[4] Riji atau Agil!

998 62 8
                                    

PLAK

BUG

"sshh..sakit.."

Ditengah kerumunan itu ada 1 lelaki kecil yang sedang disiksa oleh mereka yang sedang mengerumuninya.

Sadisnya itu berlanjut selama 1 jam dan tidak ada satupun yang membantunya, jika ada pun orang tersebut akan ikut dibully bersama dengan lelaki kecil itu.

"Stoph, AKKHH!"

Pukulan terakhir itu berhasil menumbangkan dirinya.

Jahat sekali, disaat dia sudah tumbang orang-orang itu masih dapat menyiramnya kemudian menyembunyikannya.












...























DUG

DUG

BRAK!

Suara dokbrakan pintu terdengar, samar-samar terlihat lelaki yang baru saja berhasil membuka pintu tersebut.

'siapa orang ini?.' batinnya

"Mako?! kamu gapapa??"

Benar orang yang sedang tergeletak di lantai itu adalah Mako, Makoto Takuma.

"Kenapa bisa gini??"

Mako pikir orang itu sedang khawatir, dari cara bicaranya. Matanya masih belum dapat melihat dengan jelas.

"siapa?.."

"Agil! aku Agil.."































"Mako.. MAKOTO TAKUMA?!!"

"e-eh iya kenapa ??"

beruntung itu semua hanyalah kisah masa lalu Makoto, masa lalu yang tidak ingin dia alami lagi. semuanya terlihat kejam, gelap, menyakitkan, dan.. sendirian adalah hal yang paling menyakitkan.

"maaf Rin, gua kayanya kurang tidur deh"

"makanya jangan kebanyakan nonton anime" Garin, dia sebenarnya memang anak yang baik namun mungkin perkataannya terkadang spontan dan kurang enak didengar.

"makasih ya, lu selalu ingetin gua"

"apaansi, kita kan sahabat dari kecil jangan gitulah" Garin menganggap Makoto sebagai saudaranya sendiri.

"oh ya, nanti pulang sekolah main ke rumah gua"

"jangan deh Rin, gua udah kebanyakan ngerepotin keluarga lu" Makoto sering kali mampir, tapi dia merasa sangat merepotkan jika terlalu sering kesana walaupun orang-orang disana tidak keberatan dengan itu.

"mereka ga keberatan dengan keberadaan lu Mako"

"enak ya punya keluarga sepertimu" lirih Mako, dia benar-benar iri dengan kehidupan Garin yang mempunyai keluarga sangat bahagia dan orang tuanya sangat menyayanginya.

"Mako.. aku sudah menganggap mu sebagai saudaraku jadi.. keluargaku adalah keluargamu juga" Garin tersenyum sambil menepuk pundak Makoto.

"kamu memang teman terbaikku"

...

"omong-omong, kemarin aku melihat ka Agil sedang bersamamu. membahas apa?" garin menyeruput teh hangatnya.

"oh itu.." saat Garin mengganti topiknya wajah Makoto seketika Semerah tomat.

"ahahahahah! aku sudah tau, sekarang lihatlah wajahmu" Garin menggoda

Tokyo Noir Familia [Seri 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang