Bab 12 | Gramed

154 18 1
                                    

Sabtu sore tepat pukul 16.00 waktu Indonesia bagian barat hendra menuruni motornya setelah berhasil terparkir bersama dengan motor pengunjung GV bakery lainnya di area parkir yang telah disediakan. Hendra cukup bingung bagaimana cara dia menghubungi gadis yang akan menemaninya mencari novel bahwa dia telah tiba di bakery. Bagaimana ia tidak bingung, dirinya dengan vio hanya bertemu sesekali dan tidak bertukar nomor. Tiba-tiba terlintas satu nama dalam pikirannya, dengan gerakan santai ia segera menghubungi orang tersebut.

"Haloo, kenapa ndra" ucap orang itu saat panggilan terhubung.

"Nov, bagi nomer vio" ujar hendra tanpa basa-basi.

"Hah buat apaan, vio ga ngizinin gue ngasih nomer dia ke sembarang orang. Lagian lu mau pdkt usaha dikit kek jangan pake power ordal" omel nova.

"Gue ada janji sama dia" sahut hendra.

"Serius? Ternyata lu udah sejauh ini ndra sama sahabat gue" ucap nova.

"Arah lu kemana" ujar hendra.

"Tinggal bilang pdkt apa susahnya sih, malah gengsi nanya arah gue kemana" jawab nova.

"Gue ga pdkt" sahut hendra

"Gi pidikiti, makan noh gengsi" ledek nova.

"Nov" ucap hendra jengah.

"Lu samperin ke bakery aja, jam segini kalo gada janji main sama gue atau dua cecurut yang lain dia selalu di bakery" saran nova.

"Udah" jawab hendra.

"Hah, ya terus ngapain telpon gue bego. Lu tinggal masuk aja bilang kalo nyari viona ke karyawan yang ada. Dah gue sibuk, selamat ngedate nyet"

tut tut tut

"Anjing, nova ga guna jadi ordal" umpat hendra setelah dirinya mendengar bahwa sambungan telepon terputus.

Setelah memasukan ponselnya ke dalam saku hendra melenggang menuju bakery, dia memutuskan untuk mengikuti saran nova karena tidak ada cara lain.

Kringggg

Lonceng berbunyi, pertanda ada orang yang memasuki area bakery.

"Selamat datang di gv bakery, cari kue apa kak?" sambut salah satu karyawan yang ada di sana.

"Viona" jawabnya.

"Maaf, gimana kak?" Tanya karyawan dengan bingung.

"Viona ada? Gue temennya" sahut hendra.

"Ah kakak temannya mba viona ya, baik sebentar saya panggilkan dulu di ruangan ibu" ucap karyawan dan pergi menuju lantai atas.

Sembari menunggu kedatangan vio, hendra melihat-lihat beberapa pastry dan aneka kue yang ada di sana. Matanya tertuju pada satu display yang berisikan berbagai macam muffin cantik, dirinya teringat akan mamanya saat melihat muffin itu.

"Lu mau gue bungkusin muffin ndra?" Suara vio yang sukses membuat hendra terkejut.

"Kaget gue" ucap hendra.

"Maaf, lagian lu fokus banget liatin muffinnya sampe gatau kalo gue udah dari tadi di samping lu" jawab vio.

"Sorry" sahut hendra.

"Lagian lu kenapa segitunya banget liatin muffin, inget seseorang ya" tanya vio.

"Nyokap suka muffin" ujar hendra.

"Ohh gitu, yaudah yuk nanti keburu kesorean" jawab vio.

Vio beserta hendra berjalan menuju display yang berisikan donat dengan bermacam glaze dimana bundanya tengah berada.

Part Of Memories [salma × rony]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang