Bab 5 | Dia (1)

165 21 2
                                    

Hari ini adalah hari rabu, tepat 10 hari setelah vio melihat postingan mantan kekasihnya dan perempuan itu. Vio sudah tampak baik-baik saja dan terlihat sudah melupakan tentang itu.

Saat ini vio dan dua sahabatnya sedang berjalan menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah mulai bernyanyi. Setibanya di kantin syila bergegas lari menuju satu meja kosong agar tidak keduluan oleh siswa yang lain.

"Awas minggir, meja pojok sana bagian gue" teriak syila sembari berlari ke arah meja yang dimaksud.

"Temen kamu tuh vi" ucap beya sambil terkekeh.

"Temen lu juga" jawab vio diikuti tawanya.

Kini mereka sudah dalam posisinya masing-masing dan sedang berdiskusi makanan apa yang akan mereka santap. Setelah cukup lama memikirkan makanan apa yang akan mereka santap akhirnya mereka sepakat untuk membeli bakmi teh yumna.

"Gue aja yang pesen, this one is on me" ucap vio kemudian berjalan menuju kedai bakmi teh yumna.

"Ibu, mau bakmi 3 ya yang satu ga pake sayur sama es teh manis 3 nanti dianter ke meja pojok sana" ucap vio sembari menunjuk meja dimana teman-temannya berada.

"Siap mba vio" ucap teh yumna.

Seusai memesan dan membayar ia segera kembali ke meja dimana temannya berada.

"Sering-sering begini ya vi" ucap syila saat vio baru saja mendudukan dirinya pada kursi.

"Bener vi, kan uang saku aku bisa buat beli tiket nonton cowokku manggung" jawab beya penuh antusias.

"Bucin banget lu sama si pol-pol itu" heran vio.

"Nyoman Paul, paul bukan pol" jawab beya sembari menekankan kata paul saat menjawab.

"Lagian abi lu kaya bey, tinggal minta abi buat undang si paul-paul itu juga bisa" sahut syila.

"Tapi beda weh, kalo nonton bareng sama yang lain lebih seru vibesnya" jawab beya.

"Yaudah gue minta bokap gue aja deh yang ngundang nanti lu bawa pasukan buat nontonnya" celetuk syila.

"Tetep beda cil, kamu ga bakal ngerti" ucap beya tak mau kalah.

Saat mereka sedang membahas kecegilan beya pesanan mereka datang. Dan akhirnya mereka menyantap bakmi itu dengan sesekali bercanda dan mendengarkan kecegilan beya. Di sela pembahasan kecegilan beya, vio berucap

"Eh kalian tadi berangkat pake apa?"

"Aku dianter abi sih vi" jawab beya.

"Gue sama supir, kenapa vi?" tanya syila.

"Pulang ke bakery mau ga? Kata bunda ada pastry baru dan kalian harus coba" jawab vio.

"Boleh, nanti kalian bareng gue aja ke sananya" sahut syila.

"Oke, gue kabarin abi dulu biar ga usah jemput" jawab beya dan segera menghubungi abinya.

***

Tiga sahabat itu sudah berada di GV bakery milik bunda vio. Ketiganya sudah asik bercengkrama sembari menikmati pastry baru di lantai 2 bakery. GV bakery memang menyediakan tempat untuk para pengunjung yang ingin dine in di lantai dua.

Lonceng berbunyi pertanda ada pengunjung yang memasuki bakery.

"Eh nova, mau nyusulin vio sama yang lain ya?" Sapa bunda saat mengetahui yang masuk ke dalam bakery adalah nova.

"Mereka ada di sini bun?" Tanya nova.

"Iya dari sepulang sekolah, katanya mau ngereview pastry baru" ucap bunda sambil tertawa.

"Oh gitu, kebetulan nova ke sini mau beli chiffon cake 2 bun kaya biasa" jawab nova.

"Yaudah biar bunda minta karyawan bunda siapin dulu ya, kamu bisa tunggu sambil liat-liat menu baru atau susulin vio sama yang lain di lantai dua" sahut bunda.

"Mba mita minta tolong chiffon 2 ya" ucap bunda kepada salah satu karyawannya.

Belum sempat nova menyusul ketiga temannya di lantai dua, terdapat suara yang menyapanya.

"Novaa" ucap beya pemilik suara itu.

"Nov, ko lu di sini?" Tanya vio.

"Iya nih, gue beli chiffon buat jenguk temen kelas gue yg sakit" jawab nova.

"Ohh gitu" jawab vio sembari menganggukan kepalanya.

"Lu mau ngereview pastry baru kok ga ngajak gue sih" kata nova dengan nada marah yang dibuat-buat.

"Maaf nih bukan mau ganggu kalian ribut, aku ke depan duluan ya abi udah nungguin. Bunda beya pulang ya, makasih buat pastry gratisnya bunda. Rasanya masyaallah enak banget" ucap beya mengintrupsi obrolan yang sedang berlangsung.

"Oh iya beya, hati-hati ya. Titip salam buat umi sama abi ya" jawab bunda.

"Ayo bey, gue anter sampe depan" ucap vio dan berjalan sembari merangkul beya.

Tak sengaja netra milik vio menatap netra seseorang, seseorang yang sedari tadi bersama nova. Vio merasa tidak asing dengan orang tersebut. Dan dengan cepat ia mengingat siapa pemilik netra yang menatapnya dingin.

Flashback on

Vio berlari meninggalkan kalana dengan air mata yang terus mengalir deras di pipinya. Ia tak tau kakinya membawa dia berlari kemana. Saat dirasa sudah lelah berlari, vio memutuskan untuk mendudukan dirinya di depan minimarket. Ia duduk disalah satu kursi yang disediakan di depan minimarket tersebut.

Vio melanjutkan aktivitas menangisnya, ia tak menyadari bahwa sejak dirinya datang ada sepasang mata yang terus mengawasinya. Vio mengusap wajahnya kasar. Kemudian ia berteriak

"BIANDRA SIALAN" teriak vio, untung saja di sana sepi.

Vio meletakkan kepalanya di atas meja dan kembali menangis. Tiba-tiba ia mendengar bahwa meja itu di ketuk. Saat vio mengangkat kepalanya, ia melihat seseorang menggunakan hoodie hitam menatapnya datar. Vio tak peduli, ia kembali meletakkan kepalanya di atas meja. Dan lagi meja itu diketuk, saat vio kembali mengangkat kepalanya orang itu masih menatapnya datar namun kali ini dia menyodorkan sebungkus tisu kepada vio. Vio mengerutkan dahinya heran.

"Barangkali butuh" ucap orang itu dingin dan berlalu meninggalkan vio seorang diri.

Flasback off


.
.
.
.
.
.

Halo semuaa!! 🙌

Gimana part kali ini??
Semoga kalian suka yaa🌼

Aku minta maaf kalau masih banyak typo di part ini yaa

Ayo dukung aku menyelesaikan tulisan ini dengan cara vote, comment dan share ke teman-teman kalian 🙌

Terimakasih sudah membaca Part Of Memories 💖

Salam hangat, vana

Part Of Memories [salma × rony]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang