Bab 1 | Orang Lama

252 20 0
                                    

Hari Minggu yang melelahkan bagi vio, gadis itu memasuki kamarnya dengan langkah gontai, ia melempar asal tasnya dan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah selesai dengan ritual membersihkan diri, Vio membaringkan diri di kasur tercinta yang sudah 2 hari ia tinggal. Tak lupa ia juga turut membawa hpnya dan mulai berselancar di media sosial. Saat sedang asyik berselancar pada platform instagram ia dibuat gagal fokus dengan salah satu unggahan dari akun yang amat ia kenali. Akun itu adalah akun mantan kekasihnya, Biandra Syahreza atau biasa dipanggil Bian. Dalam unggahan tersebut Bian memamerkan kemesraannya dengan perempuan lain.

Bak disambar petir disiang bolong, hati Vio terasa amat sakit. Dadanya begitu sesak melihat postingan tersebut dan tak terasa bulir-bulir air mata mulai membasahi pipinya.

Semakin lama bulir air mata itu semakin deras, Viona Azzahra menangisi mantan kekasihnya. Ia terkejut dan tak habis pikir bahwa mantan kekasihnya akan secepat itu mengunggah kebersamaannya dengan perempuan lain. Vio merasa bahwa dunia tidak adil, mengapa hanya dia yang merasakan sakit hati sedangkan mantan kekasihnya itu mampu tertawa lepas tanpa merasakan sakit hati.

Disela kegiatan menangisnya, beribu pertanyaan mulai memenuhi isi kepala Vio.

"Aku salah apa sama kamu Bian?"

"Aku kurang apa Bian?"

"Aku kurang baik ya?"

"Atau aku kurang cantik?"

"Kenapa kamu bisa secepat itu dapet pengganti aku?"

Monolog Vio disela tangisnya.

Disaat tangis Vio semakin pecah, dering ponsel pertanda pesan masuk terus berbunyi.

_______________________________________________

Samyang

Nopaa : Vio, udah di rumah belum?

Bebeyaa : Harusnya udah nop, tadi aku lihat dia di gerbang sekolah.

Nopaa : Viii, bales dongg.

Syilala : Kenapa nop, ada perlu apa sama Vio?

Nopaa : Kepo deh lu syil.

Vio : Hai, guys.

Vio : Bisa ke rumah gue ga.

Bebeya : Kenapa vii? Bunda ayah ga di rumah?

Vio : Gue perlu ditemenin.

Vio : Pliss.

Syilala : Okeng, gue otw sama Nopa ya.

Syilala : Siap-siap nop.

Nopaa : Okee, hati-hati lu syil.

Syilala : Lu mau sekalian ga bey?

Bebeya : Ga usah syil, kebetulan aku lagi diluar sama abi. Aku langsung ke rumah Vio aja kita ketemu di sana.

_______________________________________________

Orang pertama yang tiba di rumah Vio adalah Beya. Kedatangan Beya disambut hangat oleh bunda yang sedang merajut di teras.

"Assalamualaikum bunda, gimana kabarnya bun?" Sapa Beya sembari menyalimi tangan bunda.

"Waalaikumsalam, bunda sehat nak. Beya bagaimana kabarnya?" Jawab bunda.

"Seperti yang bunda liat, Beya juga sehat. Oh iya bun, Vio dimana?" Tanya Beya.

"Vio ada di kamar, dia baru aja pulang outbound mungkin sekarang masih istirahat. Kamu langsung masuk ke kamarnya aja nak." Ucap bunda kepada beya.

"Ya udah bun, Beya izin masuk ya. Permisi." Pamit Beya kepada bunda sebelum dia melenggang masuk ke dalam rumah bernuansa putih itu dan menuju ke kamar Vio di lantai 2.

Setibanya di depan kamar Vio, Beya mengetuk pintu sebanyak tiga kali. Namu sayangnya suara ketukan itu tidak membuahkan hasil, pintu kamar Vio masih tertutup rapat. Beya kembali mengetuknya lebih keras, dan hasilnya tetap nihil Vio belum juga membukakan pintu untuknya. Diketuknya lagi pintu kamar milik Vio, kali ini Beya sembari berkata.

"Vio, ini Beya. Tolong buka pintunya."

Tak memerlukan waktu yang lama perlahan pintu kamar milik Vio terbuka, dan terlihatlah Vio dengan keadaan yang cukup kacau. Mata sembab, hidung memerah, rambut berantakan dan terdapat sisa air mata di pelupuk matanya.

Beya mengerutkan dahinya, tanda bahwa dia heran apa yang terjadi pada sahabatnya. Namun tanpa bertanya apapun Beya langsung menarik Vio kedalam pelukannya. Beya mengusap punggung gadis yang berada dalam pelukannya saat isakan mulai terdengar.

Cukup lama mereka ada pada posisi itu. Saat Vio sudah mulai tenang dia mengajak Beya untuk masuk ke dalam kamarnya.

"Bey, maaf ya lu pasti bingung" ucap Vio dengan suara seraknya.

"Kenapa Vi?" Tanya Beya mulai mengintrogasi.

Tanpa menjawab apapun, Vio hanya menunjukkan ponselnya kepada Beya dan begitu melihat foto yang terdapat dalam ponsel itu Beya paham apa alasan Vio menangis.

Bahu Vio mulai bergetar yang menandakan dia mulai kembali menangis. Beya membawa tubuh sahabatnya itu kedalam pelukannya. Semakin lama tangisan Vio terdengar sangat memilukan hal itu membuat hati Beya ikut teriris. Disaat dirasa Vio mulai tenang Beya melepaskan pelukannya dan memegang kedua lengan milik sahabatnya.

"Vi liat aku. Percaya sama aku, kamu bakal dapet pengganti yang jauh lebih baik dari Bian" tutur Beya penuh ketulusan.

Vio hanya mengangguk dan memaksakan senyum pertanda bahwa dia mendengarkan Beya.

Tak berselang lama Nova dan Syila tiba di kamar Vio. Beya menceritakan dengan detail yang baru saja terjadi dan apa alasan yang membuat Vio menangis. Tentu saja saat mendengar cerita itu hati keduanya ikut sakit. Dan akhirnya mereka mencoba untuk menghibur sahabatnya yang sedang patah hati itu agar senyum cantik kembali terbit di bibirnya.




.
.
.
.

Halo semuaa!! 🙌

Gimana part kali ini??
Semoga kalian suka yaa🌼

Aku minta maaf kalau masih banyak typo di part ini yaa

Ayo dukung aku menyelesaikan tulisan ini dengan cara vote, comment dan share ke teman-teman kalian 🙌

Terimakasih sudah membaca Part Of Memories 💖

Salam hangat, vana

Part Of Memories [salma × rony]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang