Jam pulang sekolah berbunyi pertanda bahwa kegiatan belajar mengajar di SMA Merdeka telah selesai, vio tidak bergegas mengemasi barang bawaannya karena masih belum selesai mencatat materi matematika peminatan yang ada di papan tulis, sedangkan beya teman sebangkunya sedang sibuk memotret papan tulis dan beralibi bahwa dia akan menyalinnya nanti malam. Vio lebih memilih untuk menuntaskan catatannya karena dia malas jika harus menyalinnya di rumah.
Memasuki bulan kedua pada semester 2 ini, selain disibukkan dengan tugas sekolah yang tiada habisnya vio juga disibukkan dengan berbagai kegiatannya di organisasi tercintanya apa lagi kalau bukan PMR. Seperti hari ini, hari jumat di bulan februari PMR smadeka akan mengadakan latihan gabungan dengan PMR SMK Bakti. Sebenarnya latihan gabungan ini rutin diadakan tiap bulan tetapi tidak semua anggota bisa ikut kecuali pengurus inti yang wajib ikut kegiatan latihan gabungan ini, anggota yang bukan pengurus inti akan begilir mengikuti kegiatan latihan gabungan ini dan mereka mendapat jatah yang sama rata.
Saat sedang fokus mencatat suara beya terdengar mengintrupsi.
"Vi hari ini pmr ada latgab ya sama smk bakti?"
Vio menghentikan aktivitasnya dan memalingkan muka ke arah sang pemilik suara.
"Ini tanggal 14 ya, berarti iya ada latgab. Tapi gue gatau si sama sekolah mana" ujar vio.
"Aku tau dari dinda anak kelas sebelah yang ikut pmr sama osis. Dia lagi sakit loh, tapi masih sempet-sempetnya mikirin dia ga bakal bisa ikut latgab" ucap beya.
"Eh sakit apa dinda? Anak pmr belum tau loh. Lagian kalo ga bisa ikut latgab nanti juga bakal ada yang gantiin ko" jawab vio kemudian dia kembali melanjutkan kegiatan mencatatnya.
"Sakit tipes. Btw kamu udah kebagian giliran ikut latgab vi?" Tanya beya.
"Udah bulan lalu sebelum makrab" jawab vio.
"Sama..." belum sempat beya menyelesaikan kalimatnya vio sudah terlebih dahulu membuka suara.
"Lu diem bey, biar gue cepet selesai terus cepet balik"
"Hehe maaf deh" ucap beya merasa bersalah.
Tak berselang lama vio telah selesai mencatat semua materi yang ada di papan tulis, vio segera mengemasi buku dan alat tulisnya. Setelah semua sudah masuk ke dalam tas, vio bergegas bangkit dan mengajak beya pulang. Belum sempat mereka menginjakkan kakinya di luar ruang kelas, keduanya sudah dapat mendengar suara teman mereka sang idola sekolah, syila.
"Beyaa, vioo yukk balik" teriak syila.
"Anjir berisik banget lu" protes seseorang yang berada di samping syila. Syila datang tidak sendirian melainkan dengan seorang gadis muda yang usianya 1 tahun lebih tua dari mereka semua. Itu artinya orang yang datang bersama syila kini tengah duduk di bangku kelas 11 sekolah menengah atas.
"Hehe maap ka, oiya vi ini lu dicariin kak sarah" ujar syila.
"Kenapa kak?" Tanya vio, lantaran kakak kelasnya yang menjabat sebagai ketua PMR ini mencarinya.
"Ini mau minta tolong kalo lu gantiin dinda buat latgab hari ini bisa ga?" Ucap sarah.
"Vio mah bisa banget kak" ujar beya.
"Diem lu, yang ditanyain gue" kesal vio.
"Gimana vi?" Tanya sarah kembali memastikan.
"Bisa banget kak, jam 4 kan?" Jawab vio tanpa pikir panjang, vio selalu bersemangat dan akan selalu bisa jika berurusan dengan kegiatan PMR.
"Iya jam 4, di lapangan basket utama smk bakti ya vi. Kita nanti pake rompi yang merah bukan pdh jadi nanti tinggal pake seragam kita ini dan dipakein rompi aja" jawab sarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Part Of Memories [salma × rony]
Teen FictionViona Azzahra gadis muda yang akrab dipanggil Vio ini keluar dari SMA Merdeka seusai ia mengikuti outbound PMR dengan dalih untuk mempererat rasa kekeluargaan para anggotanya. Ia merupakan gadis cerewet, supel dan putri bungsu keluarga Raharja. Nahe...