"Enghh dimana ini"gumam seorang remaja laki-laki sambil mengerjapkan matanya pelan menyesuaikan penglihatannya yang kabur,ia terduduk mengingat kejadian yang beberapa waktu lalu terjadi menimpanya dan kakaknya.
"K-kak Lizzy dimana?"gumam remaja itu yang tak lain Gisung,Matanya berkaca-kaca dengan nafas memberat dan bibir bergetar.
Setelah kecelakaan itu,Gisung langsung jatuh pingsan.
Sekarang gisung berada di ruang rumah sakit,ia segera turun setelah mencabut infus di tangannya.
"Kak kumohon jangan ninggalin Gisung,Gisung hanya memiliki kakak,Gisung gak punya siapa-siapa lagi selain kakak"batinnya sendu,ia keluar ruangan dengan cepat berniat mencari kakaknya yang pasti di rawat di rumah sakit ini juga.
Di perjalanan Gisung melihat arka yang terduduk di lantai sambil bersandar di ruang oprasi yang tertutup.
Ia segera berlari menghampiri arka dengan wajah panik dan pucat."Di mana kakak?!!"serunya cepat sambil berjongkok di depan arka dan menekan bahu arka kuat,matanya memancarkan ketakutan yang teramat besar dan arka menyadari tatapan itu,keadaan arka sangat kacau,rambut yang berantakan serta bibir yang berdarah karena gigitannya untuk menahan tangisan,mata yang sembab,dan baju yang kotor dan berantakan.
"Kak Zy di ruang oprasi"gumamnya lirih namun masih bisa di dengar Gisung karena koridor di sana sepi.
Gisung terduduk di depan arka yang menunduk dalam diam.Gisung menatap pintu ruang oprasi dengan tatapan kosong.
"Kakak pasti baik-baik saja,aku yakin"batinnya berusaha menepis pikiran negatif yang ada.
Beberapa jam berlalu dan tidak lama dari itu pintu ruang oprasi terbuka dengan perlahan dan keluarlah dokter dan perawat lainnya yang bertugas menangani oprasi tadi.
Mata Gisung langsung mengarah pada dokter dan perawat yang keluar dari ruang oprasi,dengan tatapan cemas di mata dia menatap mereka semua dengan penuh harap.
Gisung langsung menghampiri dokter dengan cepat di ikuti arka,dengan tak sabar Gisung dan arka menanyai keadaan Lizzy."Dok.. bagaimana keadaan kakak saya?"tanya Gisung dan arka bergetar dengan mata yang sendu.
"maaf,oprasi yang di jalani sedikit berkendala,kakak anda harus menjalani oprasi kedua"*ucap dokter tersebut dengan sopan.
Mata Gisung bergetar,dengan rasa cemas yang sangat-sangat dalam.Ia terus menatap dokter dan perawat tersebut dengan tatapannya yang memancarkan kesedihan yang sangat dalam.
"A...apakah kakak saya akan baik-baik saja?"tanya Gisung dengan bergetar.
Dokter menghela nafas pelan dan berkata dengan pelan."kemungkinan besar kakak anda akan mengalami koma saat sudah di oprasi nanti"*jelas dokter tersebut dengan sopan.
Mata Gisung bergetar lagi,tapi kali ini dengan rasa panik dan takut yang mendalam.Dia mulai terduduk lemas.* "K...koma?.....Kenapa kakak saya harus koma?...apakah ia akan baik-baik saja kalau tertidur dalam waktu lama itu?!"cemasnya dengan tubuh lemas.
"Lihat saja hasilnya nanti,kami permisi dahulu,dan tolong jangan dulu masuk ke dalam ruang oprasi"ucap dokter tersebut dan pergi dari sana dengan di ikuti perawat di belakangnya.
Gisung berjalan dengan tubuh bergetar ke arah kaca oprasi yang memperlihatkan tubuh kakaknya yang terbaring lemah dengan banyaknya alat di tubuh kakaknya,hatinya terasa di remas melihat pemandangan itu,sama halnya dengan arka.. sedari tadi ia melihat bagaimana kakaknya di temukan di dekat mobil yang tadi mereka tumpangi yang sudah gosong,kemungkinan besar kakaknya meloncat keluar mobil dan terpental ke luar dengan keras.. arka sangat takut sekali melihat tubuh kakaknya yang di penuhi lumuran darah segar,di benaknya masih ingat bagaimana hancurnya pemandangan yang ia lihat,Gisung sudah pingsan sedari tadi dengan wajah yang pucat sekali.