Kapan protofon itu akan diperbaiki? Kita semua bisa terbunuh di sini" ucap Soonyi.

"Tepat sekali!" ucap Heerak, yang segera mendapat cubitan dari Gyuri.

"'Tepat sekali!'" ucap Junhee, mengejek Heerak.

"Cukup. Kalian selalu menggerutu. Mari kita bahas ini di rumah" ucap Yoojung yang diangguki oleh Gyuri.

"'Rumah'? Kau baru saja menyebutnya rumah. Kalian dengar dia?" ucap Heerak.

"Ya" jawab Soonyi.

"Teman-teman, dia" ucap Heerak, terpotong oleh Gyuri.

"Dia bilang kita bahas di rumah" ucap Gyuri.

Gyuri lalu lanjut berjalan, kali ini merangkul lengan Younghoon.

"Syukurlah. Letnan Lee selamat, meski dia harus mengalami masa krisis di rumah sakit. Untung saat itu, mobil militer lain datang dan segera menjemput letnan Lee, sersan Kim dan ketiga siswa SMA Hamil itu. Aku tidak tau, saat ini letnan Lee masih dalam keadaan koma atau dia sudah sadar. Jika letnan Lee sudah sadar, apa letnan Lee akan mencari kami? Kuharap luka sersan Kim juga sudah sembuh. Sayang sekali mereka tidak ikut dengan kami dalam operasi ini"

∞∞∞

"Astaga. Sampai di rumah"
"Aku sangat lelah"
"Gila. Dia menyebutnya rumah"
"Kita bisa berakhir ditempat les"
"Kita sudah sampai"
"Ya, ini rumah kita. Apalagi sebutannya?"
"Ya, diamlah"
"Itu mereka"

Duty After School x OCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang