Bab 6 | Dia (2)

140 25 0
                                    

Nova dan juga hendra sudah berada di ruang bercat serba putih dimana bagas teman mereka dirawat. Nova meletakkan bawaan mereka di atas nakas samping ranjang tempat bagas sedang berbaring.

"Bawa apaan lu nop" tanya bagas antusias sembari mendudukan dirinya.

"Giliran gini aja semangat lu, tadi pas kita baru masuk lemes banget nyambutnya" jawab nova.

"Anjay bawa chiffon dari gv bakery nih" ucap eigar yang sedari tadi menemani bagas di rumah sakit.

"Seriusan dari gv bakery? Lu tau aja mana yang enak nov" suara bagas kembali terdengar dengan lebih antusias.

"Yoi, kebetulan ownernya nyokap besti gue" jawab nova dengan sombong.

"Serius lu? Gue ga percaya, paling juga lu nipu" jawab bagas.

"Serius gue, tadi aja gue ketemu ownernya. Iya kan ndra?" tanya nova kepada hendra. Yang ditanya hanya menganggukan kepalanya.

"Gue mau dong nov temenan sama besti lu, pasti lu sering dapet gratisan kan?" ucap bagas.

"Kapan-kapan gue kenalin ya. Ngomong-ngomong gratisan nih gue baru dikasih pastry terbarunya free." pamer nova sembari mengangkat paperbag yang berisi pastry terbaru dari gv bakery.

"Ko bisa dapet pastry terbaru tanpa war sih nov" heran bagas.

"Soalnya tadi temen gue yang lain lagi ngereview langsung di sana dan gue ga bisa join makanya gue dibungkusin biar gue tetep bisa ngasih review gue" jelas nova panjang.

"Nov bagi lah, menu terbaru biasanya cepet abis di sana" sahut eigar.

"Ogah, lu minta aja sama hendra. Dia juga dapet noh" jawab nova dan menunjuk paperbag yang ditenteng oleh hendra.

"Ini buat nyokap" ucap hendra dan menyembunyikan paperbag itu di belakang tubuhnya.

"Pelit banget lu berdua, gapapa gas besok gue bawain pastry terbaru dari gv bakery" ucap eigar dan menepuk pundak bagas.

Saat keempat manusia itu sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing suara hendra memecah kesunyian yang ada.

"Eh nov"

"Apaan" sahut nova tanpa memalingkan fokus dari ponselnya.

"Itu tadi temen lu?" Tanya hendra.

"Yang mana?" Tanya nova dan langsung mengalihkan pandangannya ke hendra. Belum sempat hendra menjawab nova kembali berucap.

"Oh yang dibakery, iya mereka temen gue"

"Her name?" Tanya hendra lagi.

"Beya sama vio" jawab nova dan semakin menatap hendra dengan penuh selidik.

"The one with the glasses, which one?" ucap hendra.

"Oh vio, kenapa? Lu suka ya sama vio?" Selidik nova.

"Gapapa" sahut hendra.

Kemudian ponsel nova berdering tanda ada pesan masuk.

"Eh guys, gue pulang dulu ya. Abang gue udah di depan" pamit nova kepada tiga teman laki-lakinya itu.

"Gas lu cepet sembuh ya, nanti kalo udah sembuh gue kenalin ke si vio anaknya owner gv bakery" ucap nova yang bergegas keluar dari ruangan bercat putih itu.

***

Hendra melajukan motornya dengan kecepatan yang tidak begitu cepat, ia sedang diperjalanan menuju ke rumahnya. Rasanya malas sekali pulang ke rumah karena hari ini papanya pasti berada di rumah setelah 5 hari melakukan business trip ke negara tetangga. Hendra memberhentikan motornya di salah satu minimarket untuk membeli beberapa titipan mamanya.

Tak sengaja netranya menangkap gadis yang siang tadi ia temui, gadis itu tampak sedang gusar dan berbincang dengan kasir. Karena semua titipan sudah ada di keranjang ia berjalan menuju kasir.

"Mba beneran deh ini hp saya buat jaminan" ucap gadis itu.

"Aduh maaf kak ga bisa" jawab kasir tersebut.

"Saya telepon bunda dulu deh mba" jawab gadis itu sembari terus mencoba menghubungi bundanya.

"Duh bunda ko ga angkat si, tumben banget deh" monolog gadis itu sembari menggigit kukunya.

"Mba, beneran deh saya ambil dompet dulu itu rumah saya di komplek sebrang" ucap gadis itu dengan suara yang sedikit bergetar.

"Maaf ga bisa kak" jawab sang kasir.

"Yaudah saya ga jadi beli deh mba, barangnya saya kembaliin" ucap gadis itu frustasi.

"Maaf kak barang yang sudah ada di kasir juga tidak dapat dikembalikan" ucap kasir itu.

"Duh gue bego banget si, bisa-bisanya lupa ga bawa dompet mana di hp yang ini ga ada e-money sama sekali" ucap lirih gadis itu yang masih dapat di dengar oleh hendra.

"Mba biar saya aja yang bayar, sekalian sama belanjaan saya" ucap hendra.

Mendengar hal itu tentu membuat si gadis melototkan matanya.

"Daripada lu di sini gatau sampe kapan" ucap hendra dingin sebelum gadis itu membuka suaranya.

Setelah selesai dengan masalah perkasiran kini mereka berdua sudah berada di depan motor hendra.

"Thanks ya, sumpah gue malu banget. Mana nomer rekening lu biar nanti gue tf" ucap gadis itu.

Saat menyadari siapa orang yang menolongnya gadis itu langsung diam seribu bahasa.

"Kenapa?" Heran hendra.

"Lu orang yang tadi bareng nova di bakery kan? Dan lu juga orang yang gada angin gada hujan tetiba ngasih gue tisu waktu gue nangis di depan minimarket beberapa minggu lalu? Lu kok ada dimana-mana sih. Dan yang paling penting kenapa lu ada di tiap momen buruk gue" ucap vio panjang lebar.

Hendra tidak menjawab, ia justru menaiki motor dan memakai helm full face miliknya dan bersiap meninggalkan minimarket itu. Sebelum melajukan motornya hendra berucap dengan suara yang cukup keras

"Nice to meet you, Vio"

Setelah mengucapkan kalimat itu hendra melajukan motornya, meninggalkan vio yang mematung di tempat.



.
.
.
.
.
.

Halo semuaa!! 🙌

Gimana part kali ini??
Semoga kalian suka yaa🌼

Aku minta maaf kalau masih banyak typo di part ini yaa

Ayo dukung aku menyelesaikan tulisan ini dengan cara vote, comment dan share ke teman-teman kalian 🙌

Terimakasih sudah membaca Part Of Memories 💖

Salam hangat, vana

Part Of Memories [salma × rony]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang