Haechan dan Jaehyun disuguhkan dengan pemandangan yang tidak menyenangkan. Jaemin sedang berteriak marah-marah tidak jelas di hadapan rumah Taeyong. Sesekali dia menendang pagar rumah Taeyong.
"Jaemin!"
Haechan menarik Jaemin.
"Lo kenapa di sini? Pasti si jalang itu yang telpon kan?" - Jaemin.
"Siapa yang lo bilang jalang hah?" - Jaehyun.
"Gue ga mau bikin ribut ya Jaem. Lo ikut gua. Kita perlu berbicara dengan baik." - Haechan.
"Ga! Gue ga akan pergi kemana-mana sampai gue lihat jalang itu." - Jaemin.
"Mau lo apa sih Jaem?" - Jaehyun.
"Gue mau anak itu mati! Mati!" - Jaemin.
"Wah udah ga waras lo ye." - Jaehyun.
"Jae lo kedalam aja jagain itu uke berdua. Biar gua yang ngobrol sama Jaemin." - Haechan.
Jaehyun mengangguk. Jaemin masih bersikeras untuk tetap disitu. Haechan akhirnya menarik paksa Jaemin menuju ke warkop yang lumayan sepi berdekatan rumah Taeyong.
"Duduk Jaem. Gue mau ngobrol. Setelah itu lo bisa ketemu Jeno." - Haechan.
Jaemin pun duduk di sebelah Haechan. Setelah pesanan mereka tiba, Haechan menyeruput es tehnya.
"Apa yang mau lo bicarakan Haechan?" - Jaemin.
Haechan terkekeh.
"Bukannya Donghyuck ya? Perasaan dulu lo yang suka panggil gue Hyuck. Kenapa sekarang jadi Haechan?" - Haechan.
Jaemin tidak memperdulikannya.
"Kita membesar bareng-bareng Jaem. Lo nginap di rumah gue, gue nginap rumah lo. Kita ke rumah Jaehyun bareng, main ke rumah Doyoung bareng. Sesekali ke rumah Taeyong. Lo ceria banget. Kayak ga reti diam gitu. Lo ga suka marah-marah kayak gini. Justru lo paling benci itu—
—Tapi sekarang yang dihadapan gue ini, ga kayak Jaemin yang gue kenal. Kemana sahabat gua? Bisa ga, gue pengen sahabat gue kembali? Lo bisa balikin Jaemin kan?" - Haechan.
Air matanya mengalir dari dua mata bulatnya membasahi pipi mulusnya. Sementara Jaemin dia berusaha untuk ga liat Haechan.
Dia juga bingung kenapa dia bertingkah seperti ini. Rasanya pengen sekali dia memeluk Haechan. Tapi sesuatu dalam dirinya menahan.
"Lo benci sama gua ya Jaem? Lo marah gue belain Jeno sama Mark? Sebenci itu lo sampai ga mau mandang gue?" - Haechan.
Haechan menggenggam tangan kiri Jaemin.
"Kita selalu nungguin lo Jaem. Apapun yang lo lakuin, lo tetap sahabat kita. Ga ada yang buang lo. Sekalipun itu Taeyong, Doyoung ataupun Jaehyun. Bahkan Jeno. Kita semua ada untuk lo." - Haechan.
Haechan meninggalkan uang di atas meja untuk membayar airnya dan Jaemin. Lalu dia pamit.
"Kalau lo ga tau harus kemana, pulang ke kita, Jaem." - Haechan.
Setelah mengucapkan itu, Haechan menancap gas ke rumah Taeyong. Membiarkan Jaemin dengan beban pikirannya.
-----(skip)-----
"Kenapa Haechan lama sekali?" soal Jeno.
"Tenang. Bentar lagi dia datang." - Jaehyun.
"Jae... Apa jangan-jangan, Jaemin di pelet sama Hyunjin?" - Taeyong.
"Ngawur lo! Lo pikir ini sinetron apa mau pake pelet segala." - Jaehyun.
"Ya kan mungkin." - Taeyong.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU & ME - Dongmark/Jaemjen
Fiksi PenggemarMain: Dongmark, Jaemjen Side : Ilyoung, Jaeyong "Di mana Mark?" - Haechan. "Gue nyerah" - Mark. "Lo ngapain di fakultas gue?" - Jaemin. "Gue lelah." - Jeno