Mark memandang Haechan yang sedang berdiri di depan pintu kamar inapnya.
"Lo kesini lagi? Pacar lo ga marah?" soal Mark.
"Ga usah dipikirkan. Yang penting sekarang kamu sembuh." - Haechan.
"Chan.. Gue mau jalan-jalan. Lo bisa bantu gue naik kursi roda ga?" - Mark.
"Bisa. Tapi kamu pakai jaket dulu nanti kedinginan." Haechan pun menanggalkan jaketnya dan memakaikannya pada Mark. Dia membantu Mark naik ke kursi roda dan membawanya ke taman sebelah RS.
———
Mark tersenyum merasakan angin malam bertiup. Haechan mengusap rambut Mark yang tertiup angin.
"Chan? Gue mau ketemu pacar lo, bisa ga?" - Mark.
Haechan berpikir sebentar.
"Nanti kamu pasti ketemu dia. Tapi bukan sekarang." - Haechan.
"Pacar kamu sibuk ya?" - Mark. Haechan mengangguk singkat.
Mark terus mengoceh tentang masa kecilnya dengan Haechan yang setia mendengarkannya. Tanpa mereka sadari, dua sosok ini sedang memperhatikan mereka.
"Aku salut sama Haechan, Na." - Jeno.
"Kenapa?" - Jaemin.
"Dulu pas dia kecelakaan, Mark ninggalin dia. Tapi pas giliran Mark yang lupain dia, dia ga beranjak sedikit pun. Bahkan dia sabar berharap Mark bakalan ingat dia lagi." - Jeno.
"Orang yang cinta mati sama seseorang itu bakalan kelihatan tolol banget. Sanggup lakuin apapun bahkan sanggup mati untuk orang yang dia cintai." - Jaemin.
"Kamu ga cinta mati sama aku?" - Jeno.
"Aku cinta sama kamu No.. Tapi kedepannya ga ada yang tau kecuali Tuhan. Dan aku ga berani janji apapun ke kamu." - Jaemin.
"Kamu ga yakin dengan hubungan kita?" - Jeno.
"Kita punya takdir masing-masing, No. Dan ga ada yang bisa menentang takdir." - Jaemin.
-----------
Saat Mark dan Haechan sedang tertawa, Mark merasakan pusing di kepalanya. Pemandangannya buram.
"Mark? Kamu kenapa?" Haechan panik.
"S- sakit."
Haechan pantas mendukung Mark kembali ke kamar inapnya. Ga lupa memanggil dokter dan meminta bantuan perawat untuk membawa kursi roda Mark masuk.
Dokter itu memberikan suntikan obat tidur pada Mark. Kini Haechan sedang menatap Mark yang tertidur tenang.
"Hyuck? Mark gimana?" soal Kun yang baru tiba bersama Yangyang.
"Dia baik-baik saja. Kata dokter itu mungkin efek sampingan." - Haechan.
"Syukurlah. Biar kita yang jaga Mark malam ini, Hyuck." - Yangyang.
Haechan memberi ruang kepada mereka berdua untuk duduk di dekat Mark sementara Haechan merebahkan diri di sofa.
-----(skip)-----
Mark terbangun dari tidurnya. Dia melihat Haechan sedang berbicara dengan teman-temannya di sofa.
"H- hyuck."
Haechan segera menghampiri Mark.
"Kenapa? Ada yang sakit?" soal Haechan.
Bukan jawaban yang Haechan dapat. Mark malah menyentuh wajahnya dengan jemari mungilnya.
"Hyuck... Aku kangen." - Mark.
Haechan terdiam. Jeno menghampiri mereka bersama yang lain.
"Lo sudah ingat, Mark?" soal Doyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU & ME - Dongmark/Jaemjen
FanfictionMain: Dongmark, Jaemjen Side : Ilyoung, Jaeyong "Di mana Mark?" - Haechan. "Gue nyerah" - Mark. "Lo ngapain di fakultas gue?" - Jaemin. "Gue lelah." - Jeno